Wednesday, 24 October 2007
MENINGKATNYA harga tanaman hias jenis anthorium gelombang cinta dapat membuat seseorang berbuat nekat melakukan aksi pencurian. Ini dilakukan Tantowi (25), warga Desa Mengandungsari, Kecamatan Sekampungudik, yang nekat mencuri sebatang anthorium gelombang cinta milik Dedy Juanda (27), tetangganya sendiri. Modusnya, tersangka mengambil tanaman seharga Rp2 juta tersebut berikutnya potnya yang berada di teras depan rumah korban pukul 21.30 WIB, Minggu (21/10) lalu.
Rencananya, tanaman hias hasil curian itu akan dijual oleh tersangka dengan harga Rp3 juta. Namun sebelum niatnya kesampaian, tersangka berhasil dibekuk jajaran Polsek Sekampungudik pukul 04.00 WIB kemarin. ”Saat ini tersangka dan barang bukti masih kami amankan di mapolsek guna pengembangan penyidikan lebih lanjut,” terang Kapolsek Sekampungudik AKP Junaidi mendampingi Kapolres Lamtim AKBP Dedy Jumadi.
Sehari sebelumnya, jajaran Polsek Batanghari, Lampung Timur, mengamankan Eka Lestriyono (18). Warga Desa Nampirejo, Kecamatan Batanghari ini disangka sebagai pelaku pencurian di rumah Eko Mulyono (24), tetangganya sendiri.
Kapolsek Batanghari Iptu M. Reza menjelaskan, tersangka masuk ke rumah korban dengan cara memanjat dinding pagar, kemudian mendobrak pintu depan pada pukul 07.30 WIB, Sabtu (13/10) lalu. Saat itu, korban dan keluarganya masih berada di masjid untuk mengikuti salat Idul Fitri. Setelah berhasil, pelaku langsung mengambil sebuah telepon genggam merek LG KG 200, uang tunai Rp1,5 juta, dan sebuah STNK sepeda motor. (dwi p.)
http://radarlampung.co.id/web/index.php?option=com_content&task=view&id=14353&Itemid=34
30 November 2007
Lampung : Pencuri Gelombang Cinta Dibekuk
Diposting oleh
SJR
di
Jumat, November 30, 2007
0
komentar
Pencuri gelombang cinta, dimassa
Rabu, 21 November 2007
PEKALONGAN - Gara-gara ketika berada di kompleks perumahan Gama Asri ulahnya mencurigakan, Fahturrosyak (19) warga Sugih Waras, Kecamatan Pekalongan barat, Kota Pekalongan dimassa hingga babak belur, Selasa (20/11). Saat dibekuk warga, tersangka akan mengambil bunga gelombang cinta. Namun naas, niatnya belum kesampaian sudah tercium warga sekitar.
Menurut keterangan, warga curiga dengan tersangka yang mondar-mandir beberapa kali di kompleks perumahan itu. Warga yang sudah mencurigai tersangka kemudian menyergap dan bogem mentah pun sempat beberapa kali di arahkan ke tubuh tersangka.
Kapolsekta Pekalongan Barat AKP Sumarjo SH, membenarkan peristiwa tersebut. Sebelumnya petugas kesulitan menemukan rumah para korban. Karena ketika diperiksa, tersangka selalu berkelit dan mengatakan lupa.
Petugas terpaksa, membawa tersangka dalam kondisi tangan diborgol dan menyusuri lokasi perumahan yang dinilai sebagai korban. Karena lokasi korban tidak diakui tersangka, membuat warga sekitar berdatangan. “Setelah didesak, tersangka mengaku melakukan pencurian bunga di rumah Andi serta Isnofa,” katanya. K.28-bg
http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=13242&Itemid=34
Diposting oleh
SJR
di
Jumat, November 30, 2007
0
komentar
Pencuri 'Gelombang Cinta' Tewas Menabrak Truck Pabrik
Kapanlagi.com - Dua dari tiga pencuri bunga 'Gelombang Cinta' tewas, setelah menabrak truk yang yang sedang masuk pabrik baja di PT Ispat Indo Desa Kedungturi Kecamatan Taman, Sidoarjo. Kapolsek Taman AKP Sumariyadi dikonfirmasi Kamis (29/11) membenarkan adanya dua pencuri yang tewas saat mereka pulang dari mencuri bunga di kawasan Bendul Merisi, Surabaya.
Kedua pelaku yang tewas itu, yakni Syaiful (25), tinggal di Desa Simowau, Kecamatan Taman dan Anwari (20), asal Desa Ngelom, Megarih, Sidoarjo, sedangkan Moch Febrian Risky (19), tinggal di Jl.Raya Wonocolo Gang II, Kecamatan Taman selamat dan langsung diamankan di Mapolsek Taman.
Motor Yamaha Vega nopol W-3206-NY yang dikendarai ketiga pelaku dan didapat dari hasil pinjaman, mengalami rusak berat. Barang bukti itu kini, diamankan di Mapolsek Taman.
Nopol di plat motor W-3206-NY tersebut ternyata tidak sesuai dengan STNK yang tertulis nopol W-2214-PY. Sementara truk nopol W-7646-KA bersama pengemudinya, Bambang Supanji (29), asal Desa Jenengan RT 02 RW 01, Kecamatan Kwadungan, Ngawi diamankan di Mapolres Sidoarjo.
Tersangka Moch Febrian Risky mengemukakan, yang menjadi otak pencurian bunga itu adalah Syaiful. Mereka mencuri pada Rabu (28/11) sekitar 22.00 WIB dengan meminjam motor ke Roby, temannya yang tinggal di kawasan Desa Kedungturi, Kecamatan Taman. Kemudian, ia memboceng Syaiful dan Anwari ke perumahan Bendul Merisi, Surabaya.
Saat itu yang mencuri bunga Gelombang Cinta itu adalah Syaiful dengan dimasukkan ke dua karung goni. Berhasil mencuri bunga itu, mereka bertiga kembali ke Desa Kedungturi, dengan maksud untuk mengembalikan motornya dengan posisinya di depan Moch Febrian Risky, di tengah Syaiful dan di belakang Anwari.
Untuk mencapai ke rumah Roby, para tersangka melaju cepat melewati depan PT Ispat Indo Desa Kedungturi. Karena suasana gelap, tersangka Moch. Febrian Risky sebagai jokinya, tidak tahu jika ada truk yang keluar dari PT Ispat Indo untuk menyeberang ke barat. Akibatnya, motornya menabrak truk tersebut.
"Usai menabrak truk, dua teman saya tergeletak dengan posisi berjajar. Kedua tubuhnya saya goyang-goyang dan tak ada tanda-tanda kehidupan, oleh warga kemudian diangkut ke RS Siti Khotijah dan hingga kini saya tidak tahu nasibnya," kata Moch Febrian Risky. (kpl/dar) http://www.kapanlagi.com/h/0000202057.html
Diposting oleh
SJR
di
Jumat, November 30, 2007
0
komentar
Kawanan Pencuri 'Gelombang Cinta' Milik Walikota Jakpus Dibekuk
Kapanlagi.com - Tujuh kawanan pencuri bunga anthurium jenis Gelombang Cinta yang beraksi di rumah dinas Walikota Jakarta Pusat, Muhayat, ditangkap tim Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Ketujuh tersangka yang kini ditahan di Mapolda Metro Jaya itu tertangkap di dua tempat berbeda, yakni di Depok, Jawa Barat dan Jakarta Selatan, kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Carlo Tewu di Jakarta, Selasa (27/11).
Ia mengatakan, dari tangan tersangka Eh, Ad, SI, Sw, Gh, Hn dan Mr polisi menyita lima pohon anthurium gelombang cinta yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah.
"Mereka ditangkap di dua lokasi berbeda yakni di Cirende, Sawangan, Depok dan Jl Pinang, Jakarta Selatan," katanya.
Polisi masih memburu sejumlah tersangka lain yang diduga terlibat dalam pencurian bunga yang akhir-akhir ini nilainya dapat mencapai ratusan juta rupiah per pohon.
Kawanan pencuri ini ternyata beberapa kali terlibat pencurian bunga yang mahal harganya di Jakarta, katanya.
"Saat ditangkap, para tersangka usai melakukan aksi pencurian bunga di daerah Kebun Jeruk, Jakarta Barat dan di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan," tambahnya.
Saat beraksi, mereka menggunakan mobil dan memanfaatkan kelengahan pemilik tanaman. (kpl/dar)
Diposting oleh
SJR
di
Jumat, November 30, 2007
0
komentar
28 November 2007
Booming, Anthorium Sasaran Maling
Malang-Surya - Kasus pencurian bunga yang harganya ratusan juta di Malang Raya tak kunjung reda. Setiap hari selalu ada orang yang datang ke kantor polisi untuk melaporkan, kasus pencurian bunga di rumahnya. Apalagi, menjelang Lebaran, pencurian bunga itu makin marak
Pencuri tampaknya selalu punya peluang untuk mengembat bunga maupun tanaman hias bernilai jual tinggi. Mulai bunga yang kini lagi booming yaitu Anthorium Jenmanii, Gelombang cinta, Agloenema, dan Pride Sumatera (Sri Rejeki), selalu menjadi sasaran pencuri, meski telah disimpan pemiliknya di tempat yang aman. Data di Polresta Malang, sejak dua bulan ini terjadi kasus pencurian bunga sebanyak 20 perkara dengan nilai kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Terkesan, pelakunya punya seribu cara untuk mencuri bunga kelas impor itu. Pemilik bunga seperti itu bukan orang sembarangan atau kelas ekonominya menengah ke bawah, melainkan berasal dari kalangan berduit. Sebab, tak sembarangan orang berani merogoh koceknya ratusan juta, hanya demi mendapatkan satu pot bunga.
Mengapa bunga jadi incaran penjahat? Mungkin salah satu pertimbangan penjahat, selain sekarang ini masyarakat sedang `gila` bunga, pertimbangan lain mencuri bunga lebih aman dan cepat mendatangkan uang dibanding mencuri sepeda motor.
Sepeda motor bodong hasil jarahan paling mahal laku sekitar Rp 2 juta. Namun kalau menjual bunga--entah hasil curian atau tidak--seperti Jenmanii Cobra dengan panjang daun sekitar 1 meter bisa laku minimal Rp 200 juta. Bahkan, jika semua daun bunga itu kompak, maka bisa laku lebih mahal lagi.
Seperti dialami seorang pejabat di Pemkab Malang, Bt, 50, warga Kota Malang. Sampai kini dia belum bisa melupakan musibah yang dialami pada seminggu lalu, yakni bunga gelombang cinta senilai Rp 18 juta dan Jenmanii seharga Rp 50 juta, yang baru dibeli dua minggu, hilang dijarah maling.
Dua bunga itu ditaruh di teras rumahnya. Korban nekat tak memasukkan bunganya ke dalam rumah karena percaya diri. Apalagi, rumahnya sudah dipagar rapat. "Akibat kejadian itu, kini semua bunga koleksi saya masukkan ke rumah," tuturnya, Minggu (23/9).
Hal senada dialami pejabat Pemkot Batu, Tl, 49, warga Jl Bandungan Sigura-gura, Kota Malang. Seminggu lalu, bunga gelombang cinta senilai Rp 50 juta, hilang di terasnya. Korban percaya diri menaruh bunga yang lagi jadi incaran penjahat di teras rumah karena pagar rumahnya sudah rapat. Bahkan, saking rapat pagar yang menutup terasnya, burung merpati saja tak akan bisa masuk.
Tl merasa heran maling beraksi di rumahnya. Dia nggak habis pikir, pencuri itu lewat mana, sebab mulai pagar bawah sampai teras atas sudah diteralis dengan besi sebesar jari orang dewasa dengan lubang sangat kecil. ”Mungkin saja, pelaku mengambil bunga yang ada di teras rumah saya itu, dengan cara dibantol, kemudian ditarik bunganya saja, sementara potnya ditinggal," tutur korban.
Pencurian bunga ini tak hanya marak di Kota Malang, melainkan juga terjadi juga di Kabupaten Malang dan Kota Batu. Untuk Kabupaten Malang, wilayah yang sering jadi sasaran pencuri bunga, di antaranya, Kecamatan Karang Ploso, Singosari, Lawang, Pakis. Untuk di Malang Selatan, di Kecamatan Gondanglegi dan Kepanjen.
Seorang anggota DPRD asal Kecamatan Gondanglegi, Pa, 52, juga baru saja kedatangan tamu tak diundang. Bunga gelombang cinta yang ditaruh di teras rumahnya hilang dijarah maling. Dengan kejadian itu, kini semua bunga koleksinya dimasukkan ke dalam rumahnya. "Nilai kerugiannya sih tak seberapa. Namun, bunga itu merupakan koleksi dan sekaligus kesayangan saya dan istri,” jelas Pa.
Mengoleksi bunga seperti gelombang cinta, Jenmanii, dan Pride Sumatera, mempunyai nilai dan kebanggaan tersendiri. "Biasanya kalau usai salat Subuh, saya merawatnya sambil memandangi bunga. Dengan begitu, pikiran ini langsung fresh," tuturnya.st12/st25/st26
http://www.surya.co.id/web/index.php?option=com_content&task=view&id=21419&Itemid=35
Tips Aman Punya Bunga Mahal
----------------------------------------------
1. Meski rumah berpagar rapat, jangan menaruh bunga di teras atau depan rumah karena bisa memancing niat
jahat pelaku.
2. Baik siang atau malam hari, simpan bunga berkelas di dalam rumah.
3. Jangan memberi tahu siapapun, kalau punya bunga bagus, seperti Jenmanii, gelombang cinta, atau lainnya.
4. Jika bunga itu akan dijual dan sudah ditawar seseorang tak kenal, namun belum cocok harganya, cepat disimpan
di tempat aman. Sebab, menawar seperti itu merupakan modus pencuri untuk mengecek kondisi bunga. Apabila
bunga itu bagus, pencuri tinggal menunggu waktu beraksi saja.
Diposting oleh
SJR
di
Rabu, November 28, 2007
0
komentar
Komplotan Pencuri Tanaman Hias Dibekuk
Joko Wahyono, Tri Hartono alias Ali, Ujiono alias Tonggeng, dan Kasbiyanto beraksi di wilayah Karanganyar dan Boyolali. Dalam semalam, mereka bisa menggondol tak kurang dari 30 tanaman hias anthurium jenis jenmani dan gelombang cinta yang harganya lebih dari Rp 5 juta per buah.
Sebelum masuk ke pekarangan korban, pelaku pencurian ini biasanya lebih dulu memotong pagar kawat dan langsung mencabut tanaman hias dari potnya. Adapun terungkapnya komplotan ini berawal dari laporan korban, Suwardi asal Boyolali dan Achmad asal Karanganyar.
Menurut Joko Wahyono, ada tiga orang lagi yang terlibat yaitu Dedi, Kampret dan Hendro. Namun mereka lebih dulu kabur saat digerebek petugas. Selain sejumlah tanaman hias yang belum sempat dijual, petugas menyita mobil digunakan para pelaku dalam beraksi.(JUM/Wiwik Susilo) http://liputan6.com/buser/?id=150373
Diposting oleh
SJR
di
Rabu, November 28, 2007
0
komentar
Pencuri Anthurium Tewas Dihajar Massa
Yds (23) Warga Panembahan Kraton, Senin (12/11) dini hari sekitar pukul 02.00 mengalami nasib naas. Gara-gara mencuri tanaman hias jenis anthurium di wilayah Ngrukeman Tamantirto Kasihan Bantul, bujangan itu dihajar massa hingga tewas. Sementara rekannya, Mln (27) warga Serangan Ngampilan babak belur dan kini diamankan kepolisian.
Sejak Minggu malam Yds bersama rekannya Mln berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Fit Nopol AB 4375 US mencari sasaran pencurian. Sampai di pedukuhan Ngrukeman mereka mendapatkan rumah milik Lukman Khusadi (49) seorang perwira menengah TNI AD. Mengetahui banyak jenis tanaman hias yang mahal harganya ada di rumah itu, termasuk jenis anthurium, kedua lelaki itu lalu memasuki halaman rumah sasaran dengan cara memanjat pagar. Mereka lalu mencabuti 17 jenis tanaman anthurium dan beberapa keladi batik. Setelah memperoleh tanaman hias yang seluruhnya senilai Rp 9 juta itu, mereka siap membawa kabur. Ketika akan kabur, aksinya itu diketahui salah seorang keluarga pemilik rumah. Lewat SMS, pemilik rumah itu menghubungi warga tetangga menginformasikan ada pencuri dan meminta untuk menangkap pelaku pencurian tanaman hias yang saat itu masih berada di dalam pagar rumah Lukman Khusadi. Informasi adanya pencuri di rumah Lukman Khusadi pun segera menyebar.
Sekitar 300 orang warga sekitar Ngrukeman langsung mengepung rumah Lukman Khusadi. * Bersambung hal 23 kol 4 Pelaku pencurian yang mengetahui dirinya sudah dikepung dengan pagar betis itu tak bisa berbuat banyak. Tetapi karena terpaksa, keduanya nekat melarikan diri menerjang kepungan massa. Naas bagi kedua pencuri itu, keduanya menjadi bulan-bulanan massa. Tak hanya mendapat bogem tinju, namun juga dihujani pentungan dari ratusan warga tersebut. Yds mengalami luka parah, hingga tewas ketika akan dibawa ke rumah sakit. Sedangkan Mln yang babak belur diserahkan ke Polsek Kasihan. Mayat Yds langsung dikirim ke RSU Sardjito untuk dilakukan visum.
Sedangkan Mln diamankan ke Polsek Kasihan bersama barang buktinya. Kapolres Bantul AKBP Yusmanjaya SIK didampingi Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Teguh Wahono SH ditemui KR menyesalkan atas kejadian tersebut. Mestinya tidak perlu ada penghakiman massa, yang mengakibatkan tewasnya seorang pencuri tanaman hias. Kapolres Bantul mengimbau kepada warga, jika terjadi pencurian dan pelakunya tertangkap hendaknya langsung diserahkan ke Polisi untuk diproses sesuai dengan prosedur hukum yang ada dan tidak main hakim sendiri. (Jdm)-b KR-JUDIMAN Tersangka Mln Ketika Diperiksa Petugas Penyidik di Polsek Kasihan dan Barang Bukti.
http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=141820&actmenu=35
Diposting oleh
SJR
di
Rabu, November 28, 2007
0
komentar
Pencuri Anthurium Rp 90 Juta Dibekuk
Kota Malang benar-benar jadi pencuri tanaman hias jenis bernilai jual tinggi seperti spesies Anthurium. Setelah aksi serupa terjadi pertengahan Oktober lalu di kawasan Jl Teluk Grajakan, Blimbing, kemarin anggota Polsekta Blimbing berhasil menangkap pencurinya.
Pencuri yang menurut polisi kerap membidik tanaman hias ini adalah Kasianto, 45. Lelaki yang diidentifikasi tak punya tempat tinggal tetap ini ditangkap bersama 18 pot tanaman hias spesies Anthurium berbagai jenis. Mulai dari gelombang cinta, hocheri, hingga jenis cobra. Tanaman ini ditaksir mencapai Rp 90 juta. Residivis kasus serupa di Surabaya ini ditangkap kemarin di Lantai II Pasar Comboran Malang.
Kapolsekta Blimbing AKP Abdul Hadi mengatakan, barang bukti itu tersebar di tiga TKP yang tersebar di Kabupaten Malang dan Kota Malang. "Untuk kabupaten ada dua TKP yakni di Singosari dan sisanya di kota yakni di Perumahan Araya dan Perumahan Jl Borobudur," kata Abdul Hadi.
Mantan Kapolsek Karangploso ini menambahkan, dari pengakuan tersangka, dia pernah mencuri karena masukan dari penadah hasil curiannya. Setelah mendapat sasaran, dia pun beraksi.
Hampir setiap minggu, Kasianto pun mampu menjalankan aksinya dan menjual hasil curian kepada penadah. Keyakinan ini makin kuat karena para korban yang melaporkan ke polisi mengaku bunganya yang hilang sebanyak 39 pot.
Penangkapan tersangka ini muncul dari informasi masyarakat yang mengatakan bahwa Kasianto adalah salah satu pelaku kawanan pencurian bunga. Mendapat informasi itu, polisi langsung turun. Dalam penyelidikan, polisi akhirnya menemukan Kasianto sedang tiduran di Pasar Comboran. "Seketika dia kami bekuk dan digelandang ke mapolsekta untuk diinterograsi," kata Abdul Hadi.
Dalam pemeriksaan ternyata dia mengaku barang-barangnya ia jual ke seorang penadah bunga curian di Kecamatan Kedungkandang. Polisi pun memburu penadahnya. Dari keterangan Kasianto inilah, akhirnya polisi mengetahui apabila tersangka tak hanya sekali beraksi namun sudah berulang kali.
Dalam aksinya, imbuh Hadi, pelaku yang akrab disapa Gundul atau Ambon ini ditemani temannya bernama Jum yang kini sedang buron. "Jum bagian mengawasi, sedang tersangka bagian memanjat pagar dan mengambil tanaman," ujarnya.
Untuk memudahkan aksinya, pelaku tak mencurinya dengan pot, namun hanya tanah beserta tanamannya saja. Tanaman hasil curian ia masukkan ke dalam karung. Keesokan harinya, hasil curian dia jual partaian ke penadah. Dari hasil curiannya itu tersangka mendapatkan uang sebesar Rp 5 Juta.
Sebelum beraksi, tersangka melakukan survei terlebih dahulu ke rumah sejumlah korbannya. "Dia hanya berjalan saja melintas di depan rumah korban, lalu malam harinya kembali beraksi. Dia paling sering beraksi menjelang subuh," ungkapnya. (mas) http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_radar&id=182106&c=88
Diposting oleh
SJR
di
Rabu, November 28, 2007
0
komentar
Komplotan Pencuri Anthurium Digulung
05/11/2007 BOYOLALI (KR) - Dua tersangka komplotan pencuri tanaman hias Anthurium, masing-masing MS alias Sukur (21) warga Kalicebong Teras Boyolali dan ES (34) warga Kragilan Mojosongo Boyolali, diringkus tim Reskrim Polres Boyolali. Keduannya diduga merupakan anggota sindikat tanaman hias yang beberapa kali beraksi di wilayah Boyolali.
Kapolres Boyolali AKBP Wahyu Triwidodo didampingi Kasat Reskrim Polres Boyolali AKP Edhei Sulistiyo, Sabtu (3/11), mengatakan saat ini kedua tersangka masih ditahan di Mapolres Boyolali guna penyidikan lebih lanjut. “Polisi kini sedang mengembangkan penyelidikan kemungkinan adanya jaringan pencuri dan penadah tanaman hias,” katanya ketika dihubungi KR di ruang kerjanya.
Menurut keterangan, kedua tersangka adalah pelaku pencurian tanaman hias Anthurium milik Sriyanto (38) warga Dukuh Kebakan, Desa Jenengan, Kecamatan Sawit Boyolali. Aksi pencurian tersebut dilakukan kedua tersangka 29 Oktober lalu.
Mereka menggasak satu pot Anthurium Garuda Merah senilai Rp 700 ribu. Dalam aksinya kedua tersangka mengendarai motor Yamaha Jupiter MX yang kini juga disita untuk barang bukti.
Kedua tersangka ditangkap petugas pada Jumat (2/11) malam, di rumah tersangka ES yang diduga sebagai otak kasus ini. Kepada petugas, tersangka mengaku setelah berhasil membawa kabur tanaman hias milik korban, lalu menjualnya kepada seseorang di Salatiga dengan harga Rp 300 ribu.
“Penangkapan kedua tersangka merupakan hasil penyelidikan petugas yang diterjunkan untuk mengusut kasus pencurian tanaman hias yang sudah meresahkan masyarakat,” kata Kasatreskrim. (Dis)-g
http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=140636&actmenu=42
Diposting oleh
SJR
di
Rabu, November 28, 2007
0
komentar
Pencurian Anthurium
Jumat 2 November 2007 JAKARTA (Pos Kota) – Harga tanaman hias Anthurium melambung tinggi. Penggemar tanaman ini boleh bangga dengan koleksinya. Namun, ada sisi lain yang menakutkan. Tangan-tangan jahil yang mengincar tanaman yang berasal dari Amerika Latin ini terus gentayangan sehingga membuat pemiliknya ketar-ketir. Maraknya aksi pencurian tamanan hias, dalam bahasa latin disebut Anthurium Plowmanii, atau yang lebih dikenal dengan sebutan ‘ Gelombang Cinta’ , juga bisa diartikan ‘Bunga Ekor’, membuat pemilik tanaman mahal ini kian resah . Mereka bahkan memasukkan tanaman tersebut ke dalam rumah saat akan tidur, agar terhindar dari tangan jahil. Bahkan, tidak sedikit pemilik tanaman ini memagar koleksinya dengan pagar besi alias dikerangkeng. Bagi pemilik Anthurium yang mempunyai duit banyak, mereka melengkapi rumahnya dengan camera circuit television (CCTV) dan satpam yang khusus dibayar menjaganya. Data yang didapat Pos Kota, sering aparat kepolisian menerima laporan kasus pencurian tanaman hias. Seperti yang menimpa Betry. Pria warga Cileidug, Tangerang pecinta tanaman hias ini mengaku dua kali kemalingan. Anthurium miliknya seharga Rp 250 juta digasak penjahat. “ Saya sudah melaporkan kasus pencurian ini ke Polsek Ciledug, tapi pelakunya belum juga tertangkap. Terus terang, saya kecewa dengan kerja polisi, “ kata Betry, Kamis (1/11). Meski pecinta tanaman hias melakukan pengamanan ekstra ketat, kawanan pencuri Anthurium tetap saja mencari celah untuk mengambil tanaman hias yang mempunyai lebih dari 500 species. Diperkirakan, mereka berkomplot dengan suatu sindikat yang faham masalah tanaman. Pasalnya, para pelaku mengetahui jenis-jenis Anthurium yang dicuri. “ Sejak harga Anthurium merokek dalam satu tahun terakhir, saya jadi was-was. Karena itu, saya masukkan tanaman ini ke rumah menghindari aksi pencurian,” kata Herman, warga Gandaria, Jakarta Selatan, yang mengkoleksi puluhan jenis Anthurium di rumahnya. Menurut Herman, fenomena Anthurium yang masuk ke Indonesia pada tahun 1980 menunjukkan perkembangan luar biasa. Saat ini, bukan hanya tanaman Anthurium yang sudah ‘jadi’ diincar orang, biji maupun bibit juga dicari. Untuk tiap biji Anthurium dihargai Rp 30.000-Rp 50.000, sedang tiap bibit berharga Rp 750.000-Rp 1 juta. DIINCAR MALING Itu baru biji dan bibit Anthurium, sedang tanaman yang sudah jadi, harga meroket berkisar Rp 10 juta hingga Rp 250 juta. Melangitnya harga ‘Gelombang Cinta’ ini mendorong kawanan penjahat mencari-cari kesempatan untuk mencuri tanaman mahal tersebut. Di antara Anthurium yang menjadi incaran pencuri, yakni jenis Jenmanii, Kobra, Keris, dan Sirih. Daunnya yang hijau segar, lebar, tebal dengan urat-urat yang tampak jelas membuat tanaman ini enak dipandang. Di mata pemilik Anthurium, memberi kesan elit, spektakuler dan martabat tinggi. Bahkan ada yang percaya kalau memiliki Antharium bisa menolak bala. Selain Anthurium yang diincar pencuri, tanaman lain juga menjadi sasaran yakni Bougenville Belang, Maraudang, Beringin Korea, Sikas, Serut, Varigata, Red Sumatera, dan ‘Lidah Mertua’. Harga tanaman hias ini bisa mencapai belasan juta rupiah. PENCURI ANTHURIUM DIBEKUK Polisi yang menerima laporan pencurian Anthurium tidak tinggal diam. Petugas Satuan Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya, Rabu (31/10) malam, menggulung kawanan ‘Kelompok Malang’ yang khusus mengicar tanaman hias. Kawanan maling beranggotakan lima orang ini ditangkap di Pamulang III, Ciputat, Tangerang. Dari tangan terdangka Harno alias Gendut, 26, Hendri Irawan, 32, Hasanudin, 32, Regol Casmadi, 24, dan Topik Saleh, 36, petugas menyita barang bukti Anthurium Ukeri Hijau dan Jenmanii serta potnya. Kasat Jatantras AKBP Fadil Imron, mengatakan, terungkapnya pencurian tanaman hias bernilai puluhan juta rupiah bermula saat petugas Jatantras sedang patroli di Kompleks Perumahan Sarana Ciputat, Tangerang. Petugas melihat ada lima orang sedang mengendap-endap di salah satu rumah milik warga. Mereka berniat mengambil tanaman hias yang saat ini sedang digandrungi masyarakat. “Saat kelimannya akan membawa kabur Anthurium, petugas langsung meringkusnya,” ujar Fadil, Kamis siang. Gendul otak pelaku pencurian mengaku sudah dua kali mencuri Anthurium. Tergiurnya bapak satu anak ini untuk mencuri bunga hias karena cepat dijual dan untungnya sangat besar. “Peminatnya banyak sekali,” katanya. Sebelum beraksi, kata pria yang bekerja sebagai kuli bangunan, siang hari komplotannya naik motor mutar-mutar di perumahan mewah untuk mencari sasaran yakni Anthurium. “Jika tanaman ada, malamnya kami langsung bergerak,” ujar Gendut. Biasanya setiap kali beraksi, mereka sudah mempersiapkan peralatan, antara lain golok, gunting besi dan lainnya. Setelah berhasil, tanaman ini dijual ke toko tanaman atau orang yang membutuhkan. Tidak sulit menjual Anthurium, karena banyak penadah yang berminat. “Bunga Gelombang Cinta itu bisa dijual dengan harga variasi antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Uangnya kami bagi rata,” kata Gendut. PEDAGANG ROTI Pencurian Anthurium juga dilakukan Rudyanto, 22, warga Larangan Kulon RT 01/04, Mojotengah, Wonosobo, Jawa Tengah. Dengan dalih butuh uang untuk biaya melahirkan istri di kampung, pedagang roti ini mencuri dua tanaman Anthurium di Perumahan Wisma Jaya, Jalan Kusuma Barat, Bekasi Timur, pekan lalu. Namun aksinya dipergoki massa dan ia bonyok dihajar. Saat ini tersangka mendekam di Polsek Bekasi Timur. Saat itu, pria ini masuk ke halaman rumah Ivan, 40, dengan cara melompati pagar. Ia kemudian mengambil dua Anthurium yang diperkirakan seharga Rp 4 juta. Namun saat akan kabur, aksinya diketahui Krisyanto, petugas keamanan yang langsung membekuknya. “Saya menyesal Pak. Ini dilakukan untuk biaya melahirkan istri di kampung,” ungkap Rudyanto. Sementara itu, dua pencuri Anthurium milik Yane di Jalan Arjuna Selatan, Jakarta Barat, juga berhasil diringkus massa. Kini, tersangka Arsani dan Sartono meringkuk di Polsek Kebon Jeruk. ] SEL TANAMAN HIAS Maraknya pencurian tanaman hias membuat resah pecintanya. Ditambah lagi tidak seriusnya aparat mengungkap kasus tersebut. Kegalauan itu dirasakan Betry, 58, warga Ciledug, Tangerang, penggemar tanaman hias. Lelaki yang telah menjalani hobinya selama 27 tahun ini mengaku telah mengalami tiga kali kecurian tanaman hiasnya dalam dua bulan terakhir. “Jika dikalkulasikan ke rupiah, kerugian yang saya alami sekitar Rp 250 juta. Saya berharap polisi bisa mengungkap kasus ini. Tapi sampai sekarang, belum ada pelaku yang ditangkap. Saya kecewa, ” tutur lelaki asli Betawi ini. Menurut Betry, sebulan lalu, Anthurium atau yang lebih dikenal dengan sebutan ‘Gelombang Cinta’ dan Jemanii sebanyak 218 buah digondol maling . “Tanaman hias saya yang hilang terdiri dari 200 pot jenis Aglonema bernilai Rp 100 juta dan 18 pot Anthurium jenis Jenmanii yang bernilai sekitar Rp 150 juta,” ungkap Betry, yang melaporkan kasus pencurian ini ke Polsek Ciledug . Diakui pensiunan pegawai Pertamina ini, kurang seriusnya polisi mengungkap kasus pencurian tanaman hias membuat kecewa para pecintanya. Polisi masih menganggap sebelah mata kasus pencurian jenis ini. “Mungkin mereka menganggap hanya tanaman, namun jika dilihat dari segi materi kasus ini sama dengan pencurian mobil bahkan lebih dari itu.” Diakui Betry, tidak jarang ia ditawari orang jenis tanaman asal Amerika Latin ini dengan harga murah. Biasanya mereka yang datang menawarkan harga lebih murah hingga diatas 50 persen dari harga pasaran. TANAMAN DIPAGAR “Kebanyakan tanaman yang mereka bawa dalam keadaan daun telah layu dan akar terputus. Hal ini dikarenakan dicabut dengan paksa,” terang Betry, seraya menduga mereka adalah pelaku pencurian. Untuk mengantisipasi kasus pencurian ini, kebanyakan dari para pebudidaya maupun penggemar tanaman membuar pagar yang terbuat dari besi, selayaknya sel tahanan. Ia menyarankan kepada para pemilik tanaman hias agar lebih berhati-hati dengan orang yang datang dan berlagak berniat membeli tanamannya. “Biasanya mereka memiliki modus pura-pura menawar dengan harga dibawah standar, padahal mereka hanya mengintai tanaman yang ada,” ungkap bapak empat anak ini. Memelihara tanaman hias khususnya jenis Anthurium, menurutnya, memiliki kepuasaan tersendiri. Selain jenisnya unik, Anthurium bagi sebagian kalangan dipercaya sebagai tumbuhan yang dapat mendatangkan keberuntungan dan menolak bala. Tidak hanya Betry yang kecewa dengan petugas Polsek Ciledug, puluhan warga penggemar tanaman hias yang bermukim di Perumahan Ciledug Indah merasakan hal yang sama. Dalam beberapa bulan terakhir ini, kasus pencurian tanaman hias itu terus marak. Begitu juga di lokasi lain di kawasan Jabodetabek. Pelaku beraksi menjelang subuh ketika penghuni rumah tidur lelap. Namun, disaat jam rawan ini, jarang kelihatan petugas Polsek Ciledug melakukan patroli di perumahan tersebut. “ Kami berharap polisi lebih serius menangani pencurian tamanan hias ini, “ kata seorang ibu rumah tangga yang kehilangan dua pot tanaman hias Red Sumatera. (tiyo/C7/wandi/edi) http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=40422&ik=2 |
Diposting oleh
SJR
di
Rabu, November 28, 2007
0
komentar
26 November 2007
MUSUH-MUSUH ANTHURIUM
| ![]() |
|
Diposting oleh
SJR
di
Senin, November 26, 2007
0
komentar
TIPS & TRICK TANAMAN ANTHURIUM
http://duniaflora.com
TIP AWETKAN BUNGA
Kendala menyilangkan Anthurium adalah perbedaan waktu kematangan bunga Anthurium. Untuk memperpanjang masa subur saat bunga Anthurium matang, serbuk sari diluruhkan untuk dibuat stok. Kumpulkan serbuk sari dari Anthurium yang akan disilangkan, Misal serbuk sari anthurium Jenmani Mangkok dengan bantuan kuas. Masukkan dalam botol atau plastik. Agar tahan lama simpan dalam kulkas. Pada suhu dingin, daya tahan serbuk sari Jenmani mangkok tadi lebih awet. Dengan cara itu masa subur serbuk sari Anthurium jantan diperpanjang, bisa dipergunakan sewaktu-waktu. Namun perlu diingat, semakin lama disimpan, kesuburan juga menurun, sehingga semakin cepat dipakai semakin baik.
TIP MEMPERCEPAT BUAH ANTHURIUM MATANG
Anthurium yang disilangkan setelah anthurium bertongkol, Biasanya buah dipetik setelah lepas dari tongkol. Banyak pekebun mempercepat panen dengan memotong tangkai tongkol anthurium Jenmani Indukannya setelah beberapa buah sudah keluar dari tongkol. Tip's ini dilakukan untuk mempercepat kematangan buah-buah (Biji Anthurium Jenmani - Ose Anthurium Jenmani , DImana Tongkol dari indukan Jenmani dipotong lalu Tongkol Biji Anthurium tadi direndam dalam botol yang telah diisi larutan Vitamin B1. Perbandingan 1-2 cc/l air. Meski sudah dipotong, biji-biji di tongkol anthurium Jenmani tetap akan matang. Dengan sistem “karbit” itu panen lebih cepat 1-2 minggu dan relatif serempak.
TIP RAWAT BUNGA ANTHURIUM AGAR MENJADI TONGKOL
Indukan Anthurium, baik Indukan anthurium jenmani , indukan anthurium Gelombang Cinta , Indukan Anthurium Keris KW1 , Indukan Anthurium Garuda , Indukan Anthurium Corong yang berbunga tampaknya gampang haus. Tongkol Anthurium yang baru disiram 30 menit, akan terlihat kering lagi 30 menit berikutnya. Karena itu, selama masa pembentukan buah / biji anthurium, bunga anthurium harus sering disiram. Air dibutuhkan untuk membuat buah anthurium senantiasa lembap dan membuatnya cepat besar dan menghasilkan biji anthurium ( anthurium seeds ).
TIP BUANG BUNGA SEBELUM KONTES
Bila satu anthurium dijadikan pohon induk, maka pertumbuhannya menurun sehingga penampilan kurang prima. Pada saat itu, anthurium indukan tadi, menyedot makanan lebih banyak untuk pembentukan bunga anthurium. Bila tidak diimbangi dengan pupuk memadai, maka calon biji anthurium tadi akan menyedot energi cukup besar sehingga bagian lain kekurangan unsur makanan. Akibatnya ukuran daun baru lebih kecil dibandingkan daun yang sudah ada. Jika koleksi Anthurium akan disertakan dalam kontes anthurium, maka pembentukan tunas bunga anthurium harus dicegah. Caranya dengan memangkas bunga yang baru terbentuk. Tindakan yang sama bisa dilakukan saat tanaman sakit. Pembuangan bunga pada anthurium indukan mengurangi pemakaian energi.
TIP BUNGKUS BUAH - BIJI ANTHURIUM ( ANTHURIUM SEEDS )
Kematangan buah - biji anthurium yang sering disebut OSE Anthurium tidak terjadi secara serempak. Biji anthurium yang terlepas bisa jatuh dan hilang. Agar “emas merah” itu tidak hilang, Supri yang berpengalaman dalam merawat indukan anthurium jenmani bertongkol, membungkus tongkol anthurium jenmani kol koleksinya yang telah masak, dengan plastik bening untuk menadah biji anthurium jenmani yang jatuh. Penyungkupan juga berguna untuk menjaga kelembapan tetap tinggi. Penyungkupan bisa dilakukan untuk seluruh varian anthurium, baik anthurium jenmani cobra, jenmani sawi, Black silvit, hookeri, dll. Pembungkusan mulai dilakukan saat biji anthurium jenmani tadi hampir keluar dari tongkol indukan anthurium jenmani, sekitar 4 bulan setelah tongkol muncul pada indukan anthurium jenmani kol tadi.
TIP TOPANG TONGKOL BIJI ANTHURIUM SIAP PANEN
Ukuran tongkol anthurium indukan yang makin lama makin membesar membuat tangkai tongkol buahnya tidak mampu menopangnya lagi. Akibatnya tangkai buah membengkok. Topang tangkai buah supaya tidak bergerak dan tali pengikat tidak melukai tangkai. Lapisi tangkai buah dengan busa spons lalu ikat ke tangkai. Tangkai pun tetap tegak.
TEKNIK SEMAI BIJI ANTHURIUM
1. Biji Anthurium baik itu biji anthurium jenmani cobra , biji jenmani mangkok, biji jenmani kol, hookeri, biji gelombang cinta, biji garuda merah berkualitas dihasilkan dari buah matang sempurna.
2. Biji anthurium dikeringanginkan setelah dikelupas.
Cara I
1. | Siapkan tray dan isi dengan media. | |
2. | Semai satu biji anthurium perlobang lalu tutup dengan media campuran pakis, sekam, bakar dan cocopeat. | |
3. | Simpan wadah persemaian di temapt teduh lalu siram calon bibit anthurium setiap pagi dan sore hari. | |
4. | Pindahkan bibit anthurium ke pot soliter setelah berumur 2-3 bulan. Umumnya bibit anthurium jenmani cobra, bibit anthurium jenmani mangkok, bibit anthurium jenmani kol, bibit hookeri super red, bibit anthurium garuda , bibit anthurium bintang kejora dan bibit anthurium superboom pada saat itu berdaun 2-3 helai. |
Cara II:
1. | Cara menyemai biji anthurium Siapkan styrofoam ukuran 30 x 50 cm lalu isi media pakis kasar di bagian bawah lalu pakis halus di atasnya. Semai biji anthurium berjarak tanam 2 cm x 2 cm tanpa ditimbun lalu tutup dengan kaca. | |
2. | Semprot biji anthurium jenmani yang disemai tiap 2 kali sehari dengan membuka kaca penutup terlebih dahulu. | |
3. | Empat hari kemudian biji anthurium jenmani berkecambah dan dipindah. Buat lubang sedalam 1 cm pada wadah baru lalu masukan akar kecambah jenmani dan timbun. | |
4. | Tiga sampai empat bulan kemudian bibit dipindah ke pot soliter. |
TIP CARA MENYEMAI (SEMAI) BIJI ANTHURIUM
Lapisan jelly yang membukus biji anthurium berpotensi mendatangkan jamur. Jika hal itu terjadi, kerusakan biji anthurium tidak dapat dihindari. Untuk mencegahnya ada cara mudah. Setelah dipetik, pencet buahnya sehingga bijinya keluar kemudian rendam dalam air. Sekitar 10 menit kemudian biji anthurium telah diselimuti jelly nektar. Ambil biji anthurium dan keringkan di atas koran. Setelah benar-benar kering, biji anthurium kemudian direndam lagi di air. Bila tidak terbentuk jelly, benih sudah siap di semai.
Sphagnum moss
Sphagnum moss juga bisa digunakan sebagai media semai anthurium. Pemakaian moss sebagai media semai memudahkan pemindahan anthurium dari persemaian. Tanaman mudah dicabut tanpa menimbulkan luka pada perakaran. Akibatnya proses adaptasi di lingkungan baru lebih mudah. Siapkan wadah plasti ukuran 20 cm x 30 cm atau 30 cm x 40 cm yang diisi pecahan genting hingga 1/3-nya, sisanya (2/3) diisi dengan moss. Setelah dipadatkan dan diratakan, buat lubang-lubang kecil sebagai tempat biji. Biji ditutup tipis-tipis dengan serbuk moss dan disiram dengan sprayer. Tutup bagian atas persemaian dengan plasti bening. Sebulan kemudian biji anthurium mulai bertunas dan tutup plastik bisa dilepas.
1. | Pilih anthurium yang bonggolnya sudah terlihat. | |
2. | Cabut anthurium dari pot. | |
3. | Cuci bersih batang dan akar agar sosoknya terlihat jelas. | |
4. | Gunakan pisau stinless steel tajam untuk memotong bonggol. Potong bonggol menjadi 4 bagian dengan masing-masing potongan 1 cm. | |
5. | Oleskan campuran fungisida dan hormon perangsang akar dibekas luka bonggol bagian paling atas yang berdaun. Lalu keringanginkan. Oleskan campuran fungisida dan hormon perangsang tunas di bekas luka bonggol bawah. | |
6. | Buang akar yang menempel di potongan bonggol bagian bawah agar tunas dapat tumbuh leluasa. Lalu keringanginkan. | |
7. | Tanam potongan bonggol di pot beriasi media campuran pakis, sekam bakar, dan cocopeat dengan perbandingan 3:1:1. | |
8. | Siram tanaman menggunakan sprayer keesokan harinya. | |
9. | Selang 3-4 bulan, tanaman sudah berdaun 3-4 dengan tinggi tanaman 3-4 cm. |
TIP 1 POTONG BONGGOL
Untuk memacu pertumbuhan, maka bagian bawah bonggol diberi hormon tunas. Yang atas diberi hormon akar. Bonggol anthurium yang dipotong mempunyai stok hara di bagian bawah. Agar bonggol itu cepat menghasilkan tunas, rangsang dengan hormon tunas. Sedangkan bagian atas bonggol diolesi hormon akar untuk merangsang munculnya banyak akar.
TIP 2 POTONG BONGGOL
Saat memotong bonggol anthurium, usahakan daun tetap ikut di bonggol. Daunnya jangan dibuang agar tetap berfotosintesis. Hindari pemotongan bonggol saat daun masih kuncup karena ukurannya akan mengecil. Jadi, usahakan daun sudah terbuka atau tua.
PERBANYAKAN DENGAN IRIS ANAKAN
1. | Siapkan anthurium yang sudah memiliki anakan. | |
2. | Pisahkan tunas denga cara memotong bonggolnya. Lebar irisan sekitar 1 cm dari tepi bonggol tempat tunas tumbuh. | |
3. | Olesi dengan hormon perangsang akar yang sudah dicampur fungisida. | |
4. | Tanam di media baru. |
POTONG BIBIT
1. | Pilih bibit berumur 6-10 bulan, atau memiliki 6-8 lembar daun. Keluarkan dari wadah. | |
2. | Siapkan pisau tajam dan steril. | |
3. | Potong bonggol itu, bonggol bagian atas maupun bawah harus memiliki akar. Bila tidak, keduanya tidak dapat tumbuh. | |
4. | Siapkan wadah yang sudah diisi media. | |
5. | Oleskan hormon akar dan fungisida ke luka bonggol bagian atas. | |
6. | Oleskan hormon tunas dan fungisida ke luka di bonggol bagian bawah. | |
7. | Tanam bonggol dengan permukaan bonggol muncul di permukaan media. | |
8. | Tanam bagian atas seperti menanam tanaman baru. | |
9. | Setelah 4-6 bulan, Masing-masing individu tadi menghasilkan 3-4 lembar daun. |
TIP POTONG BONGGOL KECIL
Mmotong bonggol kecil dari biji agak sulit karena mudah busuk. Ini karena batangnya pendek dan mamiliki susunan daun rapat. Karena itu jika ingin memotong,hindari menggunakan gunting agar batang tidak tertekan. Gunakan pisau tajam, tipis, dan steril.
PEMUPUKAN TIP 1
Agar pupuk efektif diserap tanaman, lakukan penyehatan akar terlebih dahulu. Akar yang banyak dan sehat akan dapat menyerap pupuk lebih banyak. Beragam merek pupuk bisa digunakan. Ada yang menggunakan Gaviota dua kali seminggu dengan dosis 2 cc/l air. Sementara pekebun lain memakai Growmore dengan dosis masing-masing 2 g/l air. Penyemprotan 1-2 kali seminggu. Ada pula yang memakai Hyponex dengan dosis 1-2 g/l air dengan frekuensi 2 kali seminggu.
Apapun merek yang dipakai, yang penting kandungan NPK-nya sesuai untuk fase pertumbuhan. Tidak perlu fanatik dengan merek tertentu. Pilih saja 2-3 jenis yang kandungannya agak berbeda sehingga saling melengkapi. Gunakan secara bergantian. Dengan memakai berbagai merek, kandungan hara mikro jadi lengkap.
Pemupukan dilakukan pagi atau sore hari. Hindari pemupukan pada siang hari karen bisa terjadi akumulasi garam-garam di permukaan jaringan tanaman. Akibatnya penyerapan air dan hara terhambat oleh garam-garam itu. Bila terus berlanjut, pertumbuhan tanaman lebih terhambat.
PEMUPUKAN TIP 2
Sebagai pupuk tambahan di musim hujan, diberikan kalsium bubuk. Tujuannya menebalkan dinding sel. Dengan demikian serangan busuk tidak mampu menembus bagian dalam tanaman. Sekitar sebulan menjelang musim hujan, berikan kalsium bubuk 3 kali, masing-masing sebanyak 1 sendok the dalam 2 liter air. Dengan perlakuan itu, tanaman jarang kena busuk.
REPOTTING
1. | Siapkan tanaman yang akan di pot ulang. | |
2. | Siapkan media, pot besar dan styrofoam. | |
3. | Masukkan styrofoam dan media ke dalam pot. | |
4. | Keluarkan tanaman dari potnya. | |
5. | Tanam di pot. | |
6. | Tanaman siap dipajang. |
Diposting oleh
SJR
di
Senin, November 26, 2007
0
komentar
SPESIES ANTHURIUM
http://duniaflora.com
Anthurium anggota keluarga Araceae populer talas-talasan. Di situ juga termasuk keladi, philodendron, dan aglaonema. Diperkirakan pada genus Anthurium terdapat 800 spesies. Ada yang menduga angkanya sampai 1.000. Namun, yang kerap dipublikasikan baru 300 jenis. Sedangkan yang masuk ke Indonesia kerang dari 100 spesies,
Kingdom | : | Plantae |
Division | : | Magnoliophyta |
Class | : | Liliopsida |
Order | : | Alismatales |
Family | : | Araceae |
Genus | : | Anthurium |
Spesies : Anthurium crystallium, Anthurium hookeri, Anthurium jenmanii, dan Anthurium plowmanii.
Karena banyaknya spesies anthurium, maka laceleaves itu dibagi dalam 18 section. Kelompok itu ialah : belolonchium, calomystrium, cardiolonchium, chamaerepium, cordatopunctatu, dactylophyllium, derucrentium, digitinervium, gymnopodium, leptanthurium, pachynerium, polyphyllium, porphyrochitonium, scizoplacium, semaeophyllium, tetraspermium, urospadix, dan xyalophyllium.
Anthurium araliifolium
Ciri khas: Bentuk daun menjari meski lobe atau celahnya tidak dalam. Urat daun sedikit, tetapi agak kasar sehingga menjadi motif menarik. Ia mirip daun Anthurium predactil muda. Tangkai daun panjang, berbulu, dan melekat di batang.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 20 cm |
Selundang (spathea) | : | hijau |
Tongkol | : | kecokelatan |
Nama populer | : | - |
Asal | : | Brasil |
Anthurium clarynervium
Ciri khas: Sosok daun berbentuk hati dengan lebar dan panjang hampir seimbang. Permukaan daun menghijau seperti beludru, dengan tulang daun berwarna perak. Sosok daun mirip Anthurium crytallinum, tetapi lebih sempit. Susunan daun kompak.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 12-20 cm |
Selundang (spathe) | : | merah kehijauan |
Tongkol (spadix) | : | hijau cokelat |
Nama populer | : | kuping gajah, hoja de corazon |
Asal | : | Meksiko |
Anthurium clidemioides
Ciri khas: Anthurium ini bersifat efipit dan biasa merambat di pohon. Batangnya kecil tapi kuat. Ruas agak panjang. 6-10 cm. Di situ tumbuh akar untuk melekat di tempat yang merambati. Daun berbentuk hati dengan permukaan kasar, mirip pig skin (jenis philodendron yang terkenal kasar permukaan daunnya). Warna daun hijau tua dengan tulang daun mirip sirih.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 6-8 cm, 5 cm |
Seludang (spathe) | : | hijau cerah, panjang 4 cm |
Tongkol (spadix) | : | - |
Nama populer | : | - |
Asal | : | Costa Rica |
Anthurium coreaceum
Ciri khas: Sosok menyerupai golok dengan ujung runcing. Permukaan daun halus berwarna hiaju tua. Urat daun tidak terlalu mendominasi. Ada 2 jenis; yaitu tangkai panjang dan tangkai pendek. Varian lain berdaun hijau silver.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 80-150 cm, 10-15 cm |
Seludang (spathe) | : | ungu |
Tongkol (spadix) | : | cokelat |
Nama populer | : | anthurium "golok" |
Asal | : | Brasil, Argentina |
Anthurium corrugatum
Ciri khas: Bentuk daun seperti hati tetapi memanjang dengan pinggir lurus, sehingga hampir seperti segitiga sama kaki. Permukaan daun kasar mirip pig skin. Daun ditopang tangkai sepanjang 20-30 cm.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 60-70 cm, 7-12 cm |
Seludang (spathe) | : | hijau atau ungu keputihan |
Tongkol (spadix) | : | kuning atau putih |
Nama populer | : | - |
Asal | : | Kolombia |
Anthurium crispimarginatum
Ciri khas: Sosok daun panjang dengan tepi agak bergelombang. Ujungnya runcing mirip keris. Daun tebal sehingga bisa tegak. Permukaan halus, urat daun sedikit.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 150-200 cm, 10-20 cm |
Seludang (spathe) | : | hijau |
Tongkol (spadix) | : | keunguan |
Nama populer | : | anthurium keris |
Asal | : | - |
Anthurium crystallinum
Ciri khas: Bentuk daun seperti hati dan hampir bulat. Permukaannya sehalus beludru. Urat daun tebal berwarna perak, membentuk motif yang amat indah. Daun ditopang tangkai sepanjang 30-45 cm. Daun tersusun kompak.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 25-45 cm, 15-38 cm |
Seludang (spathe) | : | ungu kemerahan |
Tongkol (spadix) | : | hijau cokelat |
Nama populer | : | kuping gajah, crystal anthurium |
Asal | : | Kolombia, Peru |
Anthurium digitatum
Ciri khas: Bentuk daunnya menjari dengan 7 anak daun. Sosoknya mieip daun schefflera populer walisongo. Anak daun itu ditopang oleh tangkai panajng 30-40 cm. Tangkai itu muncul dari batang setinggi 10-30 cm.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 20-25 cm, 3-5 cm (anak daun) |
Seludang (spathe) | : | hijau dan ungu |
Tongkol (spadix) | : | ungu |
Nama populer | : | - |
Asal | : | Venezuela |
Anthurium forgetii
Ciri khas: Bentuk daun dan tulangnya mirip kuping gajah. Anturium crystallinum, tetapi ukuran lebih kecil. Celah di bagian atas daun tidak ada sehingga bentuk hampir bulat dengan ujung bawah runcing. Permukaan daun bergelombang populer tidak rata.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 20-25 cm, 10-15 cm |
Seludang (spathe) | : | hijau olive |
Tongkol (spadix) | : | ungu cokelat |
Nama populer | : | - |
Asal | : | Kolombia |
Anturium fortunatum
Ciri khas: Jenis ini tergolong kelompok menjari. Celah amat dalm sehingga daun seolah merupakan kumpulan beberapa anak daun. Yang si tengah paling panjang. Semua anak daun memiliki motif tulang daun mirip tulang ikan. Daun ditopang oleh tangkai 40-60 cm. Batang tinggi 10-25 cm. Di ruas-ruas muncul akar udara.
Ukuran daun (panajng dan lebar) | : | 20-25 cm |
Seludang (spathe) | : | hijau |
Tongkol (spadix) | : | cokelat |
Nama populer | : | Anthurium pedatum |
Asal | : | Kolombia |
Anthurium gigantea
Ciri khas: Bentuk dan ukuran hampir sama dengan Anthurium magnificum, yakni berbentuk hati. Bedanya, permukaannya licin dan mengkilap, tidak lembut seperti beludru. Urat daun tipis sehingga tidak menonjol.
Ukuran daun (diameter, lebar) | : | 25-35 cm, 25 cm |
Seludang (spathe) | : | hijau |
Tongkol (spadix) | : | cokelat |
Nama populer | : | - |
Asal | : | Kolombia |
Anthurium grande
Ciri khas: Bentuk daun dan motif warna daun mieip dengan kuping gajah. Lembaran daun hijau dengan tulang daun keperakan.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | Panjang 35 cm, lebar 25 cm |
Seludang (spathe) | : | Putih kehijauan |
Tongkol (spadix) | : | Merah, ungu |
Nama populer | : | - |
Asal | : | Kosta Rika, Panama |
Anthurium hoffmannii
Ciri khas: Bentuknya serupa dengan kuping gajah, tetapi memanjang dengan permukaan yang halus sepeti beludru. tulang-tulng daunnya lebuh kaku dan tersusun seperti tulang ikan. ujung daunpun lebih meruncing.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 30-4 cm |
Seludang (spathe) | : | hijau |
Tongkol (spadix) | : | cokelat |
Nama populer | : | - |
Asal | : | Bolivia |
Anthurium harrisii
Ciri khas: Anthurium ini bersifat epifit, sehingga bisa tumbuh tegak. Ia ditopang oleh akar yanng muncul di ruas batang. Daun muncul dari ruas itu. Bentuknya elips memanjang dengan ujung tumpul. Daun ditopang tangkai yang kokoh sehingga daun bisa tegak, tidak berdesak-desakan.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 25-30 cm, 5-7 cm |
Seludang (spathe) | : | putih di dalam, hijau di luar |
Tongkol (spadix) | : | hijau |
Nama populer | : | strap flower |
Asal | : | Brasil |
Anthurium hookerii
Ciri khas: Bentuk daun lanset dan besar dengan ujung tumpul, tersusun rapi melingkar sehingga mirip sarang burung. Permukaan daun halus, hiaju mengkilap. Tulang daun tidak menonjol meski motif tulang daun tetap terlihat.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 40-60 cm, 10 cm |
Seludang (spathe) | : | hijau |
Tongkol (spadix) | : | ungu |
Nama populer | : | sarang burung, birdnest, anthurium |
Asal | : | Goyana, Jamaika, Dominiea, Trinidad and Tobago |
Anthurium jenmanii
Ciri khas: Bentuk daun panjang dan lonjong dengan ujung runcing. Daun tebal dan kaku sehingga tegak. Urat daun dan anak urat yang kasar dan tebal memenuhi permukaan daun, bahkan menjadi motif yang amat menarik. Warna daun tua hijau, pucuk kemerah-merahan.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 100 cm, 30 cm |
Seludang (spathe) | : | ungu gelap |
Tongkol (spandix) | : | ungu gelap |
Nama populer | : | jenmanii |
Asal | : | Guyana, Jamaika, Dominica, Trinidad and Tobago |
Athurium lindenianum
Ciri khas: Bentuk daun lindeniaunum cukup menarik, segitiga dengan celah di bagian depan, dan tepi berombak. Bagian tengah ke belakang mengecil sehingga mieip ekor. Urat daun cukup jelas sehingga menjadi motif yang menarik.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 10-25 cm, 7-15 cm |
Seludang (spathe) | : | putih dengan ujung kehitaman |
Tongkol (spandix) | : | keputih-putihan |
Nama populer | : | spathiphyllum cordata |
Asal | : | kolombia |
Anthurium longilinguum
Ciri khas: bentuk daun seperti hati. Namun, kerena tepinya melengkung ke atas dan bagian depan saling bersentuhan sehingga membentuk corong. daunnya tebal dan kaku dengan urat daun yang kesar, ditopang oleh tangkai yang panjang. Yang asli daun lebih keriting.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 30-40 cm, 10-20 cm |
Seludang (spathe) | : | cokelat hijau |
tongkol (spandix) | : | cokelat gelap |
Nama populer | : | anthurium "corong" |
asal | : | bulan |
Anthurium moonenii
Ciri khas: jenis ini mempunyai 3 lembar anak daun yang melekat pada 1 tangkai. Karena ketiga anak daun menunjuk arah yang berbeda, ia pun dinamakan anthurium 3 penjuru angin. Motif berupa uratyang cukup jelas di helaian anak daun sama dengan jenis anthurium lain.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 20-225 cm, 5-7 cm (anak daun) |
Seludang (spathe) | : | hijau |
Tongkol (spadix) | : | keunguan |
Nama populer | : | Tiga penjuru mata angin |
Asal | : | - |
Anthurium magnificum
Ciri khas: Bentuk daun bulat berbentuk hati dan permukaannya hijau lembut seperti beludru. Sosoknya mirip dengan kuping gajah, tulang daun besar banyak dan langsung mencapai tepi daun.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 30-40 cm, 20-30 cm |
Seludang (spathe) | : | - |
Tongkol (spadix) | : | cokelat |
Nama populer | : | - |
Asal | : | Kolombia |
Anthurium nymphaeifolium
Ciri khas: Sosok daun mirip Anthurium magnificum dan kuping gajah besar, tetapi permukaan tidak seperti beludru, melainkan licin. Warna hijau gelap. Tulang-tulang daun lebih kaku dan warna hujau senada dengan warna daun.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 40 cm, 50 cm |
Seludang (spathe) | : | putih pink |
Tongkol (spadix) | : | keunguan |
Nama populer | : | anthurium titanic |
Asal | : | - |
Anthurium pallidiflorum
Ciri khas: Daunnya panjang dansemakin besar di ujung yang kemudian meruncing. Permukaannya halus dengan ujung runcing. Karena tumbuh menjuntai, anthurium asal Ekuador ini juga kerap disebut anthurium dasi.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 50-75 cm, 5-15 cm |
Seludang (spathe) | : | hijau |
Tongkol (spadix) | : | putih pucat |
Nama populer | : | anthurium "dasi" |
Asal | : | - |
Anthurium pentaphyllum
Ciri khas: daunnya menjari, terbagi atas 5 anak daun. Daun di bagian tengah jauh lebih besar ketimbang anak daun lain. Lebar dan panjang anak daun bagian tengah mirip bentuk pepaya. Permukaan daun halus dan mengkilap, dengan urat daun halus.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 30-40 cm, 10 cm anak daun |
Saludang (spathe) | : | hijau |
Tongkol (spadix) | : | ungu |
Nama populer | : | anthurium "pepaya" |
Asal | : | Kolumbia - Brasil |
Anthurium plowmanii
Ciri khas: bentuk daun panjang dengan ujung daun meruncing. Susunan daun kompak dan tebal dengan tepi bergelombang. Permukaan hijau mengkilap dengan gurat daun jelas. Salah satu variannya 'fruffles' bergelombang kecil,rapat dan seragam dianggap lebih baik ketimbang yang bergelombang besar. Di Indonesia di sebut raffles.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 100 cm, 10-30 cm |
Saludang (spathe) | : | ungu |
Tongkol (spadix) | : | ungu dengan panjang 10-30 cm |
Nama populer | : | "gelombang cinta", wave of love |
Asal | : | - |
Anthurium podophyllum
Ciri khas: celah daun dalam dan menjari sehingga mirip daun jarak. Anak-anak daun itu akan menghasilkan anak-anak daun lagi sehingga tampak bercabang. Ada 2 varian: tangkai panjang dan tangkai pendek.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 20-30 cm, tangkai sepanjang 90-100 cm |
Saludang (spathe) | : | hijau |
Tongkol (spadix) | : | keunguan |
Nama populer | : | anthurium ekuador, footleaf anthurium |
Asal | : | Meksiko |
Anthurium pulchrum
Ciri khas: bentuk daun bulat dengan celah dibagian depan. Permukaan daun dipenuhi oleh urat daun yang berwarna hijau keruh.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 20-30 cm, 15-25 cm |
Saludang (spathe) | : | hijau |
Tongkol (spadix) | : | merah |
Nama populer | : | - |
Asal | : | Ekuador |
Anthurium radicans
Ciri khas: daun berbentuk hati dengan gurat tulang daun dan permukaan kasar mirip daun "sirih". Anthurium ini tumbuh merambat. Anthurium sirih yang banyak dikenal, merupakan keturunan anthurium ini.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 15-20 cm, 10-15 cm |
Saludang (spathe) | : | kemerahan |
Tongkol (spadix) | : | merah kehijauan |
Nama populer | : | anthurium "sirih" |
Asal | : | Brasil |
Anthurium reflexinervium
Ciri khas: bentuk daun elips. Permukaan penuh dengan kerutan. Batang pendek.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 30-50 cm, 10-20 cm |
Saludang (spathe) | : | hijau olive |
Tongkol (spadix) | : | merah keunguan |
Nama populer | : | - |
Asal | : | - |
Anthurium scandens
Ciri khas: anthurium ini tumbuh tegak dan mermbat. Batangnya bulat dan panjang. Dari tiap ruas muncul akar untuk berpegang. Daun oval berwarna hiaju tua. Tangkai bunga bulat dan hijau menopang tongkol sepanjang 5-7 cm.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 20-30 cm, 5-10 cm |
Saludang (spathe) | : | hijau muda |
Tongkol (spadix) | : | hijau muda |
Nama populer | : | anthurium "mutiara", pearl laceleaf |
Asal | : | Ekuador, Samaiaka,Dominica |
Anthurium signatum
Ciri khas: sosok daun berbentuk hati dengan bagian belakang mengecil, sehingga mirip ekor, atau mirip sosok kupu-kupu. Pola urat daun cuikup jelasmenjadi motif yang menarik. Permukaan daun kurang bergelombang.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 30-40 cm, 20-25 cm |
Saludang (spathe) | : | kuninng hijau |
Tongkol (spadix) | : | cokelat keunguan |
Nama populer | : | butterfly |
Asal | : | Ekuador, Vanezuela |
Anthurium spathulatum
Ciri khas: daunnya kecil berbentuk elips, dengan ujung meruncing. Daun hijau, dengan permukaan licin. Urat daun tipis sehingga tidak jadi motif. Daun ditopang ioleh tangkai lurus, sepanjang 15 cm - 20 cm, mirip sendok. Pertumbuhannya agak merambat.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 10-20 cm, 5 cm |
Saludang (spathe) | : | hijau kekuning-kuningan |
Tongkol (spadix) | : | cokelat ungu |
Nama populer | : | anthurium "sendok", brazilian spoon populer sendok |
Asal | : | Vanezuela |
Anthurium splendidum
Ciri khas: daun hijau tua, berbentuk hati dengan celah yang dalam. Permukaan amat keriput, tetapi memiliki pola urat daun yang indah, mirip kuping gajah. Daun amat tebal dan batang keras.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 25-35 cm, 20-30 cm |
Saludang (spathe) | : | merah muda |
Tongkol (spadix) | : | hijau yang kemudian menjadi merah |
Nama populer | : | - |
Asal | : | Kolumbia |
Anthurium superbum
Ciri khas: bentuk daun elips, sosoknya daun tegak, tebal,kaku dengan arah ke dalam, tidak ke belakang seperti jenis lain. Permukaan daun berkerut-kerut dengan ujung tumpul. Permukaan belakang daun hijau. Ini mejadi pembeda dengan hibrid baru, neosuperbum yang berwarna kemerahan.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 60 cm, 20 cm |
Saludang (spathe) | : | hijau |
Tongkol (spadix) | : | putih |
Nama populer | : | - |
Asal | : | - |
Anthurium variabile
Ciri khas: daun menjari dengan 7 anak daun, mirip daun singkong. Daun lemas, sehingga kerap ada yang menjuntai. Daun ditopang oleh tangkai bulat sepanjang 35-50 cm yang menempel di batang. Di ruas batang kerap muncul akar udara.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 25-30 cm, 5-7 cm (anak daun) |
Saludang (spathe) | : | hijau kekuningan |
Tongkol (spadix) | : | cokelat keunguan |
Nama populer | : | - |
Asal | : | Brasil |
Anthurium veitchii
Ciri khas: bentuk daun seperti jantung memanjang dengan permukaan bergelombang, mirip kerutan gaun wanita. Permukaan daun halus mengkilap. Spesies ini salah satu anthurium terindah.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 50-100 cm, 10-20 cm |
Saludang (spathe) | : | hijau putih |
Tongkol (spadix) | : | kuning kehijauan |
Nama populer | : | king anthurium |
Asal | : | Kolumbia |
Anthurium warocqueanum
Ciri khas: sosok daun mirip daunkuping gajah, tetapi lebih panjang. Saat dewasa, panjang daun dapat mencapai 90-120 cm. Permukaanya pun halus mirip beludru.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 100 cm, 10-20 cm |
Saludang (spathe) | : | hijau atau kuning |
Tongkol (spadix) | : | - |
Nama populer | : | "lidah gajah" queen anthurium |
Asal | : | Kolombia |
Anthurium watermaliense
Ciri khas: anthurium ini salah satu pembri warna hitam anthurium. Yang dimaksud hitam sebenarnya adalah bunganya, yaitu tongkol dan seludang. Sedangkan daun tetap hijau berbentuk segitiga. Dengan menyilang anthurium ini dengan jenis lain, maka turunannya akan berwarna kehitaman, bukan hanya bunga, tetapi juga daun dan tangkai.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 20-30 cm, 10-15 cm |
Saludang (spathe) | : | hitam tembaga |
Tongkol (spadix) | : | hitam cokelat |
Nama populer | : | anthurium nigro, black anthurium |
Asal | : | Kolombia |
Anthurium wendlingerii
Ciri khas: daun hijau tua, panjang dan ramping, dengan ujung meruncing. Daun menjuntai sehingga mirip dasi. Permukaan daun berkerut-kerut atau tidak rata. Di masyarakat sebenarnya banyak beredar anthurium spesies yang tidak terdeteksi nama ilmiahnya. Alren silver, leea, mahkota, adalah sederet nama yang umum di masyarakat tetapi samar asal usulnya.
Ukuran daun (panjang dan lebar) | : | 200 cm, 10 cm |
Saludang (spathe) | : | - |
Tongkol (spadix) | : | kuning gading |
Nama populer | : | anthurium dasi |
Asal | : | Vanezuela, Kosturika |
Diposting oleh
SJR
di
Senin, November 26, 2007
0
komentar