20 November 2007

Dunia Dongeng Tanaman Hias

Dunia Dongeng Tanaman Hias

Ilham Khoiri

kompas) Mengikuti perkembangan tanaman hias beberapa tahun belakangan seperti memasuki dunia dongeng. Tren berganti-ganti dan orang-orang berduit tak segan mengeluarkan uang miliaran rupiah demi memburu tanaman primadona. Masyarakat umum pun ikut-ikutan menginvestasikan uang yang pas-pasan demi mimpi meraup untung besar. Apa yang sesungguhnya terjadi?

Masyarakat di Tanah Air sedang terjangkiti demam tanaman hias. Cobalah berkunjung ke Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sejak memasuki kawasan Jaten, yang berbatasan dengan Kota Solo, kita langsung menghirup aroma anturium, tanaman yang jadi tren tahun 2007 ini. Ratusan kebun tanaman hias memenuhi kiri-kanan jalan raya.

Tiba di kawasan Karangpandan, Tawangmangu, dan Ngargoyoso, kebun bunga makin berjubel di mana-mana. Penduduk membangun kotak-kotak di depan rumah sebagai semacam “etalase” untuk memajang tanaman. Baliho-baliho besar dipasang dengan mengusung jargon: “Selamat datang di Kabupaten Anturium”.

Bupati Karanganyar Rina Iriani Sri Ratnaningsih memang mencanangkan kabupaten itu sebagai “Kabupaten Anturium” dan meminta masyarakat di 17 kecamatan untuk menanam berbagai jenis anturium. Kini, ada 1.000 petani, ratusan nursery dan green house yang membiakkan tanaman ini. “Saya mendorong mereka agar fokus pada tanaman hias. Di sini, kalau tidak memiliki anturium, orang tidak merasa jadi orang Karanganyar,” ujarnya.

Tren anturium juga merasuki wilayah lain di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta, dan meluas lagi sampai Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, dan Papua. Pameran, kontes, dan media hobi kerap menampilkan tanaman ini sebagai primadona. Selain jenmanii, jenis lain juga banyak dicari, seperti black beauty, hokeri, gelombang cinta, dan garuda.

gelombang-cinta.jpg

Yang sangat fenomenal, tentulah rekor harga yang gila-gilaan. Awal tahun 2006, indukan anturium jenmanii masih berharga Rp 1.000.000 per pot. Tapi, baru-baru ini, satu pohon anturium jenis jenmanii hasil silangan baru di Kudus, Jawa Tengah, dikabarkan mencapai harga Rp 1,25 miliar. Biji-biji jenmanii yang baru dipanen pun laku Rp 250.000 per buah.

Meski tak seheboh anturium, aglaonema juga sempat booming beberapa tahun lalu. Saat itu, masyarakat juga getol memburu berbagai jenis tanaman dengan daun berbintik-bintik ini, terutama jenis pride sumatera, hot lady, dan widuri. Tren memuncak saat aglaonema harlequin hasil silangan Greg Hambali terjual seharga Rp 660 juta pada lelang terbatas pertengahan tahun 2006.

anthurium-jenmani-jaipong.jpg

Sebelum itu, adenium-lah yang jadi raja tanaman hias. Sejak tahun 2002, masyarakat menguber berbagai jenis adenium dengan bunga berwarna-warni, seperti crimson star, arabicum, dan herry potter. Tahun 2005, tanaman asal Afrika ini pernah mencapai rekor harga sekitar Rp 100 juta.

Begitulah, tren tanaman hias berubah begitu cepat, dengan siklus sekitar dua tahunan. Harga tanaman bisa melonjak tinggi, tetapi juga gampang jatuh. “Fenomena harga yang gila-gilaan hanya terjadi di Indonesia. Di negara-negara lain, seperti Taiwan, Thailand, Hongkong, dan Amerika, masyarakat membeli tanaman dengan harga wajar,” kata Pemimpin Redaksi Majalah Trubus Onny Untung.

Goreng-gorengan?

Kenapa bisnis tanaman hias diwarnai harga yang gila-gilaan? Menurut Ketua Florikultura Indonesia Iwan Hendrayanta, situasi itu terjadi karena stok tanaman hias tertentu memang yang terbatas, padahal kebutuhan pasar tinggi. Tetapi, itu juga bisa dipengaruhi spekulasi para pemain baru yang terjun dalam bisnis ini.

Biasanya satu jenis tanaman yang potensial dimatangkan dulu di kalangan penyilang atau pemilik tanaman indukan. Sebelum dilempar ke pasar, tanaman itu diperkenalkan dulu dalam pameran, kontes, atau brosur. Tanaman yang memperoleh sambutan bagus lantas dipublikasikan media, seperti Trubus atau Flona.

bibit Anthurium

“Kalau sudah diulas media, biasanya orang-orang langsung penasaran, mencari-cari, dan tumbuhlah pasar. Ketika pasar bertambah dan stok terbatas, otomatis harga terdongkrak,” kata Iwan.

Saat harga naik, bisnis tanaman itu menjanjikan untung besar. Masuklah kalangan berduit atau konglomerat yang ingin untung cepat. Mereka berinvestasi dengan menanamkan modal besar. Dalam kondisi seperti itu, harga tanaman bisa melejit sampai taraf “tak masuk akal”.

Bursa tanaman tambah panas ketika para pemain berlomba mendatangkan jenis-jenis baru dari luar negeri, terutama Thailand, Filipina, dan Taiwan. Apalagi, kemudian bermunculan orang yang ikut-ikutan atau kolektor yang membeli demi gengsi. Hauwlie, pemilik Gracia Nursery di Karanganyar, mengungkapkan, banyak pemain di bisnis ikan, burung, atau pengusaha bus dan rokok yang terjun ke tanaman hias.

“Tidak benar pengusaha Karanganyar sengaja menggoreng-goreng harga anturium. Harga melonjak karena ada sejumlah pengusaha pendatang baru yang berspekulasi menawarkan harga tinggi,” kata Didik Setiawan, pemilik Nursery dan Gardening Deni di Karanganyar.

Menurut Chandra Gunawan Hendarto, pemilik Godongijo Nursery di Sawangan, Depok, orang berduit berani berinvestasi ke tanaman hias karena melihat sektor riil ekonomi masih lesu. Saat bersamaan, bunga deposito di bank yang sekitar 8-9 persen per tahun dinilai terlalu minim, sedangkan permainan saham dianggap kurang menarik karena turun-naik.

“Orang yang punya duit lalu melirik bisnis tanaman hias yang sedang menggairahkan. Jadilah bisnis ini makin ramai saja, banyak orang yang semrintil-ngintil,” kata Chandra, yang memopulerkan adenium sejak tahun 1999.

Pencurian

Ketika jadi komoditas bernilai tinggi, tanaman hias lantas jadi incaran banyak orang, termasuk pencuri. Sejak heboh anturium jenmanii yang mahal, banyak pemilik nursery mengaku kebobolan. Sayangnya, kasus kriminal itu sulit ditangani kepolisian karena belum ada identifikasi khusus untuk tanaman hias.

“Saya sudah pernah empat kali kecurian tanaman anturium. Nilainya bisa ratusan juta rupiah,” kata Jefri, penggemar tanaman hias asal Cipanas, Puncak.

Puncak

Mengantisipasi situasi ini, pemilik tanaman hias mau tak mau harus mengeluarkan biaya tinggi demi menciptakan keamanan berlapis. Jangan heran jika kebun-kebun anturium di Karanganyar dikerangkeng pagar besi, dikawal sejumlah satpam 24 jam, dipasangi alarm, kamera CCTV, sampai dijaga anjing galak.

anthurium-jenmanii-cobra.jpg

“Demi menjaga anturium, bahkan ada orang yang memboyong tanaman itu dalam kamar untuk diajak tidur bersama,” kata Ketua Koperasi Pinasti Karanganyar M Zamzami Ali.

Tidur bersama tanaman? Ah, benar-benar mirip dunia dongeng saja! (sonya hellen sinombor/ frans sartono)

Arti Bonggol Pada Aglaonema

Senin, 19 November 2007 - toekangkeboen.com)


Kita sering terkecoh, saat membeli aglaonema mahal, ternyata --setelah kita bongkar-- tidak punya bonggol, kecuali hanya beberapa helai akar. Padahal ada satu bagian lain yang tak kalah pentingnya, khususnya untuk tanaman aglaonema, yakni bonggol.Bonggol terletak di bawah daun paling bawah, atau di atas tumbuhnya akar.

Orang Selalu Menyebut Bagian Dari Tanaman Aglaonema Hanya Terdiri Dari: Akar, Batang, Daun, Dan Paling Banter Bunga, Buah Atau Biji. Padahal Ada Satu Bagian Lain Yang Tak Kalah Pentingnya, Khususnya Untuk Tanaman Aglaonema, Yakni Bonggol.

Bonggol Terletak Di Bawah Daun Paling Bawah, Atau Di Atas Tumbuhnya Akar.
Bonggol Disebut Panjang Jika Panjangnya Sedikitnya 5 Cm. Sebaliknya Disebut Pendek, Jika Panjangnya Hanya 1-2 Cm.

Apa Yang Menyebabkan Bonggol Menjadi Hal Yang Penting?

Bonggol Terdiri Dari Ruas-Ruas. Ruas-Ruas Itulah Yang Kelak Memunculkan Anakan-Anakan Baru Aglaonema. Jika Bonggol Pendek Atau Tidak Ada Sama Sekali, Otomatis Peluang Memperoleh Anak Dari Aglaonema Menjadi Sulit. Bahkan Kemungkinan Besar Anda Akan Memperoleh Tanaman Aglaonema Yang Kurang Sehat, Sebaliknya Jika Bonggol Panjang, Yang Ditandai Dengan Banyaknya Ruas, Kita Bisa Berharap, Aglaonema Tersebut Akan Produktif Menghasilkan Anakan-Anakan Baru.

Atau Kalau Ada Waktu, Potong Bonggol Itu Sekitar 2 Cm, Dan Tanam, Untuk Menghasilkan Tanaman Baru.

Harga Aglaonema Tidak Murah. Karena Itu, Disarankan, -- Seperti Sudah Disinggung Pula Di Bagian Lain Buku Ini-- Sebaiknya Anda Tidak Perlu Segan-Segan Apalagi Malu Meminta Penjualnya, Untuk Mengeluarkan Tanaman Yang Anda Beli Dari Dalam Pot, Untuk Melihat Kondisi Bonggolnya.

(Dikutip Dari Buku Panduan Praktis Perawatan Aglaonema, karangan Kurniawan Junaedhie, penerbit PT Agromedia Pustaka, 2006)

Cara Semai Biji Adenium

Rabu, 06 Juni 2007 - toekangkeboen.com)

  • Siapkan media penyemaian biji. Bisa berupa pot berdiameter 30 atau 40 cm; atau bisa juga gunakan tray khusus untuk penyemaian.

  • Media penyemaian yang bisa digunakan adalah cocopeat (sabut kelapa) yang banyak dijual di toko-toko saprotan, dicampur dengan sekam bakar secukupnya dan pasir malang. Perbandingan 2:2:1.

  • Masukkan media semai tsb ke dalam pot atau tray tadi setinggi 3/4-nya.

  • Semprot media dengan air menggunakan sprayer.

  • Buatlah lubang tanam, bisa menggunakan pensil atau telunjuk, sedalam sekitar 1 cm dengan jarak antar lubang sekitar 1,5 cm.

  • Masukkan biji satu per satu ke dalam lubang-lubang tadi.

  • Letakkan biji-biji Adenium dengan posisi tidur. Jadi jangan disebar secara acak.

  • Tutupi biji dengan media tanam yang sama di atasnya.

  • Semprot lagi bagian atas media sampai basah dengan menggunakan sprayer. (Ada beberapa pekebun, yang kemudian menutupi atau pot atau tray dengan plastik agar tetap lembab.)

  • Letakkan di tempat teduh, dengan cahaya matahari, dan sirkulasi udara yang baik (berangin).

  • Dalam waktu 7-10 hari, biji akan menjelma menjadi kecambah

  • Setelah tinggi kecambah mencapai sekitar 5-8 cm, dan punya 3-4 pasang daun, kecambah-kecambah tadi bisa dipindah ke dalam pot tersendiri.

  • Kecambah itu sudah siap dijemur secara bertahap.

Problem Yang Mungkin Timbul:
Setelah bjiji menjadi kecambah, problem seringkali muncul. Antara lain:

  • Kecambah tiba-tiba tumbang atau juga yang lazim disebut Patah Pinggang. Dimulai dari beberapa kecambah dulu kemudian, --seperti menulari yang lain,-- beberapa lainnya lagi ikut tumbang. Penyebabnya, drainase penyemaian yang kurang baik yang mengakibatkan akar menjadi busuk.


    Kecambah tiba2 tumbang.
  • Akar dan bonggol Busuk. Umumnya disebabkan oleh Pithium atau Phytopthera terutama ketika kecambah dipindahkan. Benih dengan akar dan bonggol busuk dengan mudah bisa dilihat dari daun-daunnya yang menguning.


    Akar dan bonggol busuk. Daun2 menguning.
  • Ulat. Ini menyebabkan benih jadi mati.


Biji kena ulat, menyebabkan benih menjadi mati

Keganjilan yang mungkin terjadi:
Jika biji Anda tumbuh kelak, --jangan kaget-- bisa jadi, akan muncul benih-benih yang mengejutkan, misalnya:


Varigata

Dempet dua atau tiga

Adenium dengan jenis besar

© Tim Tukang Kebun TOEKANGKEBOEN NURSERY disarikan dari Tropica Nursery Adenium.

Kiat Memelihara Anthurium

Rabu, 06 Juni 2007

toekangkeboen.com) Penampilan tanaman athurium yang prima selalu menjadi dambaan setiap pemiliknya. Untuk dapat memiliki anthurium yang mantap, prima, eksklusif dan megah, serta sedap dipandang mata, perawatan jelas menjadi kunci utama.

A. PENYIRAMAN:
Penyiraman memegang peran penting untuk menjamin pertumbuhan anthurium yang sehat. Namun demikian selalu disarankan, penyiraman tidak boleh berlebihan. Air tidak boleh sampai tergenang, atau media sampai becek. Secara ringkas, penyiraman anthurium hanya berfungsi untuk menjaga kelembaban media saja.

Yang ideal penyiraman dilakukan satu hari sekali, pada pagi hari sebelum pukul 10.00 atau sore hari setelah pukul 17.00, untuk menghindari penguapan. Pada musim kemarau, atau saat suhu sangat tinggi dan kelembaban udara juga meningkat, jadwal penyiraman boleh dilakukan 2-3 kali sehari. Apabila media masih basah, penyiraman tidak perlu dilakukan. Penyiraman yang terlampau sering justru menyebabkan tanaman busuk dan memicu munculnya penyakit.

Upayakan menggunakan air yang bersih dan terhindar dari pencemaran. Penyiraman bisa dilakukan dengan sprayer ke arah media tanamnya, bukan pada daunnya untuk menjaga agar daun tidak robek.

B. PEMUPUKAN:
Pupuk dasar bagi anthurium adalah NPK. Di pasaran saat ini tersedia pupuk NPK dalam bentuk slow release seperti Dekastar atau Osmocote. Apabila menggunakan pupuk ini, pemupukan cukup dilakukan enam bulan sekali. Pupuk NPK diberikan dengan cara disebar di sekitar tajuk tanaman. Jumlahnya, mengikuti petunjuk yang tertera pada kemasan.

Jenis pupuk yang diberikan, sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan fase pertumbuahnnya:

· Pada tanaman muda, gunakan pupuk dengan kandungan N (Nitrogen) yang tinggi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif.

· Pada saat tanaman sudah mencapai fase generatif, bisa diberikan pupuk dengan kandungan P (Phospor) dan K (Kalium) yang tinggi guna merangsang munculnya bunga.

Selain pupuk dasar NPK, sebaiknya juga diberikan pupuk kandang atau humus sedikitnya setahun sekali. Pupuk kandang yang digunakan harus steril. Untuk anthurium daun, banyak hobbyst menambahkan dengan menyemprotkan pupuk majemuk, seperti Gandasil atau Atonik sesuai aturan. Disebut pupuk majemuk karena kandungannya tidak hanya NPK tetapi juga ada unsur tambahan.

C. PENEMPATAN:
Anthurium sebaiknya ditempatkan di tempat semi teduh. Tepatnya, lokasi dengan intensitas cahaya antara 30-40%. Misalnya, di teras rumah, halaman rumah di bawah pohon pelindung, atau ruangan dalam dekat jendela.
Jika diletakkan di dalam rumah, sebaiknya taruh dekat jendela atau yang terkena cahaya matahari. Anthurium yang diletakkan di dalam rumah, sebaiknya di keluarkan secara berkala. Sedikitnya 3 hari sekali selama sehari penuh. Karena tanaman yang terlalu lama bnerada di dalam ruangan, cenderung membuat daun-daunnya pucat. Jika ruangan ber-AC, daun menjadi kering dan warna hijau menjadi kusam.

Jika diletakkan di halaman terbuka, harus menggunakan shading net yang memiliki ketebalan 60%, yang memungkinkan hanya 40 % cahaya masuk. Jangan terlalu gelap, atau teduh. Ini bisa membuat pertumbuhan fisik tanaman terganggu. Misalnya, tangkai daun anthurium yang mestinya bertangkai pendek, menjadi memanjang, bentuk daun yang mestinya bulat, menjadi runcing, dan berbagai perubahan lainnya. Yang selalu harus diingat, jangan sampai anthurium kita terkena cahaya matahari langsung, daun anthurium bisa terbakar (necrosis) dan musnah sudah keindahan anthurium sebagai tanaman hias berdaun indah.

D. PERAWATAN DAUN:
Daun adalah bagian dari anthurium yang paling spesial. Kalau daun anthurium kotor penuh debu, atau sobek, kadar ketistimewaannya dengan sendirinya akan merosot.

Untuk menjaga agar daun-daun anthurium kita selalu kinclong dan ngejreng, tentu saja kita harus menjaganya dari kotoran atau debu. Kalau dianggap perlu, boleh saja kita melapnya dengan tissue basah atau kain halus yang basah, setiap hari.

Sedang untuk menjaga agar daun-daun anthurium yang kita sayangi tidak sobek, atau hangus terbakar matahari sebaiknya kita meletakkan tanaman anthurium di tempat yang kita anggap paling aman baik dari lalulintas orang lalulalang maupun cahaya matahari langsung.

E. SANITASI:
Yang dimaksud sanitasi di sini adalah kebersihan yang meliputi kebersihan lingkungan, media tanam dan alat kerja. Harus diingat, bahwa kondisi lingkungan dan cuaca jelek, terutama di musim hujan sering-sering memicu munculnya berbagai jenis penyakit seperti bakteri atau jamur.

Media tanam selalu dianjurkan steril. Tujuannya, juga untuk mencegah munculnya
cendawan.

(Dikutip dari buku Pesona Anthurium Daun karangan Kurniawan Junaedhie, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta)

Musuh-Musuh Anthurium

Rabu, 06 Juni 2007

toekangkeboen.com) Tanaman anthurium memang memberi citra sebagai tanaman yang gagah, bermartabat, dan eksklusif. Citra itu tentu saja harus dijaga dengan perawatan yang baik. Daun anthurium yang koyak, berlobang, atau berwarna kuning atau hangus terbakar jelas akan menurunkan citranya. Berikut adalah musuh utama anthurium yang harus diwaspadai:

Hama

Kutu Daun (Aphis sp.)
Kutu daun hidup bergerombol pada daun muda atau pucuk daun dan helaian mahkota bunga. Hama ini menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel, yang mengakibatkan pucuk atau bunga merana atau menjadi keriting. Kutu daun mengeluarkan cairan madu yang dapat mengundang datangnya semut.

Thrips (Thrips sp.)
Hama ini menyerang pucuk dan bunga anthurium dengan cara mengisap cairan sel yang mengakibatkan permukaan daun berwarna keperakan atau kekuningan seperti perunggu. Kadang-kadang daunnya juga menjadi keriting atau melintir.

Ulat Daun dan Kumbang (Lema sp.)
Kedua hama ini merusak daun secara tidak beraturan sehingga menyebabkan terganggunya proses fotosintesis. Serangan yang berat dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan tanaman.

Cara Mengatasi
Solusinya, potong bagian tanaman yang terserang, dan semprot tanaman dengan insektisida, seperti Decis 2,5, atau Curakron dengan dosis yang dianjurkan pada label kemasan. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tidak menguap.Untuk menghalau semut, bisa menggunakan Furadan.

Jamur dan Bakteri

Penyakit Bercak Daun
Pada daun timbul bercak-bercak berwarna cokelat. Apabila diamati, di pusat bercak tadi terdapat konidium cendawan berbentuk gada memanjang atau benang yang lentur. Penyebab penyakit ini adalah jamur Cerrospora anthurii (Mycosphaerella anthuii Miles).


Penyakit Bercak Antraknosa
Bagian yang diserang adalah daun, tangkai daun, dan bunga. Akibatnya pada tempat yang diserang tadi muncul bercak cokelat, berlekuk, dan tidak teratur. Penyebabnya adalah jamur Collectotrichum anthurii Del.

Penyakit Busuk Batang atau Busuk Daun
Gejala yang tampak adalah batang dan daun berwarna kecokelatan dan membusuk. Penyebabnya bakteri yang dipicu oleh drainase media yang kurang baik sehingga tercipta kondisi lingkungan yang jelek

Cara Mengatasi
Solusinya, pangkas habis bagian tanaman yang sakit, dan semprot dengan fungisida, seperti Dithane M-45 atau Agrept. Gunakan dosis sesuai dengan yang tertera pada label.

Untuk mencegah munculnya hama atau penyakit di atas, upayakan agar kita selalu menciptakan sanitasi tanaman atau kebun yang baik. Dan yang tak kalah penting, adalah menciptakan media tanaman yang porous sehingga menjamin drainase berjalan baik agar perakaran tanaman juga dapat tumbuh sehat.

(Dikutip dari buku Pesona Anthurium Daun karangan Kurniawan Junaedhie, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta)

Syarat Hidup Anthurium

Rabu, 06 Juni 2007

toekangkeboen.com) Tanaman anthurium termasuk tanaman yang bandel dan tidak manja. Jadi, memiliki dan merawat tanaman anthurium tidak repot. Tanaman ini, misalnya, tak butuh pemangkasan seperti pada tanaman cemara udang. Juga tak terlalu digemari kutu atau hama seperti pada tanaman sikas.

Anthurium juga dikenal sebagai tanaman dari keluarga arracae yang paling mudah beradaptasi dengan lingkungan.

Yang paling penting, jangan abaikan beberapa persyaratan hidup dibawah ini:

A. LOKASI:
Pada dasarnya, di Indonesia, tanaman anthurium dapat beradaptasi dengan baik di segala tempat: baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Namun untuk menjamin pertumbuhan anthurium yang bagus, daerah atau lingkungan tumbuh ideal bagi anthurium adalah di dataran menengah (medium) sampai dataran tinggi (antara 600 m – 1.400 m dpl).

B. SUHU:
Anthurium daun tumbuh ideal di dataran sedang yang bersuhu 24—28º C pada siang hari dan 18—21º C pada malam hari. Karena pada suhu tersebut menyebabkan perangsangan produksi klorofil (zat hijau daun) lebih banyak, sehingga warna daunnya menjadi lebih hijau. Namun, tanaman yang gampang perawatannya ini juga dapat beradaptasi dengan baik di daerah dataran rendah yang bersuhu 28—31º C pada siang hari dan 21—25º C pada malam hari.


C. KELEMBABAN:
Kelembapan adalah jumlah kandungan air di udara pada suatu lokasi. Anthurium dapat hidup pada kelembapan cukup tinggi, yakni 60—80%. Kalau kelembapan kurang dari 60%, tanaman akan cepat layu. Sedangkan, jika kelembapan lebih dari 80% akan memicu tumbuhnya jamur pada media sehingga mengancam kesehatan tanaman. Penyiraman pada tanah atau semprotan air yang lembut pada tanaman dapat meningkatkan kelembapan. Untuk mengukur kelembaban, gunakan Higrometer, alat pengukur suhu, yang bisa dibeli di toko2/ apotek di kota anda.

D. SINAR MATAHARI:
Sebagai tanaman yang hidup di daerah menengah dan tinggi, Anthurium tidak tahan terhadap panas matahari langsung. Tanaman anthurium yang menerima sinar matahari secara langsung atau berlebihan akan mengalami dehidrasi: daun-daunnya mongering atau hangus terbakar.

Sebaliknya bila kekurangan cahaya juga dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu. Misalnya, daun menjadi pucat atau lemas.

Yang ideal, anthurium membutuhkan tempat yang semi teduh (semi naungan). Kira-kira, lingkungan yang menerima sinar matahari dengan intensitas cahaya sekitar 30-60 %.

Jika Anda tinggal di dataran rendah seperti Jakarta, atau Surabaya, sebaiknya menggunakan shading net, yang berukuran 65% atau jika lokasi Anda di dataran menengah bisa menggunakan shading net berukuran 55%.

E. ANGIN DAN SIRKULASI UDARA:
Angin dan sirkulasi udara berkaitan erat dengan hal-hal yang sudah sebut di atas. Dalam kondisi suhu udara meninggi, maupun rendah sirkulasi udara bisa menjaga kestabilan kelembaban.

F. AIR:
Seperti halnya pada tanaman lain, air merupakan unsur penting untuk pembentukan akar, cabang, daun dan bunga. Namun dalam soal air, bagi Anthurium bisa dibilang, “malu-malu tapi mau”. Tepatnya, dia membutuhkan media tanam yang lembab. Penyiraman hanya dilakukan bila media telah kering. Media yang becek tergenang air, tidak bersahabat bagi tanaman ini. Kebanyakan air siraman, bisa membuat anthurium celaka, karena akar anthurium membusuk.

Penyiraman sebaiknya dilakukan dua hari sekali hanya bila cuaca panas atau pada musim kemarau. Tapi bila musim hujan, lihat kondisi dulu. Kalau media masih basah, penyiraman tidak perlu dilakukan.

Kalau bisa, selalu gunakan air yang bersih dan bebas dari pencemaran.

G. MEDIA TANAM:

Media tanam memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan kesehatan anthurium.

1. Syarat Media Tanam

  • Derajat keasaman (pH) media tanam yang ideal bagi anthurium adalah 6—7. Namun, anthurium masih mungkin hidup di media ber-pH 5,5 atau 6,5. Pada pH 7 atau netral, anthurium dapat tumbuh optimal karena ketersediaan unsur hara pada media terpenuhi dan ada jaminan kemampuan akar dalam menyerap nutrisi atau zat hara. Angka pH sangat penting karena berpengaruh pada kandungan unsur hara di media. Media disebut masam (tanda media miskin hara) jika angka pH di atas 7, dan disebut basa jika pH ada di bawah angka 7. Pada kondisi media asam, . umumnya cendawan lebih mudah tumbuh, meski ada juga cendawan yang tumbuh pada media ber-pH netral atau sedikit basa seperti jamur fusarium.
    Cara untuk menaikkan pH media tanam, taburkan dolomit secara bertahap. Dolomit mengandung kalsium dan magnesium karbonat. Sebaliknya jika media dianggap terlalu basa, kita bisa menaburkan belerang pada media tanam. Cara yang paling praktis, ganti saja media tanamnya.
  • Porositas adalah kemampuan media dalam menyerap air. Tingkat porositas tanaman di setiap daerah berbeda-beda. Di daerah dataran rendah yang berudara panas, sehingga tingkat penguapannya tinggi, media harus mampu menahan air sehingga tidak mudah kering. Sedangkan di daerah dataran sedang dan tinggi yang umumnya sering hujan, gunakan media berporositas tinggi atau tidak boleh mengikat air terlampau banyak. Komposisi media yang digunakan sangat menentukan tingkat porositasnya.
  • Steril artinya media harus terbebas organisme yang dapat menyebabkan penyakit, seperti bakteri, spora, jamur, dan telur siput. Cara melakukannya cukup gampang, ada yang mengukus media tanam, menjemur seharian di terik matahari, menyiram media dengan air panas, ada juga yang merebus pupuk kandang sebelum digunakan. Cara lainnya yang sering dipraktikkan adalah menebarkan Furadan atau Basamine G ke media tanam untuk meracuni semut atau cacing.

2. Jenis dan Komposisi Media Tanam
Bahan organik yang digunakan bisa berupa pupuk kandang, kompos, humus, cincangan pakis, serutan kayu, dan arang. Komposisi media yang digunakan bisa berbeda-beda untuk setiap petani atau nurseri, tergantung pada iklim setempat.

Berikut beberapa variasi komposisi media yang selama ini dianggap ideal.

- Pakis dan Sekam bakar (arang sekam) dengan perbandingan 1 : 4.

- Sekam bakar dan pupuk kandang yang difermentasi dengan perbandingan 1: 1.

- Cacahan pakis dan kadaka (1:1).

- Pakis, humus, dan pupuk kandang (1:1:1).

Fungsi masing-masing komponen media:

· Pakis mempunyai rongga udara yang banyak, membuat akar tanaman bisa berkembang dengan nyaman dan memperoleh air dengan mudah. Pakis dikenal sebagai bahan campuran media yang bisa menyimpan air dalam jumlah cukup, sekligus drainase dan aerasinya mantap. Daya tahannya sebagai bahan media juga baik, yakni tidak mudah lapuk. Sangat layak digunakan di daerah dengan curah hujan tinggi.

· Sekam bakar dianggap memiliki daya serap terhadap air yang sedikit, tetapi aerasi udaranya sangat baik. Sekam disarankan sebagai bahan campuran media, tetapi digunakan sekitar 25% saja, karena dalam jumlah banyak akan mengurangi kemampuan media dalam menyerap air

· Pupuk kandang, baik berupa kotoran unggas atau ternak, atau humus dianggap memiliki kandungan N yang sangat menunjang dalam pembentukan daun, menjadikan daun lebih sehat dan segar serta membentuk sel dan jaringan pada tanaman.

Disarankan, setiap komponen dari media tersebut, disterilkan, guna menjaga tanaman terhindar dari jamur dan bakteri. Sterilisasi yang lazim dilakukan adalah dengan mengukus atau menyiram dengan air panas terlebih dulu pada komponen-komponen tersebut.

(Dikutip dari buku Pesona Anthurium Daun karangan Kurniawan Junaedhie, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta)

Memilih Pot untuk Anthurium Anda

Kamis, 07 Juni 2007

toekangkeboen.com) Anthurium sangat pantas dan cocok ditanam sebagai tanaman hias dalam pot (pot plant) dibanding ditanam di tanah atau di kebun. Sebagai tanaman pot, kita punya keuntungan khusus. Tanaman bisa dipindah-pindahkan penempatannya, sesuai keinginan kita. Penempatan tanaman di pot yang pas, niscaya juga akan meningkatkan penampilan anthurium. Wajar, jika penanaman di pot tidak boleh dianggap sepele.

Dengan kata lain, pot tidak boleh dianggap sekadar wadah untuk menampung media dan menaruh tanaman. Persisnya, pot harus dianggap sebagai elemen penting agar tanaman enak dipandang mata.

Jenis Pot:
Ada banyak pilihan pot, Masing-masing ada segi plus-minusnya.

Pot plastik. Lebih awet, ringan, dan harga relatif lebih murah. Mudah diperoleh. Warna, bentuk dan ukuran beragam. Itu keuntungannya. Minusnya, pot plastik tidak memiliki pori-pori yang menjamin air dapat tetap meremebes keluar jika terlalu jenuh. Hal itu membuat aliran udarta dalam media tanam juga jadi kurang lancer. Efeknya, suhu dalam pot gampang naik sehingga bisa mengganggu kesehatan anthurium.

Pot porselen atau tembikar. Harga relatif lebih mahal. Tidak mudah diangkat, karena berat. Pot ini juga tak memiliki pori-pori di dindingnya. Keuntungannya, pot keramik beragam, dari yang polos sampai yang bercorak. Suka tidak suka, anthurium akan tambah berwibawa ditaruh di pot keramik.

Pot semen. Pot semen kaya akan bentuk dan biasanya diberi ornament seperti pecahan kaca, kulit kerang atau kerikil. Dinding berpori-pori, sehingga jika air berlebih bisa keluar. Repotnya, bobotnya biasanya berat. Dibutuhkan beberapa orang untuk mengangkatnya.

Pot tanah liat. Dindingnya berpori-pori, menjamin air tidak akan berlebihan di dalam media sehinga suhu udara di dalam media juga stabil. Kelebihan lain, pot tanah liat tidak berat dan harganya relatif lebih murah. Celakanya, pot tanah liat sangat rentan, dan mudah pecah. Salah-salah angkat, pot pecah, media tanam berantakan dan tanaman rusak.

Memilih Pot yang Proporsional:
Rumus yang harus kita pegang dalam memilih pot untuk anthurium adalah proporsionil agar tanaman enak dilihat. Tentu sangat tidak porporsional dan kurang estetis, jika anthurium yang tinggi daunnya mencapai 1 meter, ditanam dalam pot berdiameter 40 cm. Atau sebaliknya, sangat tidak pantas, anthurium yang panjang daunnya ‘hanya’ 30 cm, ditempatkan di pot berdiameter 45 cm.

Ada jenis anthurium yang keunggulannya terletak pada bentangan daun-daunnya yang mengembang seperti sayap burung. Untuk anthurium jenis ini, seyogyanya gunakan rumus sbb: Jika diameter bentangannya mencapai 1 meter, pilih diameter pot yang berukuran lebih kecil sekitar 20 persen dari bentangan daun tersebut. Jadi pot yang pas, adalah yang berdiameter 80 cm. Jika bentangan daunnya hanya 60 cm saja, maka gunakan pot berdiameter 35 atau 40 cm. Begitu seterusnya.

Untuk jenis-jenis anthurium tertentu, pot yang simetris dan proporsional saja belum cukup. Misalnya pada anthurium yang memiliki daun berjurai ke bawah seperti anthurium vetchii, kita masih harus menambah pilar di bawah pot, untuk memberi efek ekslusif pada sang anthurium.

Secara umum, untuk anthurium yang memiliki sosok gagah, akan lebih terlihat mempesona kalau ditaruh di pot dengan stegger pilar di bawahnya. Kesannya ekslusif.

(Dikutip dari buku PESONA ANTHURIUM DAUN, karangan Kurniawan Junaedhie, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta)

Beberapa Cara Jualan Tanaman Hias

Senin, 10 September 2007

toekangkeboen.com) Mau berbinis tanaman hias? Apakah harus sewa lapak? Banyak model bisnis bisa dipilih. Betulkah modal uang mutlak diperlukan? Siapa bilang? Ternyata jadi buser atau hunter bisa jadi pilihan. Modal hanya handphone yang bisa MMS. Berikut ini beberapa model bisnis yang bisa Anda pilih sesuai dengan kondisi keuangan, kesehatan, dan cita-cita pribadi sejak kecil.

Sewa dan Buka Gerai Tanaman Hias
Ini cara paling konvensional. Menjual tanaman hias dengan cara menyewa lapak di tempat terbuka. Kalau Anda punya nyali dan mau sedikit nekad, bisa menggunakan lahan kosong milik pengembang yang tidak difungsikan atau lahan kosong milik siapa saja. Cuma konsekuensinya, Anda harus siap-siap dikejar petugas Trantib dan berurusan dengan para preman. Jelas, cara ini tidak dianjurkan. Yang paling baik, sewa saja secara resmi lapak-lapak di sentra-sentra tanaman hias yang juga resmi. Di Jabodetabek misalnya ada di Ragunan; Flona Alam Sutera di Serpong Tangerang, dan Pusat Tanaman Hias BSD City di Kompleks Taman Tekno Tangerang.

Sistem sewa biasanya dihitung per bulan atau per tahun di luar biaya kebersihan dan keamanan. Hitungan untuk tahun 2007, rata-rata per tahun 5—10 juta rupiah untuk setiap kapling. Kalau lahan sudah habis di tempat resmi tadi, Anda bisa ‘membeli hak pakai’ pada penyewa lama secara ‘bisik-bisik’. Dengan catatan, penyewa lama sudah bosan. Harga beli ‘hak pakai’ juga bervariasi, antara Rp20—100 juta per kapling.


Menyewa lapak di sentra penjualan tanaman hias resmi, selain tidak dikejar-kejar petugas Trantib, Anda juga tidak perlu repot-repot promosi. Karena sentra tanaman itu sendiri sudah mampu mengumpulkan pengunjung. Paling tidak, kalau Anda belum punya pelanggan, kalau nasib baik, ada pelanggan tetangga ‘kesasar’ masuk ke gerai Anda. Yang perlu Anda lakukan tinggal memajang tanaman-tanaman yang bagus, mempekerjakan karyawan yang ramah, dan membuat gerai Anda menyenangkan.

Sewa Stan dan Buka Pameran
Pameran tanaman hias merupakan ajang promosi dan ajang penjualan yang bagus. Pihak penyelenggara melakukan banyak promosi untuk mengudang konsumen datang. Kalau Anda sewa stan dan buka pameran di situ, bukan mustahil gerai Anda dikunjungi orang, dan tanaman Anda dibeli orang.

Sekadar informasi, di Jabodetabek, sewa stan pameran saat ini berkisar Rp750.000 sampai Rp3.000.000, untuk gerai ukuran 3 x 5 meter, selama pameran berlangsung antara 7 sampai 10 hari. Di Jakarta ada beberapa event pameran tanaman yang berskala nasional, seperti Pameran Flora Fauna di Lapangan Banteng setiap bulan Agustus, atau pameran-pameran tanaman hias yang diselenggarakan Majalah Trubus. Namun, banyak juga pameran-pameran serupa yang diselenggarakan oleh Pemda, Supermal, atau event-event organizer di banyak tempat.

Yang perlu Anda lakukan adalah selain menyiapkan tanaman hias andalan juga mencetak kartu nama untuk disebar. Jangan lupa cetak nomor telepon Anda jelas-jelas agar setelah pameran usai, tanaman Anda tetap dibeli orang.

Open House
Open house atau buka nurseri di rumah sendiri paling enak. Anda bisa setiap hari menongkrongi, memantau, dan menerima pembeli. Kalau bisnis Anda laku, Anda boleh bilang pada keluarga di rumah yang ikut menyaksikan, bahwa jadi pedagang tanaman hias tidak ‘hina’. Cara ini gampang dilakukan bila Anda punya pekarangan atau lahan yang memenuhi persyaratan. Namun bagi yang tidak punya lahan, jangan berkecil hati, bisa bikin dak di atas rumah.

Enaknya, para tetangga yang lewat dan melihat, atau sanak keluarga yang kebetulan mampir bisa menjadi pengiklan bisnis Anda. Syukur-syukur mereka juga ikut tergerak untuk membelinya, bukan malah memintanya secara gratis. Kalau yang terakhir ini terjadi, jangan sekali-kali Anda mengabulkannya. Lebih baik Anda menjual kepada mereka dengan harga miring atau rugi, daripada memberinya cuma-cuma. Jangan sampai yang kemudian menjadi berita dari mulut ke mulut adalah bahwa tempat Anda adalah tempat yang tepat untuk mendapatkan tanaman secara gratis. Dengan menjual murah atau rugi, sedikitnya, yang akan menjadi berita adalah tempat Anda menjual tanaman dengan harga murah.

Keuntungan lain dengan memilih cara ini, Anda tentu saja tidak perlu buang biaya untuk menyewa lapak. Selain itu, jika sedang tidak ada pembeli, Anda bisa menikmati keindahannya setiap hari. Kerugiannya, istri, mertua, anak atau cucu Anda bisa terganggu ruang geraknya. Anda juga harus mulai bersiap-siap memiliki rumah seperti hutan belantara. Cara ini juga bisa dilakukan secara luwes. Misalnya, kalau Anda masih kerja, atau punya usaha lain, Anda bisa melakukan open house khusus pada hari Sabtu dan Minggu.

Menitipkan Tanaman
Tanaman bisa Anda titipkan ke teman yang menjual tanaman atau ke penjual tanaman yang Anda kenal. Ini cara paling aman, terutama jika Anda tergolong hobiis pembosan. Jadi kalau ada tanaman yang Anda anggap sudah menjemukan, Anda bisa meminta mereka untuk memasarkannya. Cara titip teman juga pas jika Anda tergolong pemalu, atau masih malu-malu menjadi pedagang tanaman hias.

Keuntungannya, rumah Anda nyaman, dan Anda tak perlu mengeluarkan biaya sewa lapak. Jeleknya, ada kemungkinan tanaman Anda tersia-sia di tempat ‘penitipan’. Bahkan bukan tidak mungkin, orang-orang yang Anda titipi malah ‘mencuri’ tanaman Anda dengan memotong bonggol atau akarnya tanpa Anda ketahui.

Menyewa Tukang Gerobak Keliling
Ini cara paling jitu kalau rumah Anda sempit, dan Anda tidak punya kebun sendiri. Bikin gerobak dorong, dan panggil para pengangguran yang tinggal di sekitar Anda untuk diajak menjadi pedagang keliling tanaman hias. Minta kepada mereka untuk masuk ke perumahan-perumahan menjajakan tanaman Anda. Dewasa ini banyak orang senang tanaman hias tapi terlalu sibuk untuk mendatangi nurseri. Mereka adalah pasar potensial Anda.

Enaknya, setiap hari Anda menerima setoran dari para penarik gerobak dorong. Kalau setiap gerobak menyetor Anda uang Rp1 juta saja sehari, kita sudah bisa bayangkan, betapa indahnya bisnis tanaman hias. Dari sana sekaligus Anda juga bisa mendapat info tanaman yang disukai dan tanaman yang tidak disukai. Dengan demikian, Anda bisa langsung belanja tanaman yang disukai konsumen di tempat penjualan grosir tanaman hias.


Risikonya, kalau penarik gerobak kabur beserta gerobaknya Anda bisa gigit jari. Namun, Anda bisa cegah terlebih dulu dengan menyimpan fotokopi KTP-nya. Kalau ada apa-apa, tinggal lapor polisi.

Menjadi Hunter atau Buser
Kalau Anda ingin dapat untung dari berjualan tanaman hias tapi modal cekak atau tidak punya modal sama sekali, cara ini bisa dilakukan, yaitu dengan menjadi seorang hunter (pemburu) atau buser (buru sergap) tanaman hias.

Pada dasarnya hunter dan buser adalah makelar atau istilah kerennya brooker. Modalnya, informasi dan sebuah handphone yang bisa kirim foto melalui Multimedia Messaging Service (MMS). Dengan model bisnis ini, Anda bahkan tidak harus punya tanaman sendiri.

Membuka Kebun Khusus Sendiri di Daerah Pinggiran
Cara ini mungkin termasuk cara paling mahal. Karena kita harus menyewa atau memiliki lahan luas di daerah pinggiran yang harga atau sewa tanahnya masih murah. Namun, percayalah, meski di dearah pinggiran sekali pun, kalau koleksi tanaman hias Anda bagus, orang akan tetap memburunya. Bak syair lagu “Ke gunung kan kudaki, ke laut kan kuseberangi….”

Keuntungannya, Anda bisa memilih konsumen yang datang ke kebun. Kalau Anda sedang capek Anda bisa mengatakan nurseri Anda tutup, Anda sedang di luar kota atau alasan-alasan lainnya. Bahkan Anda bisa menyeleksi pembeli Anda. Keuntungan lainnya, kalau orang sudah jauh-jauh datang ke tempat Anda, sudah pasti mereka juga akan berbelanja cukup banyak.

Membuka Kebun, Sekaligus Membuka Kedai Kopi atau Galeri
Kalau kondisi keuangan memungkinkan, dan lokasi mendukung, selain membuka kebun dan menjual tanaman, Anda bisa menambah fasilitas lain seperti kafe, kedai kopi, atau galeri lukisan. Jadi, selain berburu tanaman, pengunjung bisa menikmati kopi atau membeli lukisan.

Di Bandung ada All About Strawberry. Bapak dan ibu membeli buah atau tanaman stroberi, sementara anak-anak bisa minum jus stroberi. Di Baturaden, Purwokerto ada Puspa Tiara Nurseri yang menyediakan bakso dan kopi. Istri membeli tanaman, anak-anak makan bakso dan suami bisa minum kopi. Semua happy!

Menjajakan dengan Sepeda Motor atau Mobil
Cara bisnis seperti ini boleh dicoba kalau Anda tidak punya lapak. Anda tinggal ambil dagangan di tempat kulakan, lalu menjajakan secara keliling dengan sepeda motor atau mobil. Sasarannya, pedagang-pedagang tanaman hias kaki lima atau masuk ke pedagang-pedagang yang sedang buka stan pameran yang karena terlalu sibuk tidak punya waktu untuk kulakan..

Kita bisa menjual per lima atau per sepuluh pot. Tak usah untung banyak, asal penjualan lancar dan pembayaran bagus, sudah aduhai. Modalnya, cuma tahu tempat kulakan, tahu lokasi sasaran kita berada, dan punya sepeda motor atau mobil yang bisa dipakai. Kalau Anda bisa ngutang dulu di tempat kulakan, lebih asoy. Jadi Anda tak perlu mengeluarkan modal. Tentu saja, Anda harus langsung membayarnya begitu Anda menerima uang.

Membuat Website
Kalau mau memasarkan tanaman Anda ke pasar lebih luas, Anda bisa membuat website. Di situ Anda bisa memasang foto-foto tanaman, dilengkapi deksripsi dan harganya.

Membuat website tidak mahal. Anda cuma harus membayar seorang desainer web, untuk membuat website. Lalu menghubungi dan membayar pihak web hosting, agar website Anda bisa disiarkan ke seluruh dunia.


Keuntungan lain jika mempunyai website, Anda malah bisa jadi brooker. Tanaman milik teman yang hendak dijual bisa Anda foto, lalu gambarnya dipasang di website. Jika laku, Anda akan mendapatkan komisi.

Pasang Iklan Baris di Internet
Punya tanaman, tapi tidak punya gerai, atau malu mejeng di pameran, tidak bisa bikin gerobak boro-boro punya website? Gampang saja. Pasang iklan baris di Internet.

Dewasa ini banyak portal-portal tanaman hias yang bersedia memasangkan iklan baris Anda secara gratis. Contohnya, Trubus Online (http://www.trubus-online.com), dan LangitLangit.Com (http://www.langitlangit.com) . Syaratnya cuma satu: Anda tidak gaptek Internet. Kalau cuma tidak punya Internet, gampang, datang saja ke Warnet atau bawa laptop dan bayar vouncher sewa hot spot yang banyak dimiliki supermal atau kafe.

Buka Supermarket
Buka supermarket butuh lahan dan bangunan yang memadai. Di situ orang bisa berbelanja tanaman hias secara swalayan. Cuma mungkin, Anda tidak cukup bayar tenaga untuk bagian kasir, tapi perlu juga sewa para detektif untuk mengatasi para pengutil tanaman. Maklum, tukang kutil biasanya juga mencari peluang di supermarket Anda.


Jadi importir.
Anda berangkat ke Thailand, dan membawa pulang tanaman yang sedang digemari di tanah air. Kelihatannya keren. Syaratnya, paling sedikit Anda punya paspor, surat izin impor dan uang memadai..

Menurut orang yang suka ulang-alik ke sana, sedikitnya kita harus membawa Rp. 500 juta, supaya kita untung. Kalau bawa uang dibawah itu, bisa saja, tapi Anda tekor. Anda juga harus siap berurusan dengan masalah bea cukai setelah barang Anda tiba di bandara. Repotnya, tidak ada tarip resmi, semua masih dihitung suka-suka.

Saat buku ini ditulis, beaya seperti ini, untuk sekali masuk barang bisa mencapai antara Rp. 10 juta sampai Rp. 25 juta. Tentu saja beaya sebesar itu harus Anda masukkan sebagai komponen harga jual. Salah-salah berbicara dengan pihak berwenang, bukannya Anda dapat untung, barang malah disita, untuk dimusnahkan. Anda pun gigit jari. Kalau Anda tergolong tidak gentar atau suka naik pesawat terbang dan sedikit punya nyali, model bisnis ini bisa dicoba.


(Dikutip dari buku, “JURUS SUKSES BISNIS TANAMAN HIAS”, karangan Kurniawan Junaedhie, PT Agro Media Pustaka, Jakarta 2007)

19 November 2007

Anthurium Jenmanii Bangkit Langsung Melejit

(Majalah Flona edisi 44/III – Oktober 2006. Hal 12 – 14)

Anthurium jenmanii masuk Indonesia pada tahun 1984. Moyangnya adalah penghuni hutan. Tumbuhan ini banyak tersebar luas di belantara Amerika terutama Amazon. Anthurium termasuk jenis tumbuhan berumah satu. Artinya dalam satu bunga terdapat dua kelamin (bunga jantan dan betina). Selama perjalanan hidupnya, nenek moyang A. jenmanii telah mengalami kawin silang. Akibatnya saat ini ditemukan banyak spesies silangan baru. Semisal Black Beauty dan Marble Queen.

Perkembangan turun temurun tidak hanya disebabkan oleh persilangan, tapi juga akibat mutasi. Perubahan sifat itu sering akibat faktor lingkungan. Breeder juga kerap kali secara sengaja membeiri perlakuan sehingga menyebabkan terjadi mutasi. Perlakuan semacam itu terjadi dengan bantuan bahan kimia, sinar radioaktif, listrik atau bahan mutan lain yuang bisa memicu perubahan sifat. Berbagai jenis Anthurium jenmanii hasil mutasi yaitu Sahara dan Ratu.

Pamor anthurium sempat mengalami pasang – surut, tak jauh berbeda dengan perputaran roda nasib. Trennya menanjak pada kurun waktu 1980 – 1987. Keberadaan tanaman ini memang terbukti menyodok phylodendron dan puncak tren tanaman hias periode sebelumnya. Saat itu pamor jenmanii belum bersinar terang. Pada 1990 – 1995, masa kejayaan anthurium meredup. Warna warni helai daun aglaonema membuat lembaran daun anthurium nampak “kusam”. Begitu juga dengan jenmanii “tenggelam” bersama anthurium lain. Munculnya primadona baru membuat keberadaan anthurium kian jauh dari hati pehobi. Semisal euphorbia dan adenium sempat menjadi ratu tanaman hias pada kisaran tahun 2003.

Namun pada awal 2006 geliat tren anthurium mulai nampak kembali. Kali ini jenmanii menjadi primadonanya. Tren pasar menunjukkan bahwa jenmanii bakal banyak diincar konsumen. Tak heran jika banyak nurseri dan penangkar menyiapkan stok besar – besaran . Akibatnya harga jenmanii melambung tinggi. Ragam anthurium lain pun ikut mendompleng ketenaran jenmanii. Pemicu melonjaknya permintaan jenmanii tidak diketahui pasti. Namun banyak pendapat mengungkapkan bahwa karakter jenmanii lah yang mengakibatkan tanaman ini diminati. Posturnya kompak, daunnya kuat, mudah hidup serta memiliki varian spesies sangat banyak.

Ada juga yang mengatakan fenomena naiknya pamor anthurium khususnya jenmanii juga tak lepas dari pengaruh pebisnis. Mereka melirik jenmanii lantaran stok di pasar sangat pas untuk memutar laju gerak bisnis yang menguntungkan. Artinya stok jenmanii itu tidak berlebih, namun juga tidak kurang. Yang jelas pehobi, grower, pebisnis bersama-sama ikut berperan membalik roda tren anthurium dari dasar menuju puncak kejayaan.

MERAWAT ANTHURIUM

Sosoknya yang gagah perkasa memikat hati penggemarnya. Karakternya yang tidak rewel dan mudah dirawat semakin menambah hasrat untuk memilikinya. Yang jelas tanaman berdaun indah ini tak merepotkan Anda. Berikut ini perawatan standar untuk anthurium.

Anthurium bisa tumbuh di media tanah merah sekalipun. Tapi akan lebih baik bila media tanamnya porus, berupa campuran pakis, sekam bakar, sekam biasa, dam bisa ditambah pasir malang.

Kalau akarnya bisa tumbuh bagus, tanaman juga akan baik. Media tanam dan wadah (pot) wajib bersikulasi udara baik. Untuk menghindari jamur yang sering menyerang anthurium, media tanam direndam dalam larutan anti jamur (fungsida) sebelum dipakai.

Penggantian media dilakukan kalau pot sudah tidak mampu menampung pertumbuhan akar. Caranya tanaman dipindahkan ke pot lebih besar berikut medianya, kemudian tambahkan media sampai penuh.

Flora berdaun indah ini tidak menyukai sinar matahari penuh. Pertumbuhan optimal akan berlangsung di tempat yang relatif teduh. Untuk mengatur intensitas cahaya bisa menggunakan paranet 65 % rangkap dua. Piranti itu berfungsi untuk melindungi tanaman dari sengatan sinar matahari langsung.

Anthurium bisa juga ditempatkan di teras rumah yang tidak terkena sinar matahari langsung. Disarankan rutin memutar tanaman supaya pertumbuhan seimbang di setiap sisi.

Pengaruh pemupukan tidak terlalu dahsyat. Namun pemupukan tetap harus dilakukan agar anthurium cukup mendapatkan suplai hara. Jatah pupuk Decastar diberikan setiap 3 bulan sekali. Setelah itu bisa diberikan pupuk berbarengan saat penyiraman, semisal Growmore. Frekuensinya bisa setiap minggu atau setiap bulan dengan dosis rendah. Setiap minggu diberikan B1 yang disemprotkan ke daun supaya tetap sehat.

Penyiraman tergantung musim. Saat musim kemarau disiram setiap hari sekali. Sementara pada musim hujan tak perlu disiram kalau anthurium sudah terkena air hujan.

Anthurium juga bisa dikawinsilangkan, untuk mendapatkan sosok tanaman berpenampilan cantik. Cobra salah satu jenis anthurium hasil silangan yang beken saat ini. Menurut Ansori, grower anthurium di Jakarta Selatan, cobra merupakan hasil silangan antara Anthurium jenmanii varietas sawi gelombang dengan jenmanii varietas koi. Berbagai jenis anthurium bisa disilangkan, antara lain Anthurium andreanum x Anthurium jenmanii, Anthuroium faustino-mirandae x Anthurium jenmanii, Anthurium sp. “jamaican” x Anthurium faustino-mirandae.

Anthurium termasuk jenis tanaman berumah satu. Artinya dalam satu bunga anthurium terdapat 2 jenis kelamin (bunga jantan dan betina). Meskipun demikian penyerbukan sendiri sangat jarang terjadi Sebab bunga betina dan bunga jantan masak pada waktu tidak bersamaan. Kondisi seperti ini justru mempermudah langkah penyilangan.

Serbuk sari sudah masak biasanya berwarna kuning dan mudah rontok. Sedangkan bunga betina sudah masak ditandai adanya lapisan lendir di bagian putik. Cairan kental itu adalah nektar alias madu. Bila dipegang, terasa licin dan lengket. Kehadiran serangga bisa digunakan sebagai penanda bahwa bunga betina sudah masak. Bunga betina siap diserbuki 2 – 3 minggu setelah mekar.

Jika sudah mendapatkan bunga jantan dan betina siap kawin, selanjutnya bisa disilangkan. Penyilangan sebaiknya dilakukan pada pagi hari, sekitar pukul 07.00 – 10.00. Keberhasilan penyerbukan sangat diipengaruhi suhu yang tidak terlalu panas.

Serbuk sari bunga jantan dikumpulkan menggunakan kuas bersih (steril). Serbuk sari itu dikumpulkan dalam cawan bebas kuman. Setelah terkumpul, serbuk sari langsung dioleskan ke putik bunga betina yang lengket.

Sekitar 2 bulan setelah penyerbukan, buah siap dipanen. Jika buah masak tidak serempak, pemanenan harus dilakukan secara bertahap. Dipanen dulu buah yang sudah masak. Buah lalu dilepaskan dari tongkol. Dikupas untuk diambil bijinya, dengan cara dipijit. Untuk menghilangkan daging buahnya, buah harus direndam air selama 1 hari. Juga bisa direndam aquades selama 10 menit. Seusai direndam, buah dicuci dengan air bersih sambil diremas-remas sampai lendir yang menempel di biji bersih. Ditandai biji jadi kesat. Dicuci hingga bersih dan dikeringkan. (agritekno.com)

Philodendron Daun Unik Cetak Duit

(Johana Ani Kristanti. Maj.Kontan. Edisi Khusus. Agustsus 2006. Hal 12–13)

Permintaan akan philodendron kian meningkat. Bisa sebagai tanaman hias koleksi, penghias properti, hingga tanaman pengisi taman – taman kota. Daunnya juga laku keras untuk rangkaian bunga. Potensi pasar masih terbuka lebar dan pemainnya masih belum banyak. Belakangan nama philodendron mulai sering terdengar lagi. Begitu terkenalnya lantaran mempunyai bentuk daun yang unik. Para pecinta tanaman di Indonesia sudah mengenal philo sejak puluhan tahun silam. Philodendron merupakan tanaman klasik.

Jika dulu sering dijumpai philo dengan warna hijau dan ukuran tanaman yang besar. Maka kini di pasaran pohon ini banyak yang daunnya tak lagi berwarna hijau. Black cardinal salah satu jenis philodendron yang mempunyai ukuran lebih kompak kini sangat disukai kalangan pehobi tanaman hias. Selain daun yang berbentuk hati dengan warna merah kehitaman, keunikan lain terletak pada batangnya yang berwarna merah muda.

Lain lagi dengan jenis philodendron yang berjuluk cherry red. Saat daun muda tumbuh, muncul warna jingga kemerahan. Ketika tanaman sudah dewasa warna daunnya berubah menjadi kuning cerah. Bentuk daunnya serupa dengan black cardinal yakni meruncing ke atas dan sedikit melebar. Jenis lainnya adalah red kongo, orange juice, fillo gergaji, dan zanadu.

Jenis – jenis philo antara lain :

  1. Philodendron imbe. Termasuk jenis yang tumbuh cepat, dalam dua sampai tiga tahun dapat mencapai panjang 7 kaki.
  2. Philodendron burgundy. Pertumbuhannya lambat, dalam waktu 2 – 3 tahun panjangnya hanya 1 kaki.
  3. Philodendron scandens atau sweetheart plant. Termasuk yang mudah tumbuh, tangkai daun berukuran 3 – 5 inci, daun mengkilap tumbuh sebagai tanamn pemanjat.
  4. Philodendron hastatum. Daun besar mencapai 6 – 15 inci, bentuk seperti panah dengan permukaan daun berlilin.
  5. Philodendron tuxia. Seperti hastatum tetapi memiliki banyak cabang.
  6. Philodendron melacochrysum. Daun berbulu seperti beludru.

Sebenarnya tak perlu keahlian khusus untuk merawat philodendron karena termasuk tanaman bandel. Hanya perlu ekstra hati – hati terhadap sinar matahari. Beberapa philo tak menyukai sinar matahari karena bisa membuat helai demi helai daunnya menjadi terbakar. Philodendron hasil silangan Greg Hambali semuanya tahan terhadap sinar matahari. Tanaman philo bisa mati jika media tanamannya mempunyai kelembaban yang berlebihan. Penyiraman philodendron cukup dilakukan setiap 3 – 4 hari sekali demi mencegah kebusukan pada batangnya.

Kebutuhan daun philodendron sangat banyak. Tanaman ini bisa diletakkan di dalam ruangan. Makanya permintaan hotel – hotel akan tanaman ini sangat besar. Biasanya hotel berbintang menggunakan philodendron di sudut ruangan untuk menambah kesan eksklusif. Philo juga bisa digunakan untuk rangkaian bunga. Biasanya penggunaan untuk rangkaian, bunga philo terbagi dalam berbagai ukuran mulai dari small, medium, large hingga extra large.

Philodendron juga sering dipakai sebagai pengisi lanskap. Alasannya sederhana karena perawatannya sangat mudah. Di Indonesia belum banyak orang yang membudidayakan philodendron.

Ada dua macam cara untuk membudidayakan philodendron yaitu pemotongan (stek) dan penyilangan. Kebanyakan nursery melakukan pemotongan batang philodendron untuk membudidayakannya. Pembudidayaan dengan stek bisa dilakukan setelah batang atau yang sering disebut bonggol philodendron sudah berwarna coklat. Pilihlah philodendron yang sehat dengan ukuran batang yang besar. Pertumbuhan tunas tergantung dari kesehatan batang stek. Potong batang yang berwarna coklat Gunakan pisau yang steril untuk menghindarkan bakteri. Batang yang menyambung pucuk daun, lalu ditanam kembali. Batang stek philodendron itu bisa dipotong – potong dalam ukuran 3 cm hingga 5 cm. Yang penting mata tunas telah terlihat. Petumbuhan tunas itu tergantung dari ada tidaknya mata tunas dalam batang itu.

Selanjutnya batang – batang tadi ditanam pada media yang sudah disiapkan. Media yang paling pas untuk budidaya philodendron aalah pasir. Pasir dicuci bersih dan batang yang habis dipotong tak boleh kena pupuk karena pohon bisa mati. Untuk mencegah kebusukan jangan diberi air terlalu banyak dan sebaiknya diletakkan di tempat yang teduh. Kira-kira setelah satu bulan akar akan mulai terlihat. Setelah akar tampak kuat dan sudah terlihat daun, pindahkan philodendron ke dalam pot kecil. Pot berisi campuran tanah, pasir dan humus dengan perbandingan 1 : 1 : 0,5. Setelah terlihat bentuk dasar daunnya, philodendron siap dijual.

Nursery akan menjual tanaman pada umur itu dengan harga Rp 30.000 – 100.000. Adapun bila usianya sudah mencapai 3 – 4 tahun dengan bentuk yang bagus dihargai Rp 6 – 7 juta.

Pembudidayaan dengan biji biasanya dilakukan untuk mendapatkan varietas baru. Cara ini dilakukan Greg Hambali ujntuk mendapatkan philodendron seperti jenis Angela dan Sonora. Waktu yang dibutuhkan relatif lama, lantaran harus menunggu hingga tanaman menjadi besar dan berbunga. Harus memahami teknik penyilangan dan waktu yang tepat untuk melakukan penyerbukan.

Biji – biji yang telah dicuci dan disemprot fungiusida disemai pada media tanam berupa rajangan pakis. Boleh disiram air, tapi jangan terlalu banyak untuk menghindari jamur. Penyiraman 4 – 5 hari sekali juga masih memungkinkan. Yang penting jangan disemai di bawah sinar matahari.

Setelah empat bulah atau berukuran 10 cm, bibit – bibit philodendron itu mulai dipindahkan ke dalam pot berdiameter 10 – 12 cm dan tetap dilindungi dalam shading net. Setelah berusia 10 bulan baru dipindahkan lagi ke dalam pot yang lebih besar berdiameter 25 cm. Bibit philodendron mulai dibiasakan terkena sinar matahari meski kapasitasnya kecil. Selama ditanam di dalam pot, media tanam yang digunakan tetap pakis rajangan.

Setelah terlihat kuat terhadap sinar matahari, kemudian bibit itu mulai ditanam di tanah biasa tanpa peneduh lagi. Tanah dicampur dengan pupuk kotoran ayam, dengan perbandingan 4 : 1. Setelah ditanam di tanah ini, philodendron mengalami pertumbuhan sangat cepat.

Tips budidaya Philo :

  1. Philo menyukai kondisi hangat
  2. Lindungi dari sinar matahari langsung
  3. Jaga media tetap lembab tapi tidak kelebihan air.
  4. Penggantian media dua sampai tiga tahun.
  5. Pebanyakan dengan stek batang (tipe pemanjat), stek bagian dasar tanaman / bonggol (tipe non pemanjat
agritekno.com

Menyemai Daun Emas (Anthurium)

(AGROBIS edisi 732 Minggu ke-4 Juni 2007. Hal 11. GIT)

Sebenarnya tidak susah untuk mencetak sendiri anthurium. Laju pertumbuhan jenis – jenis anthurium memang tergolong lambat, kecuali jenis tertentu seperti gelombang cinta, keris dan corong yang relatif lebih cepat pertumbuhannya. Untuk memulainya diperlukan biji anthurium atau sering disebut ose. Langkah penyemaian biji anthurium hingga mencapai tahapan 2 – 3 lembar daun siap jual adalah sebagai berikut :

  • Petik biji anthurium dari tongkolnya. Pilih yang sudah masak betul yang ditandai dengan warna merah tua.
  • Pencet buah biji yang berwarna merah lalu ambil bijinya. Satu buah ada yang berisi satu dan dua. Rata – rata semuanya bisa dipakai.
  • Bersihkan biji dari lendir buah dengan air bersih dan diangin – anginkan sebentar.
  • Siapkan media perkecambahan. Penyiapan media ada 2 cara. Pertama versi Suroto, Bayan, Tarso dan sebagian besar petani anthurium di Karanganyar dan Tawangmangu yaitu biji langsung ditanam di media pakis halus (diayak) ditambah sedikit kompos dengan perbandingan 80 : 20. Cara kedua versi Luar (Petani luar kota seperti Ijo Royo dan Miranda Nursery di Surabaya) yaitu dengan kapas biasa kapas pembersih muka 3 – 4 lapis.
  • Diyakini model kapas ini lebih praktis dan bebas kuman karena kondisinya bersih, bisa ditaruh di loyang dan dijajar di rak. Resiko biji tidak berkecambah akibat terserang jamur, bakteri dan hewan renik media juga lebih kecil.
  • Selanjutnya basahi media perkecambahan itu dengan air dan siap disemai. Letakkan biji satu – satu dengan jarak 2 cm. Untuk media kapas, satu lembar kapas ukuran 2,5 m2 diisi satu biji. Caranya biji agak ditekan agar sedikit tertanam.
  • Untuk merangsang akar agar cepat berkecambah bisa direndam dengan hormon perangsang akar seperti Quickgrow, Rooton, Happygrow dam sejenisnya.
  • Hal terpenting jaga suhu konstan sedikit tinggi dengan ditutup atau disungkup. Caranya media di pot atau nampan yang sudah ditebar biji ditutup dengan plastik bening lalu diikat dengan karet gelang. Cara lain dengan ditutup kaca bening. Ada yang lebih praktis dengan dimasukkan tray makanan. Sebaiknya setiap pagi dan sore dibuka sekitar 2 – 3 menit agar suhu di dalam tidak terlalu panas sekaligus sirkulasi.
  • Bila kondisi lancar dalam waktu 6 hari biji mulai berkecambah ditandai dengan munculnya calon akar. Gelombang cinta tergolong paling cepat perkecambahannya. Biji yang gagal berkecambah ditandai dengan tidak keluarnya calon akar dan busuk (lembek).
  • Dalam waktu sekitar 8 hari akar sudah mencapai 1 – 1,5 cm dan sebagian besar sudah keluar kuncup daun pertama.
  • Saat biji sudah berkecambah lalu dipindah di media baru dengan isi pakis yang sudah agak kasar (campuran hancuran pakis dan pakis halus), kompos, sekam bakar dan arang. Saat itu kecambah sudah ditata berderet biasanya per boks isi 100 pohon. Cara pindahnya harus ekstra hati – hati dengan membuat lubang dahulu untuk jalan masuk akar lalu ditimbun pelan – pelan.
  • Biarkan kecambah tumbuh dengan secara rutin disiram pagi dan sore. Dalam kurun waktu 2 minggu maka akan jadi daun satu setengah penuh. Lantas genap umur 1 bulan jadi daun 1 penuh. Berikutnya 1 bulan kemudian jadi daun 2 penuh. Pada kondisi itu akarnya sudah kuat dam siap dipindah ke pot satu pohon satu pot.

Banting Setir Alih Profesi

SUARA PEMBARUAN DAILY

Banting Setir Alih Profesi

Kurniawan Junaedhie [Pembaruan/Sotyati]

Raden Sirait [Pembaruan/Luther Ulag]

Sylvi Francis  [Pembaruan/Ignatius Liliek]

Hare gene keluar dari pekerjaan? Gila. Cari kerjaan sulit, berani-beraninya keluar?" Pertanyaan seperti itu akan spontan keluar jika seseorang menyatakan diri keluar dari pekerjaan.

Memang benar. Berani keluar dari pekerjaan pada saat seperti ini bisa dibilang "gila". Bisa jadi ada yang menyebut "bunuh diri". Maklum, tingkat pengangguran saat ini menurut data Bappenas per Februari 2006 tercatat 10,4 persen.

Namun, jalan kehidupan, siapa tahu. Kurniawan Junaedhie (50) melepaskan jabatan pemimpin redaksi sebuah majalah demi menjadi "tukang kebun". Kur, panggilan akrab Kurniawan Junaedhie, sukses menjalankan usaha di bidang tanaman hias. Raden Sirait melepaskan kariernya yang sedang menanjak di Bank Central Asia demi menjadi perancang busana.

Dua orang yang disebutkan tadi hanya contoh. Namun, keduanya membuktikan diri mampu hidup di lahan baru dengan langkah mantap.

Sebagai wartawan, Kur bukanlah sembarang wartawan. Selain mampu menjejak jabatan struktural tertinggi, dari tangannya lahir tiga buku, yakni Ensiklopedi Pers Indonesia (1990), Menggebrak Dunia Wartawan (1993), dan Rahasia Dapur Majalah di Indonesia (1995).

Kur keluar dari pekerjaannya semula pada usia produktif, 44 tahun. Bukan hanya itu, ia keluar dari pekerjaannya justru ketika sedang hangat-hangatnya euforia pers. Bukan pilihan mudah, memang, tetapi ia sudah memutuskan. Ia meninggalkan "kenyamanannya" demi apa yang disebutnya suatu upaya "aktualisasi diri".

Bukan hanya atasan di perusahaan tempatnya bekerja memintanya berkali-kali mempertimbangkan kembali keinginan untuk mundur, namun juga orang-orang terdekatnya. Ayahnya di antaranya. "Tapi memang keinginan saya sudah bulat," katanya saat itu.

Kur tidak pernah merasa menyesali keputusannya. Buktinya usahanya berjualan tanaman hias yang diberi nama Toekang Keboen pun sukses. Membuka gerai di kawasan Bumi Serpong Damai, pembelinya berdatangan dari seluruh penjuru Tanah Air.

Kur memang tidak sekadar berjualan. Kemahiran mengutak-atik komputer mengantarnya mampu menjadi pedagang plus. Di samping pembeli langsung datang ke gerainya, pembeli di luar kota bisa memesan melalui situs Toekang Keboen yang buka 24 jam.

Pekerjaan sebagai wartawan disebutnya menjadi bekal berharga, karena sebagai wartawan ia belajar manajemen, belajar disiplin, belajar mengelola keuangan, dan tentu membaca karakter orang. Kur mengibaratkan lompatan kariernya dengan sederhana saja, ibarat seorang pelayan toko yang kini memiliki toko sendiri, atau seorang karyawan bengkel yang kini memiliki bengkel sendiri. Hanya saja ia tidak memilih membangun usaha media massa sendiri, namun lebih memilih mengembangkan hobinya. Sejak menjadi wartawan ia sudah gemar mengoleksi tanaman. "Kebetulan banyak yang ingin membeli koleksi saya. Hobi itu yang saya kembangkan," Kur beralasan.

Menggeluti lahan barunya, hanya satu bekalnya, bersabar dengan berguru kepada alam.

Menggapai Impian

Raden Sirait meninggalkan dunia perbankan untuk menekuni dunia barunya pada 2001. Dengan mengusung label Luire, kini orang mulai meliriknya setelah kebaya rancangannya dikenakan finalis Kontes Dangdut Indonesia, Miss Indonesia 2006, dan busana sehari-hari Puteri Indonesia 2005 Nadine Chandrawinata. Tujuh kebaya rancangannya juga dikenakan Miss Indonesia 2006 selama mengikuti ajang pemilihan Miss World di Polandia.

Gara-gara melihat tayangan televisi sejak kecil, ia terobsesi menjadi orang terkenal. Namun, hingga dewasa ia tak tahu bagaimana menggayuhnya. Yang ia jalani sejak kecil adalah terbiasa bekerja keras membantu ayahnya menghidupi keluarga dengan menerima jahitan, serta membantu ibunya mengolah sawah.

Raden memerlukan waktu panjang untuk bisa menemukan pegangan hidupnya yang mantap. Ia menemukan dunianya justru pada saat sudah bekerja di perbankan, saat menjabat manajer pemasaran.

Masa-masa itu justru menjadi pembelajaran baginya mengenai mode. Ia gemar mengamati rekan-rekan kerjanya yang menggemari mode dan busana.

Bekerja sama dengan kakaknya, Rospita Sirait, ia merintis karier di bidang mode dan busana.

Kini bukan hanya kebaya rancangannya yang dikenal, namun juga salonnya. Memang sedikit berbeda dengan Kur yang mendasari alih profesi karena perlu aktualisasi diri, Raden lebih ingin menggapai impian masa kecilnya, menjadi orang terkenal.

Tak jauh beda dengan Raden, Sylvi Francis banting setir dari bidang keuangan ke seni. Demi mengembangkan ide yang benar-benar asli hasil karyanya dari A sampai Z, pada 2002 Sylvi rela meninggalkan kariernya di Trimegah Securities. "Waktu itu jabatan saya lumayan tinggi lho, Vice President Corporate Communication di Trimegah," katanya.

Sebelumnya, 1993-1996, Sylvi bekerja untuk Harvard Institute International Development yang menjadi konsultan di Departemen Keuangan. Dari situ, Sylvi bekerja di PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) manajer di bidang corporate communication dan pengembangan teknologi informasi hingga tahun 2000. Baru setelah itu masuk Trimegah.

Kini Sylvi menekuni pekerjaan baru di bidang high fashion silk painting, yaitu melukis dengan media kain sutera yang hasilnya bisa digunakan untuk fashion. Dengan pekerjaan barunya, Sylvi bisa bebas menuangkan segala idenya secara orisinal, tanpa harus dicampur dengan ide-ide orang lain.

Hasil lukisan Sylvi di atas kain sutera bisa dijumpai di exclusive gift shop Ritz Carlton Hotel dan Four Seasons Hotel Jakarta.

Selain melukis di atas kain sutera, Sylvi juga menjadi art consultant, terutama untuk brand image suatu perusahaan. "Sebagai orang yang lama menggeluti bisnis keuangan, saya juga merancang strategi pemasaran perusahaan melalui seni atau membentuk brand image melalui seni. Hal ini belum banyak dilakukan perusahaan di Indonesia," kata Sylvi.

Kini Sylvi juga sibuk mengajar melukis dan membaca puisi di sekolah pengembangan anak, Dramschool. Ia juga membuka kursus silk painting di Kemang. "Dengan menekuni bidang baru ini, saya sekarang bisa menuangkan semua ide-ide saya. Saya benar-benar puas. Dan dari segi penghasilan juga ada peningkatan," kata Sylvi.

Selain Kur, Raden, dan Sylvi, tentu masih banyak orang lain yang telah alih profesi. Seorang konsultan sumber daya manusia menyebutkan, dibutuhkan dorongan kuat untuk alih profesi. Apalagi jika selama ini merasa karier sudah mantap. Alih profesi sangat mengandung risiko. Bukan hanya ketidakpastian, namun juga harus memulai semuanya dari awal.

Namun, bukan berarti tidak mungkin. Kur, Raden, dan Sylvi sudah memulainya. Kur bahkan secara bercanda mengatakan, ada sebelas temannya yang sudah berancang-ancang mengikuti jejaknya. [A-18/N-4/S-24]

Demam Philo Mulai Melanda

SUARA PEMBARUAN DAILY

Demam Philo Mulai Melanda

Philodendron "Black cardinal".

Dua orang ibu asyik melihat-lihat tanaman di sebuah gerai. Pemandangan itu tertangkap ketika berlangsung Pesta Tanaman Hias se-Jawa dan Bali di Yogyakarta penggal awal November lalu. Satu per satu tanaman hias dalam pot tak luput dari perhatian mereka. Perhatian mereka tertuju pada deretan pot "bayi" Anthurium jenmanii. Tercantum harganya Rp 400.000 per pot.

"Mahal, ya?" Mereka saling berbisik.

Anthurium memang sedang naik pamor. Mulyono, pemilik gerai Mata Air mengakuinya. Di gerainya, selain menjual anakan Anthurium jenmanii, ia juga menjual anthurium gelombang cinta ukuran "raksasa". Harganya, jangan tanya. Puluhan juta rupiah, senilai harga dua sepeda motor.

Dua ibu itu urung membeli anthurium. Pilih punya pilih, mereka menjatuhkan pilihan pada Philodendron 'Sunlight'. Untuk memperoleh tanaman itu, mereka hanya mengeluarkan uang tak lebih dari Rp 50.000.

Mulyono mengakui pilihan ibu itu tepat. Sembilan tahun menggeluti usaha tanaman hias, membuatnya bisa membaca tren ke depan. "Memasuki musim hujan, philo dan aglaonema akan kembali digemari. Perburuan anthurium akan mereda," katanya. Philo yang dimaksud adalah nama pasar untuk philodendron, yang sering juga dituliskan filodendron.

Prediksi Mulyono tak jauh berbeda dengan prediksi Maria dari Toekang Keboen Nursery, pembibitan tanaman hias milik Kurniawan Junaedhie. Wartawan yang banting setir menjadi pengusaha tanaman hias itu mulai mempromosikan koleksi philonya, di antaranya Philodendron Red Imperial, Philodendron Lemon Juice, dan Philodendron Emerald. Harganya tak lebih dari Rp 50.000 per pot.

"Memang mulai banyak yang cari philo, umumnya para pedagang tanaman hias," kata Maria, yang adalah istri Kurniawan. "Bukan hanya dari Jakarta dan sekitarnya, namun juga dari daerah. Mulai banyak yang pesan, walaupun anthurium dan aglaonema juga masih ada saja yang cari," katanya.

Beda dengan anthurium yang berkesan "kuno", karena penampilan dan warna daun yang hijau pekat, Maria menganggap philodendron lebih bervariasi. Beberapa di antara tanaman asli Amerika Latin ini sudah sangat dikenal di Indonesia, seperti Philodendron pinnatifidum, Philodendron bipinnatifidum, dan Philodendron monstera deliciosa. Jenis-jenis itu tumbuh merambat.

Belakangan, muncul hibrida, dengan warna daun lebih variatif. Philo Red Imperial, misalnya, warna daunnya merah hingga oranye menyala. Philo Red Emerald, tampil dengan warna daun maroon kehijauan. Philo Lemon Juice tampil dengan warna daun warna lemon. Philo Prince of Orange, sesuai namanya, tampil dengan warna oranye cerah.

Berbeda dengan tiga jenis yang disebut terdahulu yang merambat, jenis-jenis yang disebut terakhir ini tidak merambat. Sebab itu pula, dikoleksi sebagai tanaman penghias ruangan. "Berbeda dengan anthurium, philo lebih luwes. Anthurium umumnya berukuran besar, memerlukan ruang yang sangat luas untuk mengkoleksinya. Yang terbayang kemudian rumah-rumah besar atau rumah-rumah joglo. Beda halnya dengan philo, yang bisa diletakkan di ruang tamu berukuran mungil," kata Maria.

Philodendron gergaji. [Foto-foto: Pembaruan/YC Kurniantoro]

Philodendron "Green emerald".

Dari Koleksi

Kecenderungan kolektor tanaman hias untuk mulai melirik philo juga bisa dilihat di pameran tanaman hias yang sedang berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah, tepatnya di Museum Purna Bhakti, 26 November - 3 Desember. Bukan hanya di Jakarta dan sekitarnya, tren itu juga bisa dirasakan di kota-kota lain.

Yoe Kok Siong, kolektor tanaman hias yang kini mengusahakan Kaliurang Garden Center di Kaliurang, Yogyakarta, membenarkan kenyataan itu. Di tempat pembibitannya, pencinta tanaman mulai memburu varietas tertentu philo, seperti Philo Red Congo, Philo Black Cardinal, Philo Red Cherry, dan Philo Red Nobile. "Umumnya yang datang memang pedagang tanaman hias, tetapi pada hari Minggu, datang juga kolektor dan penggemar biasa," kata Abas, karyawan di tempat pembibitan itu. Soal harga memang tak jauh berbeda dengan Jakarta, sekitar Rp 50.000.

Yoe Kok Siong memulai usahanya dari kegilaannya mengoleksi tanaman hias. Tanaman koleksi itu terutama sebagai pengisi vilanya di Kaliurang. Dari koleksi itu, ia melihat peluang untuk mengembangkannya menjadi usaha. Kini, dari tangannya bahkan telah lahir buku tentang philodendron, yang diberi judul Philodendron: Tanaman Hias Daun yang Menawan, yang ditulisnya bersama NS Budiana. Ia juga mengaku sedang menyiapkan buku tentang anthurium. "Selain philo, saya juga banyak mengoleksi anthurium," ujarnya. [Pembaruan/Sotyati]

Pesona Tanaman Hias Air Jenis Paling Dicari

(Tabloid Hobiku Ed 44/IV 19 Apr-02 Mei 07. Yon)

Tinggal di dataran rendah terasa panas dapat dikurangi dengan menghadirkan tanaman air. Selain sejuk dipandang juga mudah dibudidayakan. ‘Booming’ tanaman hias seperti anthurium atau adenium ternyata ‘menyeret’ naiknya pamor tanaman hias air. Tanaman ini memang memliki kelebihan tersendiri untuk dikoleksi. Selain memiliki beragam varian dan bentuk, tanaman hias air memberikan kesan sejuk. Banyak jenis tanaman hias air, ada yang memiliki bunga atau sekedar dinikmati batang dan daunnya saja.

Untuk menanam tanaman hias air di dalam pot, sebaiknya diperlukan dua media. Yang pertama adalah media tanam tempat tumbuh tanaman hias. Biasanya pot yang digunakan adalah pot plastik. Sedangkan media kedua adalah gerabah / pot yang sudah diberi air. Media pertama ditempatkan pada gerabah tersebut. Keuntungan menggunakan dua media adalah saat melakukan perbanyakan. Dengan dua media tersebut tidak perlu memecah pot gerabah, tinggal pot plastik tersebut dikeluarkan dan menarik media tanam dari pot plastik.

Setelah itu tinggal memecah tanaman hias tersebut menjadi beberapa bagian untuk ditanam kembali dalam pot – pot plastik yang sudah disediakan. Dalam tempo 1 bulan, tanaman hias ini akan menjadi 2 – 3 pot. Untuk tanamn hias berukuran kecil ketinggian air di pot / gerabah sebaiknya kurang dari 10 cm, sedangkan untuk tanaman hias berukuran besar ketinggian air antara 10 – 20 cm. Bila ketinggian air terlalu tinggi, untuk tanaman hias berukuran kecil akan sulit untuk berkembang biak. Sebaliknya kalau terlalu rendah daun tanaman air itu akan terbakar sinar matahari.

Jenis tanaman hias air yang paling banyak dicari para penghobi antara lain :

AMAZONE
Berasal dari Brazil. Habitat aslinya ada di bawah pohon – pohon besar. Tidak menyukai panas terik. Ketinggian tanaman bisa mencapai 2 – 3 meter. Amazone memiliki karakter daun besar, mirip keladi. Batang agak berduri. Di pasaran harga per pot ada di kisaran 100 – 250 ribu rupiah.

BAMBU BUNGA DEWA AIR
Asal tanaman hias ini dari negeri Tiongkok. Bentuknya seperti bambu tapi hidup di dalam air. Anehnya bambu ini memiliki bunga dengan warna putih. Daun berwarna hijau. Agar penampilannya terlihat eksotik, bambu air ini sebaiknya dirumpunkan. Harga di pasaran 100 – 250 ribu rupiah.

ZAMIA AIR
Bentuk tanaman hias air ini kurang lebih mirip suplir, hanya saja karakternya besar. Daun berwarna hijau dengan tipikal agak memanjang. Panjang batang bisa mencapai 1 – 2 meter. Harga 50 – 100 ribu per pot.

KELADI AIR CORONG
Dari sekian banyak tanaman hias air, keladi air corong mempunyai warna yang sedikit berbeda yakni wulung. Batang dan daun tanaman hias air ini berwarna coklat kehitaman. Karakter daun mirip corong. Ketinggian batang bisa mencapai 1 – 2 meter. Harga di pasaran 50 – 100 ribu rupiah.

KIPAS DEWA AIR
Bentuk daun mirip kipas dengan warna hijau muda. Tidak berbunga. Panjang daun bisa mencapai 1 meter. Harga di pasaran mencapai 50 – 100 per pot.

PISANG KELADI AIR
Nama kerennya stipa lativiola. Besarnya daun biasa dan cenderung meruncing di ujungnya. Ketinggian tanaman mencapai 1 – 2 meter. Yang menarik pisang ini berbunga. Harga per pot 100 – 200 ribu rupiah.

LOTUS BUNGA TRUMPUL

Warna bunga tanaman hias air ini bermacam – macam. Ada yang berwarna putih, kuning tapi ada pula yang berwarna merah. Melihat warna bunganya tanaman hias air ini bak bunga mawar. Karakter daunnya lebar. Harga di paaran berkisar 50 – 100 ribu rupia