12 November 2007

Pesona Supernova Jogjakarta: Tongkol Dihargai Rp. 2M


2 Oct 2007, Tanaman itu menjulang setinggi 2 meter. Panjang daunnya 120-130cm dan lebar 90 cm. Susunan daunnya bagus, kompak, dan melambai, kian memperindah penampilannya. Dia adalah

anthurium supernova kebanggaan wong Jogjakarta yang tongkolnya saja dihargai Rp 2 M.

Demam anthurium merajalela di Tanah Air. Harganya pun menjulang tinggi menyamai harga rumah penyanyi dangdut ternama, Inul Daratista, di perumahan Pondok Indah Jakarta Selatan, yang mencapai Rp 2 M.

Fenomena ini tentu cukup menarik bagi industri tanaman hias, mulai dari penghobi, kolektor, dan tentunya penjual. Padahal dulunya anthurium merupakan tanaman yang tumbuh di hutan-hutan tropis yang teduh. Namun karena kemolekan daunnya, si raja daun inipun beralih jadi hiasan yang indah di rumah. Bahkan dari beberapa jenis anthurium, seperti jenmanii atau supernova dipastikan sebagai jenis anthurium yang jarang dan langka, sehingga dengan memilikinya, jadi kebanggaan tersendiri.


Wajar kalau harga anthurium menjulang tinggi, sehingga pasar banyak yang membidik tanaman daun ini. Dengan syarat sudah memiliki indukan yang akan dijual dalam bentuk biji maupun bibit, pebisnis tanaman hias dipastikan bisa menjual koleksi langkanya dengan harga tinggi.


Makin hebat indukan yang Anda miliki, maka dipastikan harga jual anakan akan jauh lebih mahal, seperti Yoe Kok Siong dari Kaliurang Garden Centre Jogjakarta, yang memiliki indukan supernova berusia 15 tahun ini. Indukan yang khusus didatangkan dari Amerika Latin ini memang diharapkan bisa memberikan turunan berkualitas untuk penghobi anthurium.


Yo, sapaan akrab Yoe Kok Siong, mengatakan saat ini memang supernova merupakan jenis anthurium termahal yang pernah ia miliki, karena jenis ini termasuk jarang dan langka ditemukan di Tanah Air. Untuk memilikinya saja, ia harus mendatangkannya dari dataran Eropa.

Supernova miliknya itu baru dalam tahap pembuahan dan belum memiliki turunan sejak datang pada satu tahun yang lalu. Memang dirinnya fokus untuk program penyesuaian iklim dulu sebelum dilakukan penyerbukan untuk bibit, sebab bila dipaksakan bisa saia keluar biji, namun kualitasnya bisa saja - tidak bagus.

Beda bila sudah tumbuh dengan baik. otomatis biji yang dihasilkan juga berkualitas, imbuh Yo.

Supernova milik Yo memang tumbuh sehat. Itu dilihat dari kondisi daun yang tumbuh segar, serta warna hijau yang cerah. Tinggi tanaman sendiri cukup mengagumkan. ia bisa tumbuh lebih dari 2 meter. Selain itu. lebar daun bisa mencapai 90 cm, dengan tulang daun yang sangat tegas menonjol.
Batang daunnya sendiri mempunyai ukuran yang besar, sehingga secara keseluruhan terlihat gagah.

Wajar bila tanaman ini konon menjadi kegemaran para raja, karena menunjukkan kesan jantan dan gagah. Supernova sendiri saat ini menjadi satu jenis jenmanii yang sedang di-'uber-uber' kolektor dan juga pebisnis, dengan harapan bisa menjualnya kembali. Apalagi jenis ini masih sangat langka di pasaran dan tentunya akan jadi koleks ekslusif apabila bisa memilikinya.

Menurut Yo, demam supernova seperti saat ini sempat dialami juga oleh jenmani cobra yang sekarang pun masih mempunyai nilai cukup tinggi. Namun sebagai ilustrasi, ternyata harga jual supernova bisa mencapai empat kali lipat dari harga cobra.

Meski biji supernova miliknya baru bisa dipasarkan tiga bulan ke depan, namun dari sekarang diakui sudah ada peminat yang memesannya. Harga jual yang diberikan untuk setiap biji pada tongkol supernova tak tanggung-tanggung, yaitu Rp 1 juta. Harga yang diberikan tentu cukup mengejutkan, namun di tangan kolektor, harga seperti itu bukan lagi jadi masalah. Harga per-biji Rp 1 juta itu, wajar bila ada salah seorang kolektor yang menawar satu tongkol supernova Rp 100 juta, Yo tidak memberikannya. Pasalnya, dari satu tongkol bisa menghasilkan 2000-3000 biji. Jadi, rupiah yang dihasilkan jelas lebih banyak bila menjual secara eceran. Bahkan kalau dikalkulasi bisa mencapai Rp 2 M per-tongkolnya.

Untuk Jenis jenmanii, terutama supernova bisa mengeluarkan tongkol untuk ber-reproduksi rata-rata usia yang dimiliki antara 7-8 tahun. Jadi untuk melakukan investasi, supernova cukup lama, sehingga akan lebih mudah untuk mendatangkan indukan dari luar negeri. Namun biaya yang dikeluarkan dipastikan cukup besar dan membutuhkan kejelian untuk melihat kualitas tanaman.

Masuk dalam dunia tanaman hias sejak 10 tahun lalu, membuat Yo cukup paham pergeseran tren tanaman hias, seperti mendatangkan supernova satu tahun yang lalu ini. Namun bagi penghobi yang ingin mendapatkan bibit dari supernova, Yoe Kok Siong harus menunggu tiga bulan lagi, sebab saat ini tongkol sedang dalam pertumbuhan biji (wo2k) Sumber: www.kebonkembang.com

Hobi yang Tak Kenal Resesi

Hobi koleksi tanaman hias tak kenal resesi. [Pembaruan/Ruht Semiono]

Mulyono di antara anthurium koleksinya. [Pembaruan/Sotyati]

(SUARA PEMBARUAN) Anthurium di mana-mana. Sejauh mata memandang, yang tampak mencolok adalah anthurium ketika melewati gerai demi gerai di Pesta Tanaman Hias se-Jawa Bali di Yogyakarta, Jumat pekan lalu. Mulai dari Anthurium Black Beauty, Anthurium Gelombang Cinta, Anthurium Keris, Anthurium Cobra, hingga Anthurium jenmanii, terlihat dalam berbagai ukuran.

Di gerai Mata Air, contohnya, tampak "bayi" Anthurium jenmanii ukuran 10 sentimeter ditawarkan seharga Rp 400.000! Di gerai lain, harganya tak jauh berbeda, bergantung pada ukurannya. Memang, Anthurium jenmanii paling banyak dicari selama ini. Permintaan melonjak menyebabkan tanaman ini langka di pasaran.

Sebagian besar anthurium yang dipamerkan memang berukuran besar. Diletakkan dalam pot yang cantik, sosok tanaman itu jadi tampak gagah. Anthurium Gelombang Cinta di gerai Mata Air itu misalnya, tampak seolah mendominasi ruangan. Mulyono, pemiliknya, meletakkannya di tengah gerai. Helai daunnya yang berlekuk berirama, berwarna hijau gelap, mencuat seolah menembus langit-langit saking besarnya. Yang membuat Mulyono senang, anthuriumnya sedang berbunga. Tentu sebentar lagi ia bisa memperoleh bibitnya.

Di sebelahnya, tampak Anthurium Black Beauty, yang sesuai namanya memang tampak cantik dengan tangkai daunnya kehitaman. Kedua anthurium itu dikelilingi "bayi-bayi" Anthurium Keris dan Anthurium jenmanii.

Di deretan "bayi-bayi" Anthurium jenmanii itu, juga, masih bisa ditemui tulisan kol, wayang, teratai. Ternyata, jenmanii pun masih dibedakan lagi ke dalam varietas.

Di gerai lain, tampak Anthurium Keris dengan daunnya yang berukuran panjang. Keris raksasa, tepatnya, karena bisa mencapai ukuran 1,5 meter. Di gerai lain, bisa dijumpai Anthurium Keris Tanduk. Ukuran daunnya sama panjang, namun terkulai, tidak berdiri tegak.

Segmen Jelas

Tepat apa yang diprediksikan Kurniawan Junaedhie, pemilik Toekang Keboen Nursery, sejak Februari lalu, anthurium memang sedang jadi tren. Berlomba-lomba orang menukarkan koleksinya demi untuk memperoleh tanaman hias daun. Agusdin, karyawan di sebuah usaha penerbitan, yang sebelumnya mengoleksi euforbia, mulai dua bulan belakangan ini sering berburu anakan anthurium. "Karena mahal, belinya yang anakan saja. Toh ada kepuasan melihat pertumbuhannya," katanya, menghibur diri.

Ternyata, gaung semarak anthurium lebih terasa di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Mulyono menceritakan, seorang pedagang hias asal Solo memborong anthurium. Tanaman hias itu akan dikembangkan di satu kawasan di Solo. "Memang benar. Bisnis ini tak akan ada matinya. Segmennya sudah jelas," kata Mulyono yang memulai usahanya sebagai kolektor.

Hingga kini terhitung sembilan tahun Mulyono menekuni usaha jual-beli tanaman hias, yang ia akui mampu menghidupi keluarga dengan dua anak itu, satu di bangku SMA dan satu lagi masih duduk di bangku SMP. Ia punya alasan mengemukakan alasan itu. Sebelumnya ia telah mencoba berusaha di bidang lain, seperti usaha di bidang elektronik dan jual-beli kendaraan.

Aris, pengelola pesta tanaman hias itu, menggambarkan bagaimana semaraknya usaha di bidang itu. Sebulan selepas gempa bumi melanda Yogya, contohnya, ketika berlangsung pameran yang sama, penjualan tidak menurun. "Sempat saya tanya apakah si ibu yang membeli tanaman itu luput dari amukan gempa, eh, nyatanya rumahnya juga rusak. Tapi rumah rusak karena gempa tidak menghalanginya untuk menyetop kegemarannya mengoleksi tanaman," Aris menambahkan, sambil tertawa.

Ke Depan

Mulyono maupun umumnya pedagang besar tanaman hias lain memprediksikan "kejayaan" anthurium masih berlangsung hingga akhir tahun ini. Sampai berakhirnya musim kemarau. Karena, memasuki musim penghujan, ia memprediksikan filodendron dan aglaonema kembali jadi tren.

"Selalu begitu, berganti-ganti. Itu pun berdasarkan pengalaman saya selama ini bergelut di usaha ini," kata Mulyono, yang membuka kebun di Magelang.

Pedagang besar, yang umumnya mempunyai kebun luas, menurut Aris maupun Mulyono, mulai saat ini tentu sudah menyiapkan filodendron dan aglaonema koleksi barunya. Umumnya, mereka yang disebut trend-setter, yang mulai memperkenalkannya, terutama lewat pameran. Salah satu trend-setter untuk aglaonema yang sangat dikenal adalah Gregori Hambali.

Dari tangan peneliti yang sebelumnya lama berkarya di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia itu, telah lahir beberapa aglaonema. Salah satu yang spektakuler adalah Aglaonema Pride of Sumatera, yang pernah memenangkan gelar juara dalam lomba tanaman hias internasional Floriade di Belanda. Tepatnya tahun 2002.

Dan, diakui atau tidak, pameran tanaman hias selama ini berhasil mengalihkan perhatian sebagian masyarakat untuk mulai mencintai tanaman hias. Simak saja dalam pameran-pameran tanaman hias, seperti Pameran Flora-Fauna di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, yang diselenggarakan setiap tahun, pada bulan Agustus.

Memang, segmennya jelas. Hobi mengoleksi tanaman hias tak kenal resesi. Mulyono sendiri mengakui, setiap pameran ia tak pernah merugi. "Lumayan. Masih bisa menabung," katanya.

Karena "bermain" di dunia seperti itu, maka Mulyono menyisihkan sebagian keuntungannya untuk berburu tanaman hias lain. Ia harus mempunyai kekhasan, ia harus mempunyai sesuatu yang dijual. Hanya dengan cara seperti itu, pencinta dan kolektor tanaman hias akan meliriknya.

Sambil tersenyum ia mengatakan, baru saja melepas Adenium variegata-nya dengan harga Rp 3 juta. Ia pun sudah menawarkan sikas uniknya yang diletakkannya di depan gerai, lengkap dengan trofi yang menyebutkannya meraih gelar juara III lomba tanaman unik pada pesta tanaman hias itu.

Memang, sikasnya memang berbeda dengan sikas yang umumnya berdaun jarum. Sikasnya berdaun kecil-kecil, lebat. "Akan saya lepas Rp 3 juta juga," katanya, tersenyum. [Pembaruan/Sotyati]

Anthurium Diburu Pencinta Tanaman Hias

(Padang Expres) Di Kota Padang tanaman hias belum terlalu mendapat tempat di hati masyarakat. Namun dengan kegigihan yang patut diacungkan jempol, Dra. Hj. Kamila Latif, MS mampu memperkenalkan sejumlah tanaman hias, kepada masyarakat. Terbukti, saat ini konsumen membanjiri kios kecil yang diberinya label Vanda Harris Nursery.

”Usaha ini saya rintis bersama suami saya sejak tahun 1978. pada awalnya hanya sebagai hobi, tapi karena banyak yang berminat dengan tanaman yang saya koleksi, makanya saya beranikan diri membuka kios kecil-kecilan,” tutur Kamila saat Padang Ekspres mengunjunginya, kemarin. Kamila menjelaskan, saat ini ada sebuah bunga indah yang sedang naik daun dipasaran, namanya Anthurium.

Dengan berbagai jenis yang memukau, bunga ini rela dibeli dengan harga sampai puluhan juta oleh penikmat tanaman hias. Anthurium termasuk tanaman dari keluarga Araceae. Tanaman berdaun indah ini masih berkerabat dengan sejumlah tanaman hias populer semacam aglaonema, philodendron, keladi hias, dan alokasia. Dalam keluarga araceae, anthurium adalah genus dengan jumlah jenis terbanyak. Diperkirakan ada sekitar 1000 jenis anggota marga anthurium. Daya tarik utama dari anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik, dan bervariasi. Daun umumnya berwarna hijau tua dengan urat dan tulang daun besar dan menonjol. Sehingga membuat sosok tanaman ini tampak kekar namun tetap memancarkan keanggunan tatkala dewasa.

Tidak heran bila tanaman ini memiliki kesan mewah dan eksklusif. Dimasa lalu, anthurium banyak menjadi hiasan taman dan istana kerajaan-kerajaan di Jawa. Konon, dipuja sebagai tanaman para raja. Secara umum anthurium dibedakan menjadi dua yaitu jenis anthurium daun dan jenis anthurium bunga. Anthurium daun memiliki daya pikat terutama dari bentuk-bentuk daunya yang istimewa. Sedangkan anthurium bunga lebih menonjolkan keragaman bunga baik hasil hibrid maupun spesies. Biasanya jenis anthurium bunga dijadikan untuk bunga potong. Di alam, biasanya tanaman ini hidup secara epifit dengan menempel di batang pohon. Dapat juga hidup secara terestrial di dasar hutan.

Perbanyakan

Anthurium dapat diperbanyak dengan 2 cara, yaitu generatif (biji) dan vegetatif (stek). Tahap pertama, dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji). Tanaman anthurium memiliki 2 macam bunga yaitu bunga jantandan bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari, sedangkan bunga betina ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan menyilangkan bunga jantan dan bunga betina.

Dengan menggunakan jentik, bunga sari diambil dan dioleskan sampai rata di bagian lendir pada bunga betina. Sekitar 2 bulan kemudian, bunga yang dihasilkan sudah masak, di dalamnya terdapat banyak biji anthurium. Biji-biji tersebut dikupas, dicuci sampai bersih dan diangin-anginkan, kemudian di tabur pada medium tanah halus. Persemaian ditempatkan pada kondisi lembab dan selalu disiram.Tahap kedua yaitu dengan cara vegetatif (stek). yang mempunyai 2 cara masing-masing cara vegetatif, yaitu stek batang dan stek mata tunas. Untuk cara stek batang adalah memotong bagian atas tanaman (batang) dengan menyertakan 1 - 3 akar, bagian atas tanaman ‘yang telah di potong kemudian ditanam, pada medium tumbuh yang telah disiapkan. Sebaliknya perbanyakan dengan mata tunas adalah mengambil satu mata pada cabang, kemudian menanam mata tunas pada medium tumbuh yang telah disiapkan.

Media Tumbuh

Berdasarkan kegunaannya, medium tumbuh dibagi menjadi 2 macam, yaitu medium tumbuh untuk persemaian dan untuk tanaman dewasa. Medium tumbuh terdiri dari campuran humus, pupuk kandang dan pasir kali. Humus atau tanah hutan dan pupuk kandang yang sudah jadi di ayak dengan ukuran ayakan 1 cm, sedangkan pasir kali di ayak dengan ukuran ayakan 3 mm.Humus, pupuk kandang dan pasir kali yang telah di ayak, dicampur dengan perbandingan 5 : 5 : 2. Untuk persemaian, medium tumbuh perlu disterilkan dengan cara mengukus selama satu jam.

Penyiapan Pot

Untuk menanam bunga anthurium, dapat digunakan pot tanah, pot plastik atau pot straso. Pot yang paling baik adalah pot tanah karena memiliki banyak pori-pori yang dapat meresap udara dari luar pot. Apabila digunakan pot yang masih baru, pot perlu direndam dalam air selama 10 menit. Bagian bawah pot diberi pecahan genting/pot yang melengkung, kemudian di atasnya diberi pecahan batu merah setebal 1/4 tinggi pot. Medium tumbuh berupa campuran humus, pupuk kandang dan pasir kali dimasukkan dalam pot.

Pemeliharaan

Tentang pemeliharaan menurut Kamila, cara pemeliharaan Anthurium tak jauh berbeda dengan tanaman hias lain. Tapi, untuk pertumbuhan cepat anthurium, dibutuhkan media tanaman dengan menggunakan oplosan pakis dan pupuk kandang dengan perbandingan 4 : 1: 4 untuk pakis dan 1 untuk pupuk kandang. Pemupukan juga dilakukan secara rutin, dengan tenggang waktu yang lama yakni setiap 3 bulan. Tujuannya agar tanaman tidak cepat tinggi, tapi daun-daunnya yang semakin melebar, besar dan kuat.

Pupuk yang digunakan adalah dekastar dengan dosis 10 gram per pot. Pupuk organik juga perlu diberikan misalnya : Super ACL dengan dosis 2 cc per litter air dalam kurun waktu seminggu sekali. Untuk menyiram anthurium cukup 2 atau 3 hari sekali. Pada tahun 2003 lalu Kamila mulai membudidayakan Anthurium, modal awal Karmila hanya Rp25.000 mulai dari pembibitan yang sudah bisa dijual dengan harga Rp4.000/bibit. Dan mulai dua bulan yang lalu, permintaan akan tanaman ini meningkat drastis, dan Kamilapun mulai serius membudidayakannya. Dengan biaya pemeliharaan selama kurang lebih empat bulan sekitar Rp 500.000, Kamila bias menjual satu pot Anthurium mulai dari harga Rp75.000 sampai Rp10 juta, tergantung tongkol yang dimiliki serta keunikan bentuk daunnya.

”Bayangkan saja, dari Rp25.000 saja, saya bisa menjual satu pot Anhturium dengan harga jutaan. Tapi dengan syarat, pemeliharaan dan perawatannya benar-benar pas, sehingga didapatkan Anthurium bernilai jual tinggi,” terang Karmila seraya memberikan pupuk N,P,K dengan N dosis tinggi pada setiap bunga Anhturium yang dimilikinya. Sedangkan jenis yang sedang popular, Karmila menyebutkan beberapa nama yaitu Anthurium Varigata, Anthurium Wave of love, Anthurium Keris, Anthurium Jemanii, Anthurium corong, serta Anthurium Hookeri. Dengan harga yang bervariasi, namun yang termahal saat ini adalah jenis Jemanii yang mencapai harga puluhan juta karena tergantung tongkol yang dimilikinya. (Minggu, 30-September-2007)

Sanseviera Dan Daya Tariknya

scan0002

(http://kipsaint.com) Keindahannya memanjakan mata dan pesonanya muncul melalui ragam bentuk, ukuran, dan warna yang dimilikinya.

Satu alasan mengapa tanaman ini punya banyak ragam adalah karena perbanyakan yang dilakukan terhadapnya tidak selalu menghasilkan jenis yang sama dengan indukannya.

Contoh jenis Sansevieria Trifasciata lorentii.

Tanaman ini punya banyak nama. Keragaman jenis diikuti dengan keragaman namanya. Ibarat manusia, pemberian nama tentu ada sejarah atau maknanya. Selain dikenal dengan nama Sansevieria, tanaman ini juga sering disebut tanaman pedang-pedangan, alasannya tentu saja karena besaran daunnya yang memanjang sampai 75 cm dengan ujung yang runcing seperti pedang.

scan0002 Ada juga yang menyebutnya sebagai tanaman ular. Kalau yang ini pasti karena gara-gara tekstur daunnya yang memang mirip kulit ular. Warna daun ada yang hijau muda bercampur dengan alur menyerupai pita dan bersisik mirip sekali dengan kulit ular. Sebutan lain yang akrab untuk mengidentifikasi tanaman ini adalah: kaktus kodok (karena bentuk daun yang seperti kodok), lidah mertua (karena daun mudanya yang muncul menyerupai lidah dan tajam), tanaman abad 20 (mulai dikenal pada era ini), tanaman keberuntungan (mudah tumbuh dipelihara sebagai simbol rezeki), atau si belang yang mempesona (warna daun yang belang-belang).

Apa Daya Tariknya?
Tanaman dari familia agave yang juga masih sekeluarga dengan kaktus ini telah dibudidayakan orang sebagai tanaman hias bertahun-tahun yang lalu. Tanaman ini habitat aslinya dari negara-negara Afrika. Indonesia yang termasuk negara tropis dapat memberikan kondisi lingkungan tumbuh yang cocok bagi Sansevieria. Sehingga pantas saja kalau tanaman Sansevieria ini mampu tumbuh subur di Indonesia.

scan0003Jenis tanaman ini terkadang menjadi simbol positif. Banyak orang mengenalnya dengan nama tanaman keberuntungan, ini karena adanya keyakinan bagi pemiliknya bahwa dengan mengoleksinya akan mendatangkan berkah. Tanaman yang sangat mudah tumbuh ini dilambangkan sebagai sumber kesuburan dan murah rezeki. Sedangkan kemampuan akar yang mampu menembus tanah yang padat melambangkan kekuatan. Ketegaran dan kekompakan bentuk daunnya melambangkan keteguhan dan kekukuhan pemiliknya.

Tanaman ini beraneka jenis & unik. Kecantikan Sansevieria ditunjukkan dari ragam jenis, bentuk dan warna daun. Ragam jenis Sansevieria yang ada di alam ini tidak hanya diperoleh dari persilangan tanaman tetapi juga karena mutasi. Tanaman Sansevieria ini mudah mengalami mutasi. Bahkan saat dilakukan pengembangbiakan melalui stek daun, yang seharusnya anaknya akan seperti induknya, namun pada Sansevieria akan sering terjadi mutasi sehingga anaknya berbeda dengan induknya. Kenyataan inilah yang menjadikan ragam jenis Sansevieria semakin bertambah banyak. Selain itu keunikan juga ditunjukkan oleh tanaman ini melalui ragam bentuk, ukuran dan warna daun. Berbagai ukuran daun baik yang besar atau yang kecil; bentuk yang memanjang atau yang pendek, melebar atau membulat; juga corak warna yang juga beragam.

scan0003Tanaman hias ini juga mudah tumbuh. Mampu tumbuh di ruangan yang sangat minim cahaya dan pada tempat yang mendapat cahaya penuh. Tetap tumbuh pada kondisi kering sehingga jika beberapa hari tidak disiram pun tanaman ini masih mampu tumbuh. Tak banyak membutuhkan pupuk sehingga tidak diperlukan pemupukan yang terlalu sering. Media tumbuhnya hanya memerlukan media pasiran tanpa harus meramu media yang lebih khusus. Demikianpun dengan pembudidayaannya, sangat sederhana dan mudah.

Penghias ruangan, ornamen, & pelengkap taman.
Cocok sebagai tanaman penghias ruangan dan sebagai ornamen atau pelengkap taman yang diwujudkan sebagai rangkaian khusus.

scan0003Selain tanaman Sansevieria ini sebagai penghias ruangan atau sebagai taman teras rumah. Juga dapat berguna sebagai obat tradisional. Beberapa jenis tanaman Sansevieria ternyata juga dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Contohnya Sansevieria Trifasciata lorentii sebagai obat diabetes, caranya satu lembar daun tanaman tersebut dipotong-potong dan direbus dengan air tiga gelas. Setelah direbus hingga air tinggal satu gelas kemudian diminum. Dapat juga digunakan sebagai obat ambein. Caranya satu lembar daun yang telah dikeringkan direbus dengan tiga gelas air, dibiarkan mendidih sampai air tinggal satu gelas selanjutnya diminum.

scan0002

Manfaat lainnya adalah sebagai penyerap racun. Polusi dari asap rokok juga mampu dinetralisir oleh tanaman Sansevieria. Oleh karena itu keberadaan tanaman Sansevieria di dalam ruangan sangat baik karena akan mampu menyerap asap rokok. Sansevieria juga sering diletakkan di pojok-pojok dapur maupun di pojok kamar mandi untuk meredam bau yang tidak sedap.

Anthurium Gelcin Kuning Salah Satu Varigata Sejati

varigata p1(http://kipsaint.com) Jenis varigata selalu diburu kolektor. Tak terkecuali gelcin varigata. Bahkan jenisnya sangat beragam. Ada putih dan yang lebih paten gelcin kuning. Adalagi bentuk yang aneh si lidah naga. So pasti harganya bisa 4 kali lipat dari jenis normalnya.

Kalau mau prestis dan aman dalam koleksi tanaman pilihlah yang varigata, meski untuk memburu jenis yang aneh ini perlu waktu lama dan persiapan uang cukup besar. Pasalnya bandrol harga bisa berlipat dari tanaman normal. Namun justru itu menariknya, kebanggan tersendiri bagi kolektor bila punya gelombang cinta (gelcin) versi varigata. Yang orang lain tak memilikinya.

Varigata sendiri sebutan untuk sebuah tanaman yang tampil beda dibanding kondisi normalnya. Dalam ilmu botani varigata disebabkan oleh mutasi atau perubahan susunan gen akibat bahan kimia, faktor perubahan lingkungan yang drastis dan kelainan genetis. Seperti gelombang cinta termasuk jenis anthurium yang punya versi varigata paling banyak seperti halnya hookerii. Jadi bila mau cari anthurium varigata, memilih gelcin bukanlah pilihan yang salah.

Persepsi pertama seputar varigata selalu terkait dengan warna daun. untuk gelombang cinta ini versi varigata warna ada 2 jenis. Pertama versi warna hijau totol atau kombinasi putih pucat dan hijau kombinasi kuning. Sebagian menyebutnya gelcin albino. Seperti varigata hijau putih diseluruh daun mampu tampil nyeleneh sekaligus eksotis. jenis Varigata ke-2 yaitu hijau-kuning. Dikalangan anthrurium mania justru menilai varigata kuning hijau inilah yang kelasnya lebih tinggi. Pasalnya dianggap varigata sejati. Kondisi daun varigata kuning sangat prima. Tidak ada kesan hasil rekayasa.

CIRI KHAS VAR!GATA BERKUALITAS

varigata 2 Kalau sudah ada loreng-loreng putih atau kuning pada daun gelcin memang sudah bisa disebut varigata. Tetapi masuk varigata berkualitas belum tentu, Karena biasanya orang menilai varigata yang berkualitas harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :

SEBARAN
Baik totol putih atau kuning ciri khas varigata harus menyebar secara sporadis. Artinya menyebar merata di sekujur badan daun. selain itu seluruh daun baik daun muda atau daun tua harus menqalami varigata. Banyak kasus disebut semi varigata karena yang menqalami mutasi hanya daun muda, begitu jadi tua varigatanya hilang alias jadi hijau polos. begitu pula yang tampil loreng tidak seluruh daun tetapi sebagian saja jelas kurang berkualitas.

POLA
Akan lebih baik bila varigataya ada pola tertentu seperti batikan, totol atau loreng. Prinsip keseimbangan antara pangkal dan ujung daun. Serta ketajaman pola varigata juga jadi pertimbangan.

KESEHATAN
Seringkali gelcin varigata dianggap kelainan gen. Sehingga identik dengan sifat mudan sakit dan rentan. Maka dari itu varigata berkualitas bila tampilan tetap kokoh, daun roset dan kaku serta mampu tampil jumbo.

Varigata bisa saja muncul belakangan. Alias tidak stabil. Tentu saja beli yang sudah jadi seperti ukuran remaja atau dewasa lebih terjamin. Beberapa kasus varigata dipengaruhi juga oleh pola perawatan seperti pemupukan. Semisal pupuk terlalu banyak alias terlalu subur don banyak sinar matahari bisa merangsang varigata berubah normal.

DINAMIKA GELCIN VARIGATA TANDUK MATADOR DILAWAN LIDAH NAGA
varigata p2Istilah varigata juga sering untuk menyebut jenis gelcin yang mengalami perubahan bentuk. Dalam hal ini warna tak berubah tetapi karena mutasi gen maka bentuk gelcin jadi menyimpang dari normalnya. Seperti jenis tanduk matador. Dari fisiknya masuk jenis gelcin, tetapi karena daunnya memutar membentuk seperti tanduk maka disebutlah tanduk matador.Adalagi gelcin yang memutar sehingga disebut twister karena polanya seperti pusaran angin. Lantas bila lekukannya rapat dan kaku disebut lekuk cinta tak lagi gelcin.

varigata p2 Adalagi yang terbaru yaitu disebut gelcin lidah naga. Kok ada-ada saja, kenyataannya memang ada. Contohnya dengan ujung daun gelombang cinta yang biasa lancip tampil diluar kewajaran. Ujungnya justru membelah jadi 2. Praktis seperti garpu sehingga mirip lidah naga yang bercabang.

Mengoleksi Gelcin varigata memang harus cermat dan jeli. Biasanya karena ingin murah, belinya saat masih bibitan (seedling) daun 2-4. Tentunya dipilih yang sudah muncul urat putihnya. Ibarat gambling kalau besar benar jadi varigata maka memang pas lagi untung. Kalau pas apes varigata yang bibitannya sudah mahal ternyata tampil biasa saja.

Muncul varigata kadang diluar kesengajaan. Bisa tiba-tiba padahal saat kecilnya normal saja. Biasanya hal ini karena ada faktor pemicunya seperti faktor media, pupuk, dan masih banyak lagi. Dalam teknologi genetika pembentukan varigata sudah dijajaki dan berhasil seperti teknik radiasi sinar gamma dan pemberian zat khusus penduplikasi gen cholchicine.

Mewaspadai Wabah ”Gelombang Cinta”

(Kedaulatan Rakyat, 05/11/2007) SETELAH masa booming bisnis ikan lohan berlalu, kini masyarakat menghadapi kesibukan baru, yakni wabah gelombang cinta! Jenis tanaman hias itu seolah menjadi sihir baru yang mampu menggerakkan hati orang-orang yang sebelumnya bahkan tidak punya ketertarikan sama sekali terhadap tanam-tanaman. Kini banyak orang rela menginvestasikan jutaan rupiah untuk berbisnis tanaman hias jenis anthurium. Bahkan ada bupati yang mencanangkan wilayahnya sebagai "Kabupaten Anthurium".
Maraknya bisnis tanaman hias dengan maskot "gelombang cinta" merupakan fenomena sosial yang perlu mendapat perhatian. Bagaimana pun fenomena itu perlu disikapi secara kritis agar masyarakat lapis bawah tidak menjadi korban permainan orang-orang yang hanya memikirkan keuntungan dirinya. Masyarakat perlu diberikan pencerahan bahwa bisnis tanaman anthurium adalah kegiatan yang tidak masuk akal (irasional) dan berpotensi menjadi wabah yang dapat menggerus ekonomi mereka dalam jumlah jutaan rupiah. Masyarakat lapis menengah bawah sedang disiapkan menjadi korban sembelihan kalangan penjudi kelas kakap.
Melalui artikel ini penulis akan menjelaskan beberapa hal yang terkait dengan fenomena bisnis tanaman anthurium. Diharapkan agar tulisan ini dapat memberikan pencerahan dan menumbuhkan sikap kritis masyarakat terhadap fenomena yang dalam istilah sebuah surat kabar nasional disebut sebagai dunia dongeng.
Masyarakat Aleman
Merebaknya bisnis tanaman hias anthurium dengan berbagai variannya tidak lepas dari karakter masyarakat Indonesia yang aleman (kolokan), masyarakat yang suka disanjung dan dipuji, masyarakat yang lebih mengutamakan "wuah" dari pada akal sehat. Karena sifat alemannya itu banyak orang yang sebenarnya tidak mampu, bahkan untuk makan sehari-hari saja pas-pasan, namun tetap menyelenggarakan hajatan besar untuk perkawinan atau pun khitanan. Karena sifat aleman itu maka banyak warga kalau membeli barang tidak didasarkan atas nilai kegunaan, tetapi lebih untuk pencitraan. Dalam hal pembelian HP (hand phone) misalnya, masyarakat kita sangat senang mengikuti trend tanpa mempedulikan efektivitas dan efisiensi. Maka kepemilikan HP masyarakat Indonesia tergolong mewah, bahkan mungkin orang-orang Eropa yang pasca sejahtera pun HP-nya kalah mewah dengan milik masyarakat kita.
Kondisi masyarakat yang aleman itu dipahami betul oleh para pelaku bisnis. Oleh sebab itu inovasi produk untuk pasar Indonesia sangat cepat dan hampir pasti setiap hasil inovasi laku keras karena kita selalu bangga memiliki model baru. Alam kejiwaan sosial yang demikian ditangkap oleh pelaku bisnis sebagai peluang besar yang harus dimanfaatkan. Pebisnis yang bergerak dalam produk manufaktur tentu akan menyuplai barang-barang konsumsi masyarakat. Sedangkan spekulan akan bermain di ceruk yang mereka anggap potensial untuk mendatangkan keuntungan. Uji coba bisnis ikan Lohan yang sempat menembus harga ratusan juta rupiah rupanya memberi inspirasi kepada para spekulan untuk bermain dalam jenis barang yang lain. Tanaman hias anthurium tampaknya menjadi pilihan tepat bagi kaum spekulan untuk memainkan alam kejiwaan sosial masyarakat Indonesia yang aleman tadi menjadi sumber keuangan mereka. Perhitungan mereka ternyata tepat, masyarakat berhasil dimainkan alam kejiwaannya sehingga tidak lagi rasional dalam melihat kenyataan. Masyarakat seolah telah tersihir bahwa bisnis anthurium pasti memberi citra yang bagus dan keuntungan finansial sangat tinggi! Akibatnya banyak pendatang baru dengan relasi terbatas, pengetahuan pas-pasan, rela menjual aset lain untuk diinvestasikan di bisnis 'gelombang cinta" dengan harapan memperoleh sesuatu yang serba "wah", yaitu duit banyak dan citra bagus!
Siapa Kaum Spekulan?
Jika dicermati secara seksama tren bisnis yang sifatnya spekulatif itu muncul sejak dihapusnya Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB) dan sejenisnya oleh pemerintah. Kalau melihat waktu kemunculannya yang demikian itu patut diduga bahwa pentholan (tokoh utama) yang bermain di balik bisnis spekulatif itu adalah para mantan bandar era SDSB. Indikasi lain mengenai dugaan itu adalah pola kerjanya yang sistematis, dan sangat terorganisasi. Sama seperti waktu pengembangan bisnis ikan Lohan, untuk bisnis anthurium ini pun pola kerjanya sama, yakni lewat mekanisme pameran dan muncul para dolob yang membeli barang dengan harga tinggi, kemudian ada rekayasa pencitraan melalui media massa sehingga masyarakat terpengaruh.
Untuk menggerakkan keterlibatan masyarakat maka muncul dolob-dolob yang berfungsi sebagai pembeli perantara di lapangan. Para dolob itulah yang berperan memainkan harga sehingga masyarakat percaya bahwa pasar tanaman hias anthurium itu memang terbuka luas. Masyarakat tidak sadar bahwa dirinya sedang dijebak masuk dalam model bisnis spekulatif.
Praktik bisnis tanaman hias anthurium menggunakan pola yang dikembangkan dalam model Multi Level Marketing ( MLM) yang mulai dikenal di Indonesia sejak awal 1990-an. Tanpa disadari dalam bisnis tanaman anthurium dengan segala variannya itu ada hirarkhi up line dan down line, peristis (pioneer), dan pengikut (follower). Mereka yang berada pada posisi upper jelas akan mendapat keuntungan finansial yang berlipat ganda. Begitu juga down line tingkat satu sampai dengan tiga masih dapat merasakan keuntungan yang lumayan baik. Tapi semakin ke bawah tingkatannya, akan semakin sedikit yang bisa diperoleh, dan down line paling bawah yang jumlah paling banyak akan menjadi korban. Begitulah yang juga dialami dalam bisnis ikan lohan akan terulang dalam bisnis tanaman anthurium. Oleh sebab itu masyarakat perlu bersikap kritis dan mewaspadai potensi bisnis tanaman gelombang cinta akan berubah menjadi wabah sosial yang dapat menggilas masyarakat bawah.
Solusi
Bagaimana meminimalisasi risiko negatif dari bisnis gelombang cinta? Salah satu pilihannya adalah melakukan edukasi pada masyarakat untuk berpikir rasional. Masyarakat perlu diajak berpikir apa manfaat tanaman itu dalam kehidupan sehari-hari, apakah bisa untuk bahan bangunan, apa dapat menjadi bahan obat-obatan, atau adakah manfaat lain yang betul-betul fungsional? Kalau ternyata hanya sebagai tanaman hias dan pemuasan semata, mengapa kita perlu membelinya dengan harga sangat tinggi? Nilai tambah apa yang kita dapatkan dengan memiliki tanaman anthurium? Kalau sekadar citra agar tidak dianggap katrok dan ketinggalan zaman, mengapa mesti dikelabuhi dengan harga tinggi? Masih banyak peluang lain untuk menginvestasikan uang yang lebih besar manfaatnya bagi masyarakat luas. Terlalu egois kalau di tengah banyak penderitaan dan meningkatnya jumlah orang miskin masih ada orang yang membelanjakan uangnya untuk sebuah kesenangan sesaat. Sudah waktunya kita lebih bersikap rasional dalam menghadapi kenyataan hidup, bukan dengan mimpi-mimpi. q - s. (2317-2007).
*) A Darmanto, Bekerja di BPPI Yogkarta, Mahasiswa Program Studi MAP Pascasarjana UGM.

Anthurium Batang Merah Siap Menyalip Gelombang Cinta

(http://kipsaint.com) Dengan kelebihan cepat bertongkol dan batang selalu merah, anthurium Hookeri Batang Merah saat ini merupakan jenis anthurium yang membayangi harga pasar anthurium umumnya.

Setelah aneka varian Jenmanii, disusul Gelombang Cinta, kali ini adalah giliran Hookeri Batang Merah yang menjadi kuda hitam. Suatu saat pasti akan menjadi no. 1 menggeser Jenmanii dan Gelombang Cinta di pasaran.

Bagaimana mengenali Hookeri tersebut? Karena selain beredar hookeri batang merah lokal, saat ini di pasaran juga beredar anthurium dari luar Indonesia seperti dari Thailand.

AnthuriumMemang sejak anthurium dimasuki pasar impor terjadi persaingan ketat dipasaran. Padahal sebelumnya anthurium impor kurang disukai anthurium mania karena bisa merusak pasar anthurium lokal.

Namun seiring waktu, setelah dilempar dipasaran ternyata keduanya tidak mengalami perbedaan yang berarti dalam hal fisik.

Sehingga di pasaran pun sangat sulit membedakan Hookeri Batanq Merah impor maupun lokal. Yang diketahui oleh pasar adalah ada dua jenis batang merah, yakni Super Red dan merah biasa. Yang Super Red harganya jelas lebih mahal dibanding yang red biasa.

AnthuriumSelain sudah tersamar, yang spesial dari si batang merah ini adalah daya pacu tumbuh tongkolnya yang sangat luar biasa. la bisa menghasilkan tongkol meski baru berdaun 2-3 helai saja.

Bila dibandingkan dengan kedua jenis anthurium pesaingnya yang saat ini sedang tren yaitu Gelombang Cinta dan Jenmanii, maka Hookeri Batang Merah berada di posisi di terigah-tengah. Hal ini disebabkan :

Juara pertumbuhan, dari segi pertumbuhannya, sudah jelas Hookeri Batang Merah yang menjadi juara. Conton kasus, Gelombang cinta memang menang di soal pertumbuhan daun yang lebih cepat dibandungkan dengan Hookeri Batang Merah.

Namun Gelombang Cinta masih kalah dalam hal pertumbuhan batang tongkol. Dimana ia perlu diatas 6 daun untuk memunculkan tongkol. Sedangkan yang terjadi pada hookeri batang merah hanya dengan 3 lembar daun pun dia bisa menghasilkan tongkol.

Pembanding lainnya adalah dengan Jenmanii. Bila Jenmanii memiliki karakter daun besar, lebar, berkarakter kasar dan tebal. Di sisi itu Batang Merah tidak bisa meyainginya. Namun di soal daya pacu tumbuh daunnya, jauh lebih cepat dibandingkan Jenmanii yang terlalu pemalu mengeluarkan daunnya.

Meskipun daya pacu tumbuh daunnya tidak secepat Gelombang Cinta, namun bila dibandingkan Jenmanii maka Hookeri Batang Merah menempati posisi urutan no. 2 dalam hal percepatan tumbuh. Selain itu rentang daunnya juga tidak kalah besar bila dibandingkan jenmanii. Apalagi dengan panjang daun Gelombang Cinta.

Satu keunggulan lagi selain keunggulan-keunggulan di atas, adalah memiliki warna batang lebih merah. Bisa disetarakan denqan merahnya Black Beauty dalam hal keawetan warna merahnya.

Mengapa dikatakan demikian? Black Beauty memang memiliki warna merah lebih pekat. Karena warna merahnya merupakan campuran dari warna merah dan coklat sehingga memberikan kesan warna hitam. Sedangkan Hookeri Batang Merah hanya diwakili dari warna batangnya saja yang merah.