09 November 2007

Kesurupan Anthurium

(www.toekangkeboen.com)SUNGGUH edan anthurium. Sepanjang ‘karier’ saya sebagai pecinta tanaman hias, mungkin baru sekali ini ada tanaman hias daun berharga aduhai. Saat tulisan ini dibuat, misalnya, harga selembar daun Anthurium Kobra selebar piring makan dikabarkan sudah dihitung Rp. 15jt per daun. Kalau gosip itu benar, maka patah sudah rekor yang dipatok Aglaonema Harlequeen yang sebelumnya pernah dinilai Rp. 11 juta per daun dan sempat menjadi berita heboh di SMS pada zamannya.

Gejala aneh itu sebetulnya sudah mulai terendus sejak Mei tahun ini, ketika tanpa diduga, pamor Anthurium tiba-tiba mencorong lagi. Padahal, pamor itu sudah meredup, sejak akhir tahun lalu, saat kita sibuk menghadapi Hari Idul Fitri dan kesibukan anak sekolah dan tutup tahun.

Yang menarik, demam puber kedua ini tampaknya jauh lebih dahsyat. Sejak Mei hingga awal Juli saja, perburuan Anthurium hampir terjadi setiap hari secara intensif. Ditaksir ratusan anthurium jenmanii telah eksodus dari Jabodetabek ke kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dan dalam kurun yang sama pula, harga anthurium indukan meroket pesat tak terkendali. Naik dari hanya Rp. 5 jt di awal Mei menjadi Rp. 25 jt. per pohon sampai catatan ini ditulis di pertengahan Juli.


Dan sampai catatan ini ditulis, di wilayah Jabodetabek, Medan, dan sebagian kota di Jawa Barat, --yang selama ini dikenal sebagai sentra-sentra anthurium-- sudah mulai sulit ditemukan lagi anthurium-anthurium jenis indukan, akibat demand dan supply yang tak seimbang. Kalau pun ada, harga sudah di luar common sense.

Tak kurang dari Dr. Purbo yang notabene dikenal sebagai pemain aglaonema menasehati agar kita menahan diri di tengah situasi anomali ini. Dia menyebut fenomena tanaman daun yang warnanya kebanyakan hijau melulu itu saat ini sebagai fenomena irasional alias tidak waras.

Dalam saat yang sama, jalur perdagangan tradisional tanaman ini juga ikut-ikutan bergeser. Anggapan lama bahwa anthurium kelas indukan biasanya ‘diangkut’ dari Barat ke Timur, ternyata tidak berlaku lagi. Karena nyatanya banyak juga anthurium besar-besar juga mulai ‘diangkut’ dari Timur ke Barat. Demikian juga jalur bisnis tradisional anthurium anakan atau bibitan ikut bergeser. Para pemburu anthurium di daerah-daerah di Jawa –utamanya Solo, Karangpadan dan sekitarnya-- yang dikenal luas sebagai pemasok anthurium jenis bibitan, nyatanya belakangan juga mulai mengambil dari dari sejawatnya yang tinggal di wilayah Barat.


Sentra-sentra anthurium pun ikut berubah. Dulu Solo dan sekitarnya suka disebut “ibukota” Anthurium, tapi saat ini sudah banyak kota-kota lain yang ingin memiliki ‘otonomi khusus’, sebutlah sejumlah kota kecil di Jawa Tengah bagian Barat dan Utara, atau sejumlah kota di Jawa Timur. Sang primadona juga bukan lagi Jenmanii yang sudah tidak terjangkau harga dan barangnya.

Kini ada incaran baru: yaitu Hookeri, Garuda atau Wave of Love yang secara taxotomis juga menyimpan banyak bentuk dan tampilan daun aneh.

Fenomena lain yang tak kalah seru, adalah soal banyaknya jenis-jenis atau nama-nama baru anthurium. Saya pernah menulis di sebuah website, bahwa anthurium jenis jenmanii dewasa ini sudah ada ratusan nama. Jenmanii tidak cuma dikenal dengan nama Centhong, Jati, Sawi atau Golok. Yang Sawi saja sudah dibedakan lagi dengan Sawi Ijo, Sawi Caisim, dan Sawi Bakso. Tak terhitung lagi nama-nama baru untuk anthurium-anthurium jenis hibrida atau hasil silangan.

Silangan Jenmanii dengan Wave of Love disebut Jenwave, sedang silangan Jenmanii dengan Keris disebut Jeker.
Ada pula nama-nama baru seperti Anthurium Jenmanii Supernova, Inova, Pluto atau Superboy. Seorang teman terkekeh-kekeh, “Jangan-jangan Jenmani Superboy itu kalau gede dan jadi indukan nantinya diberi nama Anthurium Superman,” katanya. Belakangan saya juga diberitahu ada Anthurium Tulang Ikan, Api PON (Pekan Olahraga Nasional), Sunita, Ratu Sirikit dan Big Mama.

Alhasil, nama-nama Anthurium kini memang seperti pasar malam. Hobiis, kolektor, penulis buku, pedagang, trader atau brooker juga bisa jadi pesulap. Anthurium Raffles bisa jadi Bird’s Nest. Kalau memang mirip, dengan senang hati diberi nama Anthurium Kobra KW1, Anthurium King Kobra, Anthurium Green Kobra, atau Anthurium Super Kobra. Pendeknya, lain ladang lain ikannya, lain pemilik lain namanya.

Kalangan end user ikut latah. Banyak hobiis yang tadinya sudah memiliki Black Beauty penasaran kepengin memiliki Black Velvet atau Black Burgundi. Yang tadinya punya Anthurium Naga, penasaran memiliki Anthurium Kulit Naga dan Perut Naga. Yang punya Anthurium Naga saja masih penasaran mencari Anthurium Dragon yang konon bukan terjemahan Naga.

Pantas orang-orang Thailand bengong. Mereka rupanya memang tidak siap melihat akselarasi anthurium yang sedang terjadi di Indonesia. Secara terus terang mereka mengaku dalam soal tanaman satu ini mereka merasa harus belajar banyak pada kita. Seorang penangkar di pinggiran Thailand yang selama ini getol memasok aglaonema menyebut negara kita sebagai negara seribu anthurium. Nyatanya hasil fabrikan mereka, berupa anthurium Hookeri Merah (atau yang biasa disebut di sini dengan sebutan Hokmer), Hookeri Hijau atau yang biasa disebut di sini dengan sebutan keren Green Hookeri atau anthurium Reinasong juga laris manis.

Waktu pertama kali masuk tahun lalu, harga Hokmer ‘bikinan’ Thailand cuma laku Rp. 60rb per pohon dan Hookeri Hijau setinggi 30 cm cuma laku Rp. 20rb per pohon. Itu pun diolok-olok. Tapi kini para juragan di Bangkok bisa petentengan. Mereka pasang harga seenaknya, dan kita mau juga membelinya dengan harga Rp. 350rb per pohon.

Jangankan orang di negara gajah putih, orang kita saja bingung. Orang-orang Indonesia yang suka ulang-alik naik pesawat terbang ke Thailand, mengaku tiba-tiba merasa jetlag melihat fenomena yang terjadi saat ini.

Yang pasti, kini sudah muncul konsumen anthurium baru yaitu mereka yang membeli harga dan kelompok yang membeli nama.

Kelompok pertama adalah para followers yang suka ikut-ikutan trend anthurium dengan membeli bibitan. Namun ketika harga kecambah Jenmanii 2 -3 daun naik dari Rp. 100 rb, menjadi Rp. 150rb, mereka langsung melupakannya. Sedang kelompok kedua adalah mereka yang sibuk membeli anthurium-anthurium dengan nama baru, meski kadangkala belakangan mereka baru menyadari bahwa tanaman itu tidak ada bedanya dengan koleksi sebelumnya.


Belakangan saja ada pergeseran minat. Anthurium bertongkol laris manis diuber-uber. Ini menunjukkan pembeli anthurium makin pintar. Semua ingin jadi investor. Harga jual dan harga beli semua dihitung dari berapa panjang tongkol, dan berapa jumlah biji yang dihasilkan. Roset tidaknya tanaman, atau banyak-sedikitnya jumlah daun kini dianggap tidak terlalu penting.

Masyarakat pun mulai merasa pandai menebak. Kalau Jenmanii mahal, mereka memburu Hookeri. Kalau Hookeri sulit didapat dan harga mulai melejit, mereka pindah ke Gelombang Cinta. Kalau Gelombang Cinta juga sudah susah dicari, mereka sudah ancang-ancang mengincar Garuda, Corong, Keris, Dasi…

Kalau main tebak-tebakan semacam ini benar, kita mungkin bisa tidur nyenyak. Dan saat bangun, bank di-rush, harta benda dilego, semua uang ditanam untuk anthurium.

Tapi nyatanya, masih ada saja orang yang menjual, dan anehnya tetap saja ada yang mau membeli dengan harga mahal. Ini menunjukkan orang masih gelisah takut kelamaan memegang bola panas.
Di tengah kegelisahan itu, kita pun sibuk menduga-duga. Jangan-jangan sedang terjadi money laudring (praktik cuci uang).

Ada juga yang mensinyalir, jangan-jangan ada permainan tingkat tinggi di sini. Anthurium diborong, tapi diam-diam diekspor ke Thailand, biar orang Indonesia membeli dengan harga mahal di sana lalu mengimpornya lagi ke tanah air. Snowballing effect, itulah kondisi yang sedang kita alami, kata penganut kepercayaan tersebut.
Kalau saya boleh juga jadi toekang ramal, maka Anthurium-anthurium indukan, besar kemungkinan akan tetap memiliki value tinggi, akibat supply yang minim.

Anthurium ukuran anakan, atau remaja bisa jadi akan jadi komoditi generasi anthurium berikutnya, apalagi ada berita, sebentar lagi akan ada panen raya anthurium.
Masalahnya apakah ‘fenomena kesurupan’ itu masih akan berlangsung lama?

Tenang saja. Kalau pun di suatu hari nanti pamor tanaman daun ini merosot, sepanjang kita mau belajar dari sejarah, harga biasanya tidak harus langsung terjun bebas ke bumi. Yang sudah jelas, kini kita memperoleh pelajaran, bahwa tanaman yang suka menyita lahan sempit kita itu, kalau kita rawat baik-baik, akan mendatangkan berkah juga.***

Kurniawan Junaedhie
Wartawan & Praktisi tanaman hias
(Dikutip dari Majalah TRUBUS EDISI OKT. 2007)

Media tanam Anthurium Gelombang Cinta

(gelombangcinta.com) Di habitat aslinya tanaman ini hidup dikawasan hujan tropis dimana panas matahari yang banyak serta kelembaban yang tinggi. Gelombang cinta biasanya hidup menempel pada akar pohon atau sela batang pohon dan juga di tanah humus di dasar hutan. Akarnya yang banyak berbentuk serabut tebal memanjang menjadi penyangga yang baik di sela-selapohon maupun lapisan dasar hutan. dengan banyaknya akar juga membantu pendapatkan air dan makanan. Di indonesia untuk menumbuhkan tanaman ini tidak terlalu sulit tinggal kita menyesuaikan dengan habita tanaman ini . Tanaman ini membutuhkan media tanam yang phorus artinya air dapat mengenai hingga ke seluruh akar akarnya namun air tersebut cepat mengalir keluar pot. Karena apabila air tidak cepat keluar atau menggenang lama di media tanam maka akan mengakibatkan busuk akar. Sehingga media tanah tanpa campuran sangat tidak dianjurkan. ada beberapa variasi untk media tanaman ini ada yang mengunakan campuran pakis dan pupuk kandang (pupuk kambing) ada yang mengunakan pakis dicampur sekam, ada yang hanya cahan pakis. cara kedua dan ketiga paling banyak digunakan media yang pertama mungkin bertujuan memberi unsur pupuk pada tanaman namun beresiko busk akar dan hidupnya serangga yangtidak dikehendaki. Namun yangterfaforit adalah hanya mengunakan cacahan pakis saja.

Untuk makanan gelombang cinta dapat dipenuhi oleh media pakis yang lama kelaman lapuk menjadi i unsur hara yang baik bagi tanaman namun dapat ditambah pupuk slow release atau pupuk cair yag disiramkan seminggu atau 2 minggu sekali. Ketersedian pakis di indonesia masih cukup banyak namun karena ekploitasi bisa menjadi barang langka dan mahal bisa juga bervariasi dicampur sekam.

Kesimpulan gunakan media yang mudah dilalui air dan tidak banyak menyimpan air (contoh cacahan pakis) kedua mudah untuk pertumbuhan akar dimana akar tidak terhambat karena media yang keras. Namun meida yang tpat harus juga disertai penyiraman yang tepat juga. Sehingga tujuan untuk mandapat kelembaban namun tidak menjadikan akar busuk tercapai.(ypg/gelombang cinta.com)

Anggrek Hutan Kalimantan Terus Diburu

Flora Langka
Anggrek Hutan Kalimantan Terus Diburu

(www.Kompas.co.id) Dwi P Djatmiko, Direktur Eksekutif Yayasan Cakrawala Hijau Indonesia Kalimantan Selatan, tak bisa menutupi kekecewaannya ketika bicara kondisi terakhir habitat anggrek hutan di Pegunungan Meratus. "Kemampuan kami terbatas, penyelamatan yang bisa dilakukan hanya pada dua kampung di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Daerah lainnya, kami tidak bisa berbuat banyak," katanya.

Kekecewaan itu tentu beralasan. Sebab, setahun terakhir perburuan anggrek hutan dan berbagai tanaman alam lain yang dijadikan tanaman hias dari Pegunungan Meratus terus marak dan tak terkendali. "Kalau ini terus dibiarkan, lama-lama habis dan bisa saja orang Kalsel nanti hanya dapat menyaksikan kekayaan alam daerah ini di luar daerahnya, bahkan di luar negeri," katanya.

Pengambilan anggrek hutan Meratus dalam skala besar, kata dia, terjadi tahun 1980 oleh seorang peneliti dari Eropa di Gunung Halao-halao. Sekarang, koleksi anggrek Meratus yang terlengkap ternyata ada di Botanical Garden di London, Inggris. "Daerah ini memang menjadi incaran karena sangat kaya dengan anggrek. Bahkan, ekspedisi Meratus yang dilakukan YCHI tahun 2005 saja menemukan lebih dari 100 jenis anggrek hutan," ungkapnya.

Kini perburuan anggrek berlangsung besar-besaran dan terus-menerus. "Yang kami bisa pastikan tak terjadi penjarahan anggrek hutan Meratus hanya di Desa Haratai dan Malaris, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Warga dua desa ini membudidayakan sekitar 30 jenis anggrek hutan, hasilnya mereka jual Rp 50.000 hingga Rp 250.000 per pot," katanya.

Daerah lainnya, terutama di enam kabupaten, di antaranya Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, dan Tapin, pengambilan anggrek hutan dan tumbuhan hutan lainnya terus berlangsung.

Perburuan anggrek hutan tropis basah dataran rendah itu begitu hebat menyusul booming bisnis tanaman hias di Indonesia akhir-akhir ini. Hal ini memicu munculnya para pedagang tanaman hias dadakan di Kalsel. Sayangnya, yang mereka jual bukan tanaman hias hasil budidaya, tetapi mengambil dari alam.

Dan untuk mendapatkan berbagai jenis tanaman khas Kalimantan, mereka tidak perlu pergi ke hutan berhari-hari. Para pedagang itu tinggal menyuruh warga setempat masuk hutan.

Apa yang diambil dari hutan semua mereka beli secara karungan dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 50.000 per karung.

Dari Kecamatan Loksado, anggrek hutan diangkut dengan sepeda motor atau mobil bak terbuka. Pengangkutan biasanya berlangsung Jumat malam atau Sabtu pagi. Mereka menempuh jalan sekitar 180 kilometer arah Banjarmasin dan menggelar dagangannya di pinggir jalan di Kilometer 7 Jalan A Yani, Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar. Pasar itu hanya berlangsung setiap hari Minggu.

Minggu (28/10), misalnya, berbagai jenis anggrek hutan dijual dengan murah di pasar ini. Jenis anggrek yang seluruh daunnya merah dan belum diketahui namanya dijual Rp 10.000- Rp 15.000 per pot. Sementara anggrek jenis pandu dijual Rp 5.000 per tangkai. Anggrek tebu atau anggrek macan jika sedang berkembang baik, harganya bisa mencapai jutaan rupiah.

Selain anggrek, juga dijual berbagai jenis tumbuhan jenis paku-pakuan dan lumut. Kampil warik (tanaman merambat berbentuk kantong seperti pipi monyet saat penuh makanan) hanya dijual Rp 5.000 per tangkai, sedangkan bunga bangkai Rp 60.000 per umbi. Kantong semar yang dijual di pasar dadakan ini sebagian besar didatangkan dari Hampangin, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.

"Saya setiap minggu mencari jenis anggrek baru. Kalau beruntung, bisa dapat jenis anggrek yang bagus dengan harga murah," tutur seorang perempuan yang tinggal di Perumahan Kayu Tangi, Banjarmasin.

Mereka yang datang ke pasar itu tak hanya dari Banjarmasin dan sekitarnya, tetapi juga dari Jakarta. Selain untuk oleh-oleh, ada juga yang sengaja membeli dalam jumlah besar untuk dijual lagi di Ibu Kota. Agar lolos dari pemeriksaan petugas bandara, tumbuhan hutan itu dikemas dalam kardus dan dimasukkan bagasi atau dititipkan pada pedagang untuk dikirimkan lewat jasa pengiriman barang.

Pengurasan sumber daya hutan di Pegunungan Meratus tampaknya akan terus berlanjut karena belum ada upaya maksimal untuk menghentikannya. (M Syaifullah)

Tip Membeli Jenmani: Pilihlah Daun Tebal Serat Menonjol

(http://www.kebonkembang.info) Dengan semakin mahalnya harga bibitan Jenmanii, selayaknya perlu dilakukan sikap kehati-hatian dalam membeli bibitan apalagi untuk koleksi sendiri. Karena selama ini banyak orang justru sembrono dalam membeli bibitan, asal murah disikat, padahal nggak tau bagaimana bentuk indukannya dan besarnya kayak apa?



Baru setelah enam bulan kemudian muncul penyesalan, karena bibit yang diharapkan bisa menjadi jemani yang punya karekter Cobra, Sawi, Koll, Mangkuk atau lainnya tidak kesampaian. Penyesalan seperti ini telah dialami oleh banyak kolektor pemula yang hanya percaya pada pedangan atau broker, tanpa pernah melihat indukannya.

Seringkali orang melihat bibitan dua tiga daun yang tampak bagus tebal dan bentuk bulat ingin membelinya, apalagi harga yang ditawarkan selisih lima sampai sepuluh ribu rupiah dibanding harga umum. Pasti ingin membelinya dalam jumlah banyak, karena saat ini untuk cari bibitan jenmani susah sekali meski harga sudah tembus ratusan ribu untuk tiga daun. Tapi setelah umur tujuh bulan atau keluar daun ketujuh, bibitan yang dulunya dianggap bagus, keluar sifat aslinya tangkainya panjang daunnya besar memanjang. Kalau sudah begitu biasannya ada penyesalan, karena itu ciri jenmanii giant alis jumbo yang tentunya masuk katagori jenmanii kurang bagus.

Indukan jenmanii jumbo ini banyak yang punya, harganya juga tidak mahal seperti jenmani yang punya karakter, karena dianggap jenmanii biasa. Tapi bagi pemilik indukan Jenmani giant ini sangat diuntungkan karena bisa sebagai mesin produksi. Pasalnya disaat harga bibitan tembus ratusan ribu setiap tongkol jenmanii jumbo yang sudah umur tiap tongkolnya bisa menghasilnya ribuan biji, beda dengan jenmanii yang punya karakter bagus, produksi bijinya relatif rendah paling banyak sekitar tiga sampai empat ratus saja.

Nah, supaya tidak salah pilih, coba ikuti tip yang disampaikan orang yang cukup berpengalaman berburu jenmani seperti dr.Madiyanto Wonogiri dalam membeli bibitan jenmanii. Menurut bapak dua putri ini hal yang harus diperhatikan dalam membeli bibit Jenmanii usahakan melihat induknya. Dengan tahu indukannya, meski tidak ada jaminan dari penjual kalau bibitannya nanti seperti induknya kita bisa tenang. Yang penting penjual atau nursery bisa memberi jaminan kalau bibitannya dari indukan A, maka kita sebagai pembeli lega, karena kalau terjadi penyimpangan bibitan tadi tidak menyimpang jauh dari induknya.

Induk yang bagus memang belum tentu menghasilkan anakan yang bagus semua, tapi pada umumnya kebanyakan bibitan yang dihasilkan bagus. Sebaliknya kalau induknya kurang bagus, sudah pasti anakannya banyak yang kurang bagus. Karena itu mengingat harga bibit cukup mahal, sebaiknya belilah bibit yang tahu silsilah induknya, terang dr.Madiyanto.

Bagaimana kalau tidak bisa melihat indukannya, karena selama ini banyak pedagang yang menjual bibitan bukan dari hasil dari indukannya sendiri melainkan dari orang lain? Kalau begitu ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan, pertama pilih daun yang tebal. Kedua serat daunnya menonjol, dan ketiga daunnya lebar atau bulat.

Daun tebal rata-rata dari induk yang bagus, sebab selama ini Jenmanii induk yang punya (Informant Bayoo)

Mencari damai bersama tanaman hias

(wawasan) Menikmati hidup adalah dambaan semua orang. Namun setiap orang juga memiliki cara tersendiri dalam menikmati hidup melalui detik demi detik yang berlalu. Klangenan menjadi salah satu pilihan untuk melewatkan waktu luang tersebut. Demikian Teguh Hadi Prayitno, salah satu kolektor tanaman hias, menyebut koleksi ratusan tanaman adenium yang terhampar di halaman rumahnya.

"Buat klangenan saja, rasanya damai setiap bangun pagi memandang hamparan tanaman," tuturnya.

Di sela kesibukannya menjalani profesi sebagai reporter televisi swasta, tak membuat Teguh kehilangan waktu mengurus klangenan-nya. Diakui jika dia tak memiliki waktu khusus yang diluangkan dalam merawat tanamannya. Hanya saja, setiap kali berada di rumah, sudah pasti tanaman koleksi itu menjadi salah satu penghiburnya. "Rasanya semua kepenatan hilang kalau berada di tengah tanaman," ungkapnya.

Teguh yang sudah melahirkan sejumlah buku ini mengaku sangat terbantu dengan tanaman miliknya. Saat membutuhkan ketenangan dalam mencari inspirasi tulisan, tidak jarang, dirinya berlama-lama berada di tengah kebun tanaman hiasnya. "Rasanya damai sekali," ungkapnya.

Dia juga mengaku, ada kepuasan khusus dalam memelihara tanaman itu. Bukan gengsi atau sekadar tren. "Saya rasanya puas kalau ada orang lain yang datang untuk menikmati dan memuji tanaman saya," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan anggota DPRD Jateng Djatmiko Wardojo. Di sela kesibukannya sebagai wakil rakyat, dia menyempatkan mengoleksi tanaman hias.

Bahkan, demam adenium sekitar tiga tahun lalu juga di"idap" oleh Ketua Fraksi PDIP DPRD Jateng yang juga anggota Komisi C ini. Oleh karenanya, tak heran jika saat tinggal di mes DPRD Jalan Papandayan, dia pun merawat ratusan adenium.

Tanaman itu dirawatnya dengan baik di halaman belakang dan depan di dekat kamarnya. Sebelum berangkat bekerja, dia selalu sibuk membersihkan pot atau sekadar menyingkirkan daun-daun kering yang mengganggu tanaman koleksinya itu. Demikian pula sepulang bekerja. "Rasa penat dan jenuh pun hilang," katanya.

Mengoleksi tanaman hias, ternyata bukan sekadar tren sesaat mengikuti gaya hidup yang banyak diikuti sebagian besar kalangan pada waktu tertentu. Bahkan, banyak filosofi yang bisa diresapi dari kegiatan itu.

Ir H Rahardjo Rasyantono MM, misalnya, mengaku merawat tanaman hias seperti adenium memiliki filosofi tersendiri. Ditemui di Rumah Makan Bakso Kebun miliknya di Semarang, pensiunan PNS di Pemkab Blora ini mengaku punya filosofi tersendiri setiap kali bersua dengan tanaman-tanaman hias miliknya.

Rahardjo mengatakan, waktu selepas pensiun tak menjadi momok sebagaimana yang dikhawatirkan banyak orang. "Setiap kali memandang tanaman-tanaman itu, rasanya damai menyeruak ke dalam tubuh. Waktu yang oleh kebanyakan pensiunan dianggap menjemukan, justru di sini seninya, saya bisa lebih nyantai dalam menghadapi masa tua, istilah saya memperpanjang usia," kata Rahardjo.

Karenanya, tak jarang dia berdua saja bersama istrinya menyisir tempat-tempat di pelosok Jawa untuk menemukan koleksi terbaru tanaman mereka. Bahkan, saat melayani konsumen yang datang ke Rumah Kebun di Semarang, keduanya tak segan turun sendiri, meskipun sudah ada karyawan yang melayani.

"Ini yang saya bilang kenikmatan hidup, jadi usai pensiun, siapa takut?" selorohnya. Rita Hidayati/013

TEKHNIK SAMBUNG ADENIUM

Adenium yang berasal dari Afrika dan Timur Tengah ini, termasuk jenis tanaman, yang tahan hidup tanpa perawatan khusus, untuk penyiramannya pun dapat tahan walau satu minggu tidak tersentuh air.

Untuk memperoleh tanaman dengan bunga yang variatif saat ini sangat mudah, karena ada teknik sambung.


adeniumsambung.jpg

Pada edisi kali ini akan kami tampilkan tekhnik menyambung adenium :

  • Siapkan batang bawah yang akan menjadi dasar tanaman.

  • Buang daun yang melekat pada batang atasdan sisakan sekitar 2-4 helai daun.

  • Potong batang bawah 2-3 cm di atas leher bonggol.

  • Batang atas yang akan disambung ukurannya lebih kecil dari batang bawah.

  • Iris batang bawah membentuk huruf V sepanjang 1-1,5 cm

  • Selipkan sambungan pada batang bawah.

  • Balut sambungan dengan plastik serapat mungkin dari air.

  • Sambungan yang tumbuh akan muncul daun baru.

Selamat mencoba

http://tumbuh.wordpress.com/2007/05/31/tekhnik-sambung-adenium/

Viagra Alami dalam Bahan Pangan

(http://budiboga.blogspot.com)Di dalam tubuh manusia, Fungsi pengaturan seksual sangat dipengaruhi oleh hormon, testosteron pada pria dan progesteron pada wanita. Hormon ini akan diproduksi dengan baik jika tubuh kita tercukupi aspek gizinya. Protein, vitamin dan mineral terutama zinc (seng) adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk dan merangsang hormon dalam memproduksi sperma.
Dari ilustrasi di atas, jelas sudah, kita perlu mengkonsumsi makanan bergizi agar stamina tubuh menjadi prima. Hasil penelitian ilmiah menunjukan banyak senyawa “viagra” alami dalam bahan pangan. Kita tidak pernah menduga sebelumnya kalau di dalam semangka ternyata mengandung senyawa sitrulin yang dipercaya mempunyai efek sehebat viagra. Sledri pun sangat menakjubkan, di dalam daun ini terkandung Zat aktif apigenin yang dapat merangsang ereksi. Penasaran dengan bahan pangan lainnya?. Sartika mengulas 19 diantaranya.

Ginseng(Panax ginseng C. Meyer)
Salah satu bahan aphrodisiac yang paling popular. Di dalam ginseng mengandung zat aktif ginsenoside-RB-1 dan ginsenoside-RG-1. zat ini berfungsi untuk merangsang ereksi, meningkatkan libido seksual dan menghilangkan rasa letih. Gunakan ekstraknya sebagai campuran minuman segar atau yang segar/kering direbus sebagai bahan kaldu sup.

Sledri( Apium graveolens L)
Sledri tidak dapat langsung meningkatkan gairah seksual. Namun ada beberapa senyawa tertentu yang bersifat adaptogenik dan berfungsi sebagai analeptikum (penyegar) sehingga stamina tubuh meningkat, memperlancar peredaran darah dan mengoptimalkan sirkulasi oksigen dalam darah. Zat aktif apigenin terkandung juga dapat merangsang ereksi, mencegah penjendalan darah dan membantu relaksasi otot polos.

Daun Selada (Lactuca sativa L)
Mengkonsumsi daun selada sangat baik untuk kesehatan. Kandungan vitamin dan seratnya tinggi, baik untuk memperlancar system pencernaan. Daun ini daun ini juga mengandung ferulic acid yang dapat merangsang eraksi, mengatasi haid tidak teratur dan penguat jantung. Sedangkan zat lain seperti Lactucopicrin, mampu menambah daya tahan tubuh, menghilangkan kelelahan dan mencegah kantuk.

Terong (Solanum Melongena L)
Buah terong kaya akan senyawa saporin yang dapat membantu proses pembuatan hormon testosteron. Terong juga mempunyai manfaat menghambat pembentukan radikal bebas, menurunkan LDL kolesterol dan melawan sel kanker karena kandungan protease (tripsin) di dalamnya. Asam folat yang dimiliki juga bermanfaat bagi wanita dan janin di saat mengandung.

Wortel (Daucus Carota)
Wortel sangat kaya akan kandungan betakaroten yang dapat mencegah penimbunan gula darah dan kerak lemak penyebab impotensi. Zat lain seperti senyawa porfirin pada wortel bekerja memicu kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon testosteron lebih banyak. Jika kandungan testosteron dalam darah meningkat, dampaknya gairah seksual pun semakin membara.

Kemangi (Ocimum Basilicum Linn)
Tanaman semusim ini mengandung zat aktif sineol dan arginine, khasiatnya mampu mengatasi ejakulasi permatur, melebarkan pembuluh kapiler, memperkuat daya tahan sperma dan mencegah kemandulan. Sedangkan zat aktif boron yang terkandung diseluruh bagian tanaman, mampu merangsang keluarnya hormon androgen dan estrogen.

Bawang Putih ( Allium sativum)
Di dalam bawang putih mengandung zat alisin yang dapat merangsang sel saraf penis untuk mengembang dan zat germanium menyuplai oksigen sehingga vitalitas kerja penis meningkat. Mineral selenium yang terkandung dalam bawang juga dapat mencegah pengentalan darah sehingga kepekatan cairan darah yang dapat menyulitkan ereksi penis dapat dicegah.

Jahe (Zingiber officinale R)
Banyak zat aktif yang terkandung dalam jahe. Cineole yang ada dalam rimpang jahe mapu mengatasi enjakulasi permatur, merangsang ereksi, merangsang keluarnya keringat dan perangsang aktifitas saraf pusat. Sedangkan arginine bermanfaat untuk mencegah kemandulan dan memperkuat daya tahan sperma.

Lada Hitam (Piper nigrum L)
Tanaman ini mengandung zat aktif carvacrol, manfaatnya dapat menghangatkan tubuh, relaksasi otot dan menghilangkan kelelahan. Sedangkan kandungan chavicine dan calamene dapat merangsang semangat.

Cokelat(Theobroma cacao)
Menyantap cokelat juga terbukti dapat menimbulkan perasaan senang. Kandungan phenylethylamine juga membantu meningkatkan gairah seksual. Zat ini juga dapat memperbaiki suasana hati (mood). Lain lagi dengan zat theobromine, zat ini dapat meningkatkan rasa waspada dan ketenangan jiwa.

Sari Mawar (Rosa sinensis L)
Sari mawar diperoleh dari ekstrak bunga mawar. Cairan ini sering digunakan sebagai pengharum kue, puding dan aneka minuman. Selain memberikan efek harum dan segar, sari mawar mengandung senyawa limonene dan eugenol pembasmi jamur Condida albican penyebab keputihan dan mencegah ejakulasi dini.

Biji Selasih (Ocimum basilicum L)
Biji ini diperoleh dari pohon selasih. Sebelum digunakan, rendam biji selasih dalam air dingin hingga mengembang. Selasih banyak digunakan sebagai campuran minuman dan puding. Dalam biji selasih terkandung zat cineole dan tanin, manfaatnya untuk merangsang ereksi dan menguirangi sekresi cairan berlebihan pada liang vagina.

Stroberi (Fragaria Chiolensis L)
Tanaman herba asal Chili, Amerika ini memang kaya manfaat. Vitamin C yang tinggi berperan dalam meningkatkan produksi hormon seks dan memperlancar aliran darah menuju organ intim.Kandungan lain seperti antianaemic dan reconstituent juga baik untuk menjaga stamina tubuh.

Semangka (Citrulus Lanatus)
Varietas semangka merah kaya akan kandungan likopen yang dapat memerangi radikal bebas dari dalam tubuh dan meningkatkan produksi sperma. Buah ini juga kaya sekali akan serat dan vitamin yang dapat menjaga kesehatan tubuh. Pesona semangka lebih istimewa setelah ada penelitia mengungkap terkandungnya senyawa sitrulin yang dipercaya mempunyai efek sehebat viagra.

Kacang-Kacangan
Bahaya jamur alfatoksin pemicu kanker yang sering terdapat dalam kacang-kacangan (kacang tanah, walnut, kenari dll) tak perlu menyurutkan Anda mengkonsumsinya, karena di dalam bahan pangan ini sangat kaya kandungan arginin. Senyawa ini akan bekerja mendorong aliran darah lebih kuat ke daerah intim sehingga memacu timbulnya ereksi.

Madu
Cairan kental manis yang dihasilkan lebah ini memang sarat manfaat. Kandungan asam amino dan vitamin B yang tinggi berfungsi sebagai penunjang aktifitas seks. Belum lagi kandungan kalorinya yang tinggi dan mudah diserap tubuh sehingga dapat memulihkan tenaga secara cepat.

Telur
Hampir semua jenis telur kaya akan kandungan protein. Di dalam 100 gr telur ayam misalnya, terkandung 12.8 g protein. Kandungan protein inilah yang akan menjadi bahan baku produksi sperma. Telur juga tinggi lemak dan kalori penyumbang tenaga bagi tubuh kita.

Seafood
Hasil laut seperti, kerang, udang dan ikan kaya akan kandungan protein, mineral zinc/seng dan selenium. Zat ini berfungsi dalam pembentukan sperma dan produksi testosteron pada laki-laki sehingga meningkat gairah seksnya.

Daging Kambing
Hampir semua jenis daging, baik sapi maupun kambing, kaya akan kandungan protein dan lemak sebagai sumber tenaga peningkat vitalitas pria. Daging juga mengandung senyawa kimia tyrosine, dopamine dan norepinephrine yang bermanfaat sebagai pemicu sel-sel otak lebih berkosentrasi dan waspada.
Budi Sutomo, S.Pd

Aku Suka Merawat dan Memelihara Bunga Bukan Berarti Aku Feminim Lho

(PintuNet.com) Bunga akan sangat identik dengan ke-indah-an, ke-asri-an dan ke-tentram-an; tidak bisa dipungkiri akan hal itu, dan satu hal lagi bunga akan selalu dikaitkan dengan cinta, wanita dan romantis; dan saat ini sudah mengalami sedikit pergeseran, bahwa... laki-laki-pun suka akan bunga, bahkan mau merawat-nya (termasuk saya)... he..he.. karena bagi saya merawat bunga itu banyak hal yang dapat kita peroleh; selain ketentraman dan kedamaian, juga mengasah kelembutan dan keikhlasan. Jadi bukan karena aku feminim khan.... merawat bunga itu asyik dech.. tapi kalau Bunga Cintra Lestari pusing kali yach... he..he.. banyak biaya-nya

Dan memang selama ini masih sangat setia dengan Bunga Anggrek meskipun pada sua tahun terakhir juga mencoba untuk merawat beberapa jenis bunga yang lain; walau tidak banyak sih.. cuma untuk kesibukan sore sepulang kerja; dan menikmati sebelum tidur bersama isteri... waduh.... ada rasa gimana begitu, apalagi pada musim seperti ini semua berbunga warna-warni.. Adenium, Eforbia, Anggrek. Hingga akhirnya tergerak juga untuk mencoba tahu dan bisa memelihara Anthurium dimana setahu saya bunga ini untuk Indonesia ada 7 jenis anthurium, yaitu Anthurium pedatoradiatum (wali songo), Anthurium cyrstalinum (kuping gajah), Anthurium rafidooa, Anthurium hibridum (lidah gajah), Anthurium makrolobum, Anthurium scherzerianum dan Anthurium andreanum. Pada dasarnya Anthurium dibedakan menjadi dua Anthurium Daun dan Anthurium Bunga.

Tentang pemeliharaannya sebenarnya cukup mudah, ada beberpa langkah yang harus diperhatikan agar mendapatkan Anthurium yang indah dan bagus;

Untuk pengembangannya dapat dilakukan dengan dua hal yaitu
Secara generatif (biji)
Dalam cara ini kita harus membedakan antara bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari, sedangkan bunga betina ditandai oleh adanya lendir. Silangkan bunga jantan dan bunga betina menggunakan jentik, bunga sari diambil dan dioleskan sampai rata di bagian lendir pada bunga betina. Sekitar 2 bulan kemudian, bunga yang dihasilkan sudah masak, di dalamnya terdapat banyak biji anthurium. Biji-biji tersebut di kupas, dicuci sampai bersih dan diangin-anginkan, kemudian ditabur pada medium tanah halus. Persemaian ditempatkan pada kondisi lembab dan selalu disiram.

Untuk cara vegetatif (stek) bisa dengan stek batang atau stek mata. yang masing-masing dapat dilakukan dengan mudah kurang lebish sebagai berikut :
Untuk Stek batang potong bagian atas tanaman (batang) dengan menyertakan 1 - 3 akar, bagian atas tanaman 'yang telah dipotong kemudian ditanam, pada medium tumbuh yang telah disiapkan.
Untuk cara dengan mata tunas adalah mengambil satu mata pada cabang, kemudian menanam mata tunas pada medium tumbuh yang telah disiapkan.

Proses Penanaman
Yang terpenting adalah perhatikan media tumbuh atau media tanamnya dan media ini dibedakan dalam dua fungsi yaitu :
Medium tumbuh terdiri dari campuran humus, pupuk kandang dan pasir kali. Humus atau tanah hutan dan pupuk kandang yang sudah jadi di ayak dengan ukuran ayakan 1 cm, sedangkan pasir kali di ayak dengan ukuran ayakan 3 mm. Humus, pupuk kandang dan pasir kali yang telah di ayak, dicampur dengan perbandingan 5 : 5 : 2. Dan untuk persemaian, medium tumbuh perlu disterilkan dengan cara mengukus selama satu jam.

Pot Yang Bisa Digunakan
Untuk menanam bunga anthurium, dapat digunakan pot tanah, pot plastik atau pot straso. Tapi Pot yang paling baik adalah pot tanah karena memiliki banyak pori-pori yang dapat meresap udara dari luar pot. Jika yang digunakan mAsih baru, rendam dalam air selama 10 menit.

Bagaimana Pemeliharaannya :
Tanaman dipelihara dengan cukup menyiram 1 - 2 kali sehari. Daun yang sudah tua atau rusak karena hama dan penyakit lebih baik dipotong sehingga akan tampak bersih dan menarik. Dan akan lebih baik jika tanaman dipelihara di tempat teduh karena tanaman tidak tahan sinar matahari langsung.

Demikian tulisan ini meskipun dari pengalaman dan baca beberapa buku tapi saya coba untuk menyederhanakannya dan mudah-mudahan bermanfaat bagi rekan member yang ingin memelihara tanaman Anthurium, semoga bermanfaat dan terima kasih. (YUDHISTIRA, Malang, pada tanggal 06.09.2007 13:02)

TREND 2007: LARIS MANIS, BISNIS IKUTAN ANTHURIUM

(langitlangit.com) Rumah di sudut Karanganyar itu sederhana, hanya berdinding bata merah tanpa polesan semen. Di depan rumah tertata pot plastik, shading net, plastik UV, dan sarana produksi pertanian lain. Sang pemilik, Didik Warsito, hanyalah sekuriti bergaji Rp1-juta per bulan. Namun, dari perniagaan saprotan itu Didik meraup laba Rp25-juta-Rp30-juta per bulan. Belum lagi tambahan dari jasa membuat greenhouse. Ia mendulang rupiah berlipat dari tren anthurium.

Ibarat bola salju yang bergulir kian membesar dari puncak hingga kaki bukit. Itulah ungkapan buat tren anthurium. Bukan hanya pemilik anthurium yang ketiban untung. Penyedia shading net, pot, bambu, media, besi, dan asbes pun turut mendulang laba. 'Semua kebagian rezeki. Bahkan tukang ojek dan becak pun kecipratan,' kata Asep Somantri, pemain anthurium di Cipanas, Cianjur.

Ucapan Asep Somantri itu bukan omong kosong. Di Karanganyar, Jawa Tengah, pada September 2007, banyak penyedia saprotan dan pengrajin pot yang mendapat berkah dari tren si bunga ekor. Sebut saja Didik Warsito, di Ngijo Tasik Madu, Karanganyar. Sekuriti di perusahaan jamu itu setiap bulan bisa 'bergaji' bak direktur di perusahaan swasta. Itu hasil lonjakan penjualan shading net, pot, media, dan hormon perangsang tumbuh sejak awal 2007.

Pun Marwan Qudhori, produsen pot di Karanganyar. 'Dulu usaha saya megap-megap (tak berkembang, red) membuat pot kecil, diameter 15-50 cm. Biasanya untuk bonsai. Namun, sejak pertengahan 2006, datang permintaan pot ukuran besar, diameter 1 m. Itu untuk indukan anthurium yang banyak masuk ke Karanganyar,' tutur ayah 1 anak itu. Pada periode Agustus 2007, omzet yang diraup Marwan mencapai Rp100-juta. Itu dari kapasitas produksi 27-36 pot per 4 hari. Nama-nama seperti Bayan Manyul dan Bayan Tarso di Karanganyar pun ikut ketiban untung dari penjualan pot.

Menurut Iwan Hendrayanta, ketua Perhimpunan Florikultura Indonesia, tren anthurium saat ini sudah menembus berbagai lapisan masyarakat. Dari rakyat paling bawah hingga konglomerat. Makanya efek bola salju sangat tidak terduga. 'Tukang becak di Jawa Tengah sampai hapal nurseri penyedia anthurium yang letaknya di pelosok. Tak jarang mereka mengajak mampir ke rumah, karena tukang becak pun mempunyai anthurium,' kata Iwan. Bahkan, di Jawa Tengah, pemuda yang kongkow-kongkow pun kerap menjadikan anthurium sebagai tema pembicaraan.

Beda kebutuhan
Menurut Hadi Sumarna, dari nurseri Kunjani, Sawangan, Depok, bola salju terjadi karena setiap periode pertumbuhan anthurium membutuhkan sarana produksi berbeda. Misal, pembibitan anthurium membutuhkan banyak kotak semai. Akibatnya pedagang lengkeng impor kebanjiran rezeki. Pasalnya, keranjang lengkeng asal Thailand itu dijadikan pekebun sebagai kotak semai. Keranjang plastik bekas yang semula hanya Rp1.000 menjadi Rp10.000. 'Harganya naik dan mendapatkannya pun susah. Sekarang keranjang itu sudah dimonopoli oleh pedagang tertentu,' katanya. Begitu juga dengan kotak anggur.

Lain lagi dengan anthurium indukan. Ia membutuhkan pot berukuran besar, diameter 80-100 cm. 'Dulu jarang sekali kita melihat pot sebesar tempayan. Kini hampir setiap nurseri anthurium dipenuhi pot berukuran besar,' lanjut Ade, panggilan akrab Hadi Sumarna. Maka muncullah pot raksasa dari berbagai bahan: plastik, semen, dan tanah liat. Sementara tanaman kecil, muda, dan sedang membutuhkan pot plastik berdiameter 8-40 cm.

Bunga ekor berbagai ukuran itu membutuhkan media paling populer: pakis. Permintaan pakis pun melonjak sehingga dikhawatirkan terjadi penebangan liar di hutan. Beruntung keluar seruan Bupati Karanganyar, Hj Rina Iriani, yang menganjurkan penggunaan media sekam dan daun bambu sebagai pengganti. 'Anthurium bakal dijadikan biang keladi kepunahan pakis bila pelarangan penebangan pakis dilanggar,' kata Rina yang baru saja dinobatkan sebagai bupati anthurium.

Anthurium pun membuka peluang bisnis baru. Sebut saja Dody Baswardojo di Surabaya. Sejak 2 bulan silam ia memproduksi pengilap daun berbahan baku silikon cair. Baru 2 bulan diperkenalkan, pasarnya terbentang dari Surabaya, Solo, Magelang, hingga Jakarta. 'Permintaan sangat kencang. Saya tak menduga, dalam seminggu penjualan mencapai 100 botol. Saya mesti berulangkali pesan,' ujar Andy Solviano Fajar, pemilik nurseri Sekar Jagad, Solo.

Shading net
Menurut Lila Natasaputra, selain media dan pot, penjualan shading net pun terdongkrak karena demam anthurium. 'Pekebun anthurium yang menyemaikan, membesarkan, sampai yang memproduksi biji dari indukan menggunakan shading net,' kata pemain anggrek kawakan itu. Lila yakin shading net yang terjual digunakan pekebun anthurium karena spesifi kasi yang diminta sama, shading net 75% cocok untuk si raja daun itu.

Total jenderal permintaan shading net mencapai 5.000 rol per bulan. Lila baru sanggup memasok 2.000-2.500 rol. Satu rol setara 100 m dengan lebar bervariasi, 1,8 m; 2,5 m; dan 3 m. Belakangan permintaan shading net 65% pun muncul. Usut punya usut, jaring hitam itu tak digunakan sebagai penaung, tapi sebagai bungkus anthurium kala pengangkutan. 'Dulu biasanya pakai koran. Sekarang naik derajat, pakai shading net,' ujarnya.

Mei silam, Lila pernah menganalisis. Ketika itu selama sebulan terjual 400 rol shading net selebar 2,5 m-setara 100.000 m bila dibentangkan. Itu pas untuk menaungi 100.000 induk anthurium bila ditarik asumsi, 1 indukan membutuhkan luasan 1 m x 1 m. Artinya, dengan peningkatan jumlah penjualan shading net pada Agustus 2007, terjadi penambahan populasi hingga 4-6 kali lipat. Bola salju yang menggelinding semakin kencang dan membesar.

Bahan material
Tak hanya sarana produksi pertanian yang permintaannya melonjak. Bahan material seperti papan, bambu, besi, asbes, dan semen pun diburu pekebun. Bambu dan besi dipakai untuk rangka rumah bayang (rumah tanam dengan naungan shading net, red). Papan dan asbes untuk rak. Sedangkan semen untuk bahan baku pot dan pilar tanaman. 'Untuk membangun rumah, saya mesti bersaing dengan pekebun anthurium untuk mendapatkan bambu dan papan,' kata Triarso Wibowo, pengemudi taksi di Solo.

Sebut saja papan setebal 1,3 cm dengan panjang 2 m. Sebelum demam anthurium setahun silam harganya Rp2.500. Kini berlipat 2 menjadi Rp5.500. Pun bambu sepanjang 7 m yang semula Rp3.000 menjadi Rp5.000. 'Karena harga naik dan bahan langka, pembangunan menjadi agak tersendat,' katanya. Untung saja itu tak menjadi malapetaka buatnya. Pasalnya, pendapatan Wibowo tetap mengalir karena setiap hari selalu ada pemburu anthurium dari luar kota yang membutuhkan jasa. Ia pun menjadi pengantar tetap sebuah nurseri untuk mengirim anthurium kepada pembeli.

Menurut Indra Gunawan, pemain anthurium di Sawangan, bola salju tak hanya berputar pada sisi positif, tapi juga meningkatkan pencurian tanaman hias. 'Saat tren aglaonema dan adenium, pencurian tak semarak sekarang. Ini benar-benar puncaknya maling tanaman,' katanya. Di Karanganyar, orang nomor 1 di daerah itu menyebut 80% pencurian ialah kasus anthurium. Itulah gelindingan bola salju anthurium. Semua terkena, dari sisi paling positif hingga negatif.
(Dikutip dari "Gelinding Bola Salju Raja Daun" TRUBUS / Destika Cahyana/Peliput: Argohartono Arie Raharjo, Kiki Rizkika, dan Syah Angkasa)

08 November 2007

SIRIH MERAH ATASI DIABETES MELITUS DAN TUMOR

(langitlangit.com) Warga Karangjati, Yogyakarta, ini sudah dua tahun lamanya menderita penyakit diabetes melitus (DM). Berbagai cara pengobatan, baik medis maupun tradisional, telah dijalaninya tapi belum memberikan hasil yang memuaskan. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Bambang Sadewo, seorang praktisi kesehatan dan produsen jamu, yang menyarankan minum ekstrak sirih merah. Sedikit demi sedikit penderitaannya pun jauh berkurang.

Atasi Aneka Penyakit

Setelah seminggu mengonsumsi sirih merah dalam bentuk kapsul, Susmiarto merasakan sakit yang luar biasa di kakinya. Namun, pagi harinya rasa nyeri di kedua kakinya berkurang drastis. Tanda-tanda kesembuhan ini sangat melegakan hatinya karena luka mulai mengering dan berangsur-angsur sembuh.

Kesembuhan juga dialami Siska Ribowo, di Jakarta, yang mengidap tumor di bagian payudara. Beruntung, ibu penggemar tanaman hias mendapatkan info tentang khasiat sirih merah. Atas saran herbalisnya, ia pun mengonsumsi sirih merah dalam bentuk rebusan selembar daun segar per hari. Dua gelas air direbus sampai tinggal satu gelas. Air rebusan ini dibagi tiga dan diminum 3 kali sehari sebelum makan. Kini, ia terbebas dari ancaman tumor yang menurut diagnosis dokter sangat mungkin menjadi ganas atau kanker.

Khasiat tanaman cantik bernama sirih merah (Piper crocatum) ini memang mencengangkan banyak orang. “Selain DM dan tumor, sirih merah juga berkhasiat menyembuhkan penyakit jantung koroner, asam urat, hipertensi, peradangan organ tubuh (paru, ginjal, hati, dan pencernaan), serta luka yang sulit sembuh,” ujar Bambang Sadewo.

Segudang khasiat sirih merah itu disebabkan sejumlah senyawa aktif yang dikandungnya, antara lain flavonoid, alkoloid, polevenolad, tanin, dan minyak asiri. Senyawa flavonoid dan polevenolad bersifat antioksidan, antidiabetik, antikanker, antiseptik, dan anti- inflamasi. Sedangkan senyawa alkoloid mempunyai sifat antineoplastik yang juga ampuh menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

Tanaman Pot

Pamor sirih merah sebagai herba yang berkhasiat memang baru terdengar dua tahun belakangan ini. Awalnya, tanaman berdaun hijau dengan semburat pink ini banyak dijadikan tanaman hias.

Adalah Bambang Sadewo, pemilik Klinik Herbal Center, Yogyakarta, yang mempelopori penggunaan sirih merah sebagai obat.

Bagi yang ingin sibuk, sirih merah kini tersedia dalam bentuk ekstrak, tunggal maupun dengan campuran herba lainnya yang dijual dengan harga Rp60.000/60 kapsul. Dalam bentuk segar, manfaat sirih merah juga dapat diperoleh dengan merebus sejumlah daun sirih segar yang cukup tua.

Sirih ini tidak sulit dibudidayakan. Bahkan dalam pot pun dapat tumbuh subur. Ia tidak menyukai panas maupun air yang berlebihan. Media tanamnya sederhana, yakni campuran kompos dan tanah dengan perbandingan 1 : 1. Tanaman disiram satu kali sehari, sedangkan untuk menghindari panas yang terlalu terik atau guyuran air hujan berlebihan, pot bisa dipindah ke tempat yang aman.

Sirih merah dapat diperbanyak melalui cangkok. Medianya, kompos daun bambu yang dibungkus plastik bening. Semprot media cangkok satu kali sehari, dalam waktu 2—4 minggu, anakan sirih merah sudah bisa dipisahkan dari tanaman induknya.

(Dikutip dari: http://www.agrina-online.com)

IKHWAL ANTHURIUM YANG SUKA MENANGIS ATAU AIRMATA BUNDA

Belakangan ada nama baru untuk Anthurium, yaitu Anthurium Air Mata Bunda. Penggemar pun terkesima. Karena konon, anthurium itu bisa meneteskan airmata. Harga anthurium jenis itu pun kontan naik. Apa benar ada anthurium bisa menangis?

Di Karang Pandan, Solo, seorang pemain anthurium besar, terkekeh-kekeh mendengar info adanya anthurium yang suka nangis. "Kalau sampeyan datang ke sini senja atau malam hari, anthurium-anthirum saya banyak yang lagi menangis," katanya. Soal harga? "Ya harga biasa saja. Tinggal pilih jenis apa?" katanya.

Jenis anthurium yang gemar menangis ternyata memang tidak hanya jenis tertentu. Ada anthurium kol yang suka menangis, ada anthurium jenis sawi yang juga ternyata cengeng. Praktis, hampir semua jenis anthurium sangat gambreng, dan gampang bersedih hati.

Di dunia tanaman, hal ini sebetulnya bukan hal baru. Gejala seperti ini lazim disebut gutasi.

Proses terjadinya gutasi pada tanaman sangat mungkin terjadi hanya di pagi hari. Hal ini sangat berkaitan dengan proses fontosintesis yang membuahkan O2 (oksigen) dan energi dari pembongkaran glukosa dan carbondioksida.(CO2 + H2O C6H12O6 + O2 + energi )

Sedangkan gutasi yang terjadi pada tanaman adalah hasil dari serapan akar yang di bawa oleh jaringan silem maupun floem dalam mobilitas metabolisme tanaman, terutama pada proses respirasi (pernafasan) kebalikan dari proses fotosintat.

Dari jaringan angkut yang diwakili oleh akar batang dan daun ini membawa partikel air dan hara dari dalam media yang tersedia, berupa kation-kation dari unsur gizi tanaman C,H,N,S,P,O,K dan lainya berupa mineral, termasuk sebagian besar berupa mineral air. Sehingga ketika kandungan air tadi sampai pada jaringan daun, maka stomata daun akan menerima rangsangan dari tekanan angkut oleh proses respirasi. Perlu diingat bahwa hukum yang berlaku adalah pengaruh osmosis dari suhu lingkungan yang beda ekstrim.

Jadi ketika siang hari suhu tinggi tanaman melakukan metabolisme yang lebih sempurna, artinya simpanan kandungan air terpakai secara maksimal, sedangkan suhu rendah (malam hari) mulai melepas, sehingga di pagi fajar akan mengeluarkan kelebihan muatan uap air secara internal lewat stomata daun dan pengaruh grafitasi.

Sangat mungkin terjadi dukungan dari kumpulan embun pagi. Dari proses ini terjadilah gutasi yakni kumpulan air yang keluar dari stomata berupa tetesan-tetesan air yang sering kita lihat di ujung daun ke bawah tanah.

Jadi hati-hati kalau nanti ada Anthurium Ayah Berduka. Jelas, itu fitnah belaka. DENI KURNIAWAN

TIPS: 7 KARAKTER PEMBELI/ CALON PEMBELI TANAMAN HIAS

http://langitlangit.com
Para pemasar berpengalaman menganggap, mengenali konsumen atau calon konsumen secara lebih dini merupakan langkah awal kesuksesan kita dalam menjual produk. Tanpa mengenali mereka, kita bisa frustrasi. Tujuannya bisa bermacam-macam. Antara lain untuk memudahkan Anda dalam melakukan teknik promosi. Dalam hal ini, tujuannya membuat mereka mau membeli, atau membeli lebih sering, atau lebih banyak membeli.

Dalam ilmu marketing, konsumen atau calon konsumen biasa disebut target market. Secara teori, ada target umum, misalnya berdasar jenis kelamin, lokasi dlsb. Kemudian dirinci lebih spesifik lagi, misalnya berdasarkan psychografis berdasarkan selera dan gaya hidupnya.

Di sini, karakter konsumen dan calon konsumen tanaman hias kita bikin mudah saja. Yaitu:

1. Konsumen Pemula
Konsumen pemula tidak selalu membuat hati kita kecut. Ada banyak pemula yang dengan rendah hati bertanya ini-itu. Jawab saja pertanyaannya dengan ramah dan sopan. Dia adalah calon pelanggan Anda di kemudian hari.

2. Konsumen Curiga
Ada konsumen yang datang ke nursery dengan rasa curiga bahwa Anda menjual barang gelap dengan harga gelap dan untung Anda berlipat. Jadi dia akan menawar di bawah harga kepantasan. Perhatikan dialog berikut:

Konsumen: Tanaman ini harga berapa?
Pedagang: 1 juta
Konsumen: 100 ribu ya?


Jangan marah. Orang awam mungkin tidak tahu bahwa, tanaman hias pun ada harga pasarannya. Ada harga tanaman yang dihitung per helai daun, seperti aglaonema, ukuran caudex (bonggol atau umbi tanaman) seperti adenium dan pachypodium, ada yang berdasarkan sosoknya seperti Anthurium, dan ada yang dinilai berdasarkan jumlah percabangannya seperti Puring dan lain sebagainya. Kita jelaskan saja baik-baik.

3. Konsumen Pengadu Domba
Ada jenis konsumen lain lagi, yaitu yang suka mengadu domba. Mungkin karena menganggap Anda adalah domba yang layak diadu-adu. Konsumen jenis ini suka mengatakan bahwa harga di nursery lain lebih murah daripada barang yang Anda tawarkan.

Kalau Anda menganggap informasinya menyesatkan, jangan gusar. Katakan saja padanya dengan sopan, bahwa Anda perlu barang yang murah itu, dan minta dia membelikannya untuk Anda. Kalau perlu Anda memberinya komisi atau keuntungan. Tapi kalau informasinya benar, atau masuk akal, Anda sebaiknya introspeksi diri.

4. Konsumen Pengutil
Ada lagi jenis konsumen yang suka--maaf— mengutil. Dia sering bertanya apa saja, yang pada intinya bertujuan agar Anda bingung dan linglung, dan pada akhirnya setelah konsumen tersebut pergi, Anda mendapatkan ada tanaman yang hilang. Konsumen jenis ini tidak selalu kumal. Kadang dan biasanya malah berpenampilan perlente. Kalau menghadapi konsumen jenis ini, segera angkat telepon, panggil satpam atau petugas keamanan.

5. Konsumen Yang Loyal Pada Harga
Inilah tipikal konsumen tanaman hias pada umumnya. Loyalitasnya hanya pada harga bukan pada Anda. Kalau harga nursery kompetitor Anda lebih murah dia akan lari ke sana. Yang bisa kita lakukan hanyalah mawas diri.

6. Konsumen Banyak Uang
Ini yang kita cari. Uangnya banyak, tidak cerewet, lagi penurut. Tapi hati-hati menanganinya. Bagi mereka biasanya mutu tanaman nomor satu. Anda harus menyuguhkan hanya yang terbaik. Sekali kecewa, mereka pindah ke lain nursery.

7. Konsumen Kumuh
Kumuh? Wah, itu kata Anda. Karena di dunia tanaman hias sesungguhnya penampilan kumuh atau perlente tidak pernah mengatakan apa-apa. Banyak konglomerat, purnawirawan atau bos-bos besar keluar-masuk nursery sengaja memakai kaos oblong dan celana pendek. Pasti bukan untuk memperdaya kita, agar kita menjual murah, melainkan karena begitulah memang kepribadian mereka yang sejati: sederhana, apa adanya. Ada pepatah bilang: Don’t judge the book from the cover. Jangan menghakimi orang dari penampilannya.

Pedagang tanaman hias sejati yang punya nursery yang terbuka untuk umum, berkewajiban menyambut siapa saja tamunya. Jangankan orang berpenampilan kumuh, maling pun harus kita sapa dengan ramah, agar mau membeli dagangan kita. Kita harus bersikap seperti Pak Jogger, pedagang t-shirt di Kuta, Bali: "Belanja Tidak Belanja, tetap Thank You.". Anda bisa?

(Dikutip dari buku JURUS SUKSES BINIS TANAMAN HIAS, Kurniawan Junaedhie, PT Agro Media Pustaka, Jakarta 2007)