09 November 2007

Mencari damai bersama tanaman hias

(wawasan) Menikmati hidup adalah dambaan semua orang. Namun setiap orang juga memiliki cara tersendiri dalam menikmati hidup melalui detik demi detik yang berlalu. Klangenan menjadi salah satu pilihan untuk melewatkan waktu luang tersebut. Demikian Teguh Hadi Prayitno, salah satu kolektor tanaman hias, menyebut koleksi ratusan tanaman adenium yang terhampar di halaman rumahnya.

"Buat klangenan saja, rasanya damai setiap bangun pagi memandang hamparan tanaman," tuturnya.

Di sela kesibukannya menjalani profesi sebagai reporter televisi swasta, tak membuat Teguh kehilangan waktu mengurus klangenan-nya. Diakui jika dia tak memiliki waktu khusus yang diluangkan dalam merawat tanamannya. Hanya saja, setiap kali berada di rumah, sudah pasti tanaman koleksi itu menjadi salah satu penghiburnya. "Rasanya semua kepenatan hilang kalau berada di tengah tanaman," ungkapnya.

Teguh yang sudah melahirkan sejumlah buku ini mengaku sangat terbantu dengan tanaman miliknya. Saat membutuhkan ketenangan dalam mencari inspirasi tulisan, tidak jarang, dirinya berlama-lama berada di tengah kebun tanaman hiasnya. "Rasanya damai sekali," ungkapnya.

Dia juga mengaku, ada kepuasan khusus dalam memelihara tanaman itu. Bukan gengsi atau sekadar tren. "Saya rasanya puas kalau ada orang lain yang datang untuk menikmati dan memuji tanaman saya," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan anggota DPRD Jateng Djatmiko Wardojo. Di sela kesibukannya sebagai wakil rakyat, dia menyempatkan mengoleksi tanaman hias.

Bahkan, demam adenium sekitar tiga tahun lalu juga di"idap" oleh Ketua Fraksi PDIP DPRD Jateng yang juga anggota Komisi C ini. Oleh karenanya, tak heran jika saat tinggal di mes DPRD Jalan Papandayan, dia pun merawat ratusan adenium.

Tanaman itu dirawatnya dengan baik di halaman belakang dan depan di dekat kamarnya. Sebelum berangkat bekerja, dia selalu sibuk membersihkan pot atau sekadar menyingkirkan daun-daun kering yang mengganggu tanaman koleksinya itu. Demikian pula sepulang bekerja. "Rasa penat dan jenuh pun hilang," katanya.

Mengoleksi tanaman hias, ternyata bukan sekadar tren sesaat mengikuti gaya hidup yang banyak diikuti sebagian besar kalangan pada waktu tertentu. Bahkan, banyak filosofi yang bisa diresapi dari kegiatan itu.

Ir H Rahardjo Rasyantono MM, misalnya, mengaku merawat tanaman hias seperti adenium memiliki filosofi tersendiri. Ditemui di Rumah Makan Bakso Kebun miliknya di Semarang, pensiunan PNS di Pemkab Blora ini mengaku punya filosofi tersendiri setiap kali bersua dengan tanaman-tanaman hias miliknya.

Rahardjo mengatakan, waktu selepas pensiun tak menjadi momok sebagaimana yang dikhawatirkan banyak orang. "Setiap kali memandang tanaman-tanaman itu, rasanya damai menyeruak ke dalam tubuh. Waktu yang oleh kebanyakan pensiunan dianggap menjemukan, justru di sini seninya, saya bisa lebih nyantai dalam menghadapi masa tua, istilah saya memperpanjang usia," kata Rahardjo.

Karenanya, tak jarang dia berdua saja bersama istrinya menyisir tempat-tempat di pelosok Jawa untuk menemukan koleksi terbaru tanaman mereka. Bahkan, saat melayani konsumen yang datang ke Rumah Kebun di Semarang, keduanya tak segan turun sendiri, meskipun sudah ada karyawan yang melayani.

"Ini yang saya bilang kenikmatan hidup, jadi usai pensiun, siapa takut?" selorohnya. Rita Hidayati/013

Tidak ada komentar: