08 November 2007

TIPS: 7 KARAKTER PEMBELI/ CALON PEMBELI TANAMAN HIAS

http://langitlangit.com
Para pemasar berpengalaman menganggap, mengenali konsumen atau calon konsumen secara lebih dini merupakan langkah awal kesuksesan kita dalam menjual produk. Tanpa mengenali mereka, kita bisa frustrasi. Tujuannya bisa bermacam-macam. Antara lain untuk memudahkan Anda dalam melakukan teknik promosi. Dalam hal ini, tujuannya membuat mereka mau membeli, atau membeli lebih sering, atau lebih banyak membeli.

Dalam ilmu marketing, konsumen atau calon konsumen biasa disebut target market. Secara teori, ada target umum, misalnya berdasar jenis kelamin, lokasi dlsb. Kemudian dirinci lebih spesifik lagi, misalnya berdasarkan psychografis berdasarkan selera dan gaya hidupnya.

Di sini, karakter konsumen dan calon konsumen tanaman hias kita bikin mudah saja. Yaitu:

1. Konsumen Pemula
Konsumen pemula tidak selalu membuat hati kita kecut. Ada banyak pemula yang dengan rendah hati bertanya ini-itu. Jawab saja pertanyaannya dengan ramah dan sopan. Dia adalah calon pelanggan Anda di kemudian hari.

2. Konsumen Curiga
Ada konsumen yang datang ke nursery dengan rasa curiga bahwa Anda menjual barang gelap dengan harga gelap dan untung Anda berlipat. Jadi dia akan menawar di bawah harga kepantasan. Perhatikan dialog berikut:

Konsumen: Tanaman ini harga berapa?
Pedagang: 1 juta
Konsumen: 100 ribu ya?


Jangan marah. Orang awam mungkin tidak tahu bahwa, tanaman hias pun ada harga pasarannya. Ada harga tanaman yang dihitung per helai daun, seperti aglaonema, ukuran caudex (bonggol atau umbi tanaman) seperti adenium dan pachypodium, ada yang berdasarkan sosoknya seperti Anthurium, dan ada yang dinilai berdasarkan jumlah percabangannya seperti Puring dan lain sebagainya. Kita jelaskan saja baik-baik.

3. Konsumen Pengadu Domba
Ada jenis konsumen lain lagi, yaitu yang suka mengadu domba. Mungkin karena menganggap Anda adalah domba yang layak diadu-adu. Konsumen jenis ini suka mengatakan bahwa harga di nursery lain lebih murah daripada barang yang Anda tawarkan.

Kalau Anda menganggap informasinya menyesatkan, jangan gusar. Katakan saja padanya dengan sopan, bahwa Anda perlu barang yang murah itu, dan minta dia membelikannya untuk Anda. Kalau perlu Anda memberinya komisi atau keuntungan. Tapi kalau informasinya benar, atau masuk akal, Anda sebaiknya introspeksi diri.

4. Konsumen Pengutil
Ada lagi jenis konsumen yang suka--maaf— mengutil. Dia sering bertanya apa saja, yang pada intinya bertujuan agar Anda bingung dan linglung, dan pada akhirnya setelah konsumen tersebut pergi, Anda mendapatkan ada tanaman yang hilang. Konsumen jenis ini tidak selalu kumal. Kadang dan biasanya malah berpenampilan perlente. Kalau menghadapi konsumen jenis ini, segera angkat telepon, panggil satpam atau petugas keamanan.

5. Konsumen Yang Loyal Pada Harga
Inilah tipikal konsumen tanaman hias pada umumnya. Loyalitasnya hanya pada harga bukan pada Anda. Kalau harga nursery kompetitor Anda lebih murah dia akan lari ke sana. Yang bisa kita lakukan hanyalah mawas diri.

6. Konsumen Banyak Uang
Ini yang kita cari. Uangnya banyak, tidak cerewet, lagi penurut. Tapi hati-hati menanganinya. Bagi mereka biasanya mutu tanaman nomor satu. Anda harus menyuguhkan hanya yang terbaik. Sekali kecewa, mereka pindah ke lain nursery.

7. Konsumen Kumuh
Kumuh? Wah, itu kata Anda. Karena di dunia tanaman hias sesungguhnya penampilan kumuh atau perlente tidak pernah mengatakan apa-apa. Banyak konglomerat, purnawirawan atau bos-bos besar keluar-masuk nursery sengaja memakai kaos oblong dan celana pendek. Pasti bukan untuk memperdaya kita, agar kita menjual murah, melainkan karena begitulah memang kepribadian mereka yang sejati: sederhana, apa adanya. Ada pepatah bilang: Don’t judge the book from the cover. Jangan menghakimi orang dari penampilannya.

Pedagang tanaman hias sejati yang punya nursery yang terbuka untuk umum, berkewajiban menyambut siapa saja tamunya. Jangankan orang berpenampilan kumuh, maling pun harus kita sapa dengan ramah, agar mau membeli dagangan kita. Kita harus bersikap seperti Pak Jogger, pedagang t-shirt di Kuta, Bali: "Belanja Tidak Belanja, tetap Thank You.". Anda bisa?

(Dikutip dari buku JURUS SUKSES BINIS TANAMAN HIAS, Kurniawan Junaedhie, PT Agro Media Pustaka, Jakarta 2007)

Tidak ada komentar: