19 November 2007

Anthurium Jenmanii Bangkit Langsung Melejit

(Majalah Flona edisi 44/III – Oktober 2006. Hal 12 – 14)

Anthurium jenmanii masuk Indonesia pada tahun 1984. Moyangnya adalah penghuni hutan. Tumbuhan ini banyak tersebar luas di belantara Amerika terutama Amazon. Anthurium termasuk jenis tumbuhan berumah satu. Artinya dalam satu bunga terdapat dua kelamin (bunga jantan dan betina). Selama perjalanan hidupnya, nenek moyang A. jenmanii telah mengalami kawin silang. Akibatnya saat ini ditemukan banyak spesies silangan baru. Semisal Black Beauty dan Marble Queen.

Perkembangan turun temurun tidak hanya disebabkan oleh persilangan, tapi juga akibat mutasi. Perubahan sifat itu sering akibat faktor lingkungan. Breeder juga kerap kali secara sengaja membeiri perlakuan sehingga menyebabkan terjadi mutasi. Perlakuan semacam itu terjadi dengan bantuan bahan kimia, sinar radioaktif, listrik atau bahan mutan lain yuang bisa memicu perubahan sifat. Berbagai jenis Anthurium jenmanii hasil mutasi yaitu Sahara dan Ratu.

Pamor anthurium sempat mengalami pasang – surut, tak jauh berbeda dengan perputaran roda nasib. Trennya menanjak pada kurun waktu 1980 – 1987. Keberadaan tanaman ini memang terbukti menyodok phylodendron dan puncak tren tanaman hias periode sebelumnya. Saat itu pamor jenmanii belum bersinar terang. Pada 1990 – 1995, masa kejayaan anthurium meredup. Warna warni helai daun aglaonema membuat lembaran daun anthurium nampak “kusam”. Begitu juga dengan jenmanii “tenggelam” bersama anthurium lain. Munculnya primadona baru membuat keberadaan anthurium kian jauh dari hati pehobi. Semisal euphorbia dan adenium sempat menjadi ratu tanaman hias pada kisaran tahun 2003.

Namun pada awal 2006 geliat tren anthurium mulai nampak kembali. Kali ini jenmanii menjadi primadonanya. Tren pasar menunjukkan bahwa jenmanii bakal banyak diincar konsumen. Tak heran jika banyak nurseri dan penangkar menyiapkan stok besar – besaran . Akibatnya harga jenmanii melambung tinggi. Ragam anthurium lain pun ikut mendompleng ketenaran jenmanii. Pemicu melonjaknya permintaan jenmanii tidak diketahui pasti. Namun banyak pendapat mengungkapkan bahwa karakter jenmanii lah yang mengakibatkan tanaman ini diminati. Posturnya kompak, daunnya kuat, mudah hidup serta memiliki varian spesies sangat banyak.

Ada juga yang mengatakan fenomena naiknya pamor anthurium khususnya jenmanii juga tak lepas dari pengaruh pebisnis. Mereka melirik jenmanii lantaran stok di pasar sangat pas untuk memutar laju gerak bisnis yang menguntungkan. Artinya stok jenmanii itu tidak berlebih, namun juga tidak kurang. Yang jelas pehobi, grower, pebisnis bersama-sama ikut berperan membalik roda tren anthurium dari dasar menuju puncak kejayaan.

MERAWAT ANTHURIUM

Sosoknya yang gagah perkasa memikat hati penggemarnya. Karakternya yang tidak rewel dan mudah dirawat semakin menambah hasrat untuk memilikinya. Yang jelas tanaman berdaun indah ini tak merepotkan Anda. Berikut ini perawatan standar untuk anthurium.

Anthurium bisa tumbuh di media tanah merah sekalipun. Tapi akan lebih baik bila media tanamnya porus, berupa campuran pakis, sekam bakar, sekam biasa, dam bisa ditambah pasir malang.

Kalau akarnya bisa tumbuh bagus, tanaman juga akan baik. Media tanam dan wadah (pot) wajib bersikulasi udara baik. Untuk menghindari jamur yang sering menyerang anthurium, media tanam direndam dalam larutan anti jamur (fungsida) sebelum dipakai.

Penggantian media dilakukan kalau pot sudah tidak mampu menampung pertumbuhan akar. Caranya tanaman dipindahkan ke pot lebih besar berikut medianya, kemudian tambahkan media sampai penuh.

Flora berdaun indah ini tidak menyukai sinar matahari penuh. Pertumbuhan optimal akan berlangsung di tempat yang relatif teduh. Untuk mengatur intensitas cahaya bisa menggunakan paranet 65 % rangkap dua. Piranti itu berfungsi untuk melindungi tanaman dari sengatan sinar matahari langsung.

Anthurium bisa juga ditempatkan di teras rumah yang tidak terkena sinar matahari langsung. Disarankan rutin memutar tanaman supaya pertumbuhan seimbang di setiap sisi.

Pengaruh pemupukan tidak terlalu dahsyat. Namun pemupukan tetap harus dilakukan agar anthurium cukup mendapatkan suplai hara. Jatah pupuk Decastar diberikan setiap 3 bulan sekali. Setelah itu bisa diberikan pupuk berbarengan saat penyiraman, semisal Growmore. Frekuensinya bisa setiap minggu atau setiap bulan dengan dosis rendah. Setiap minggu diberikan B1 yang disemprotkan ke daun supaya tetap sehat.

Penyiraman tergantung musim. Saat musim kemarau disiram setiap hari sekali. Sementara pada musim hujan tak perlu disiram kalau anthurium sudah terkena air hujan.

Anthurium juga bisa dikawinsilangkan, untuk mendapatkan sosok tanaman berpenampilan cantik. Cobra salah satu jenis anthurium hasil silangan yang beken saat ini. Menurut Ansori, grower anthurium di Jakarta Selatan, cobra merupakan hasil silangan antara Anthurium jenmanii varietas sawi gelombang dengan jenmanii varietas koi. Berbagai jenis anthurium bisa disilangkan, antara lain Anthurium andreanum x Anthurium jenmanii, Anthuroium faustino-mirandae x Anthurium jenmanii, Anthurium sp. “jamaican” x Anthurium faustino-mirandae.

Anthurium termasuk jenis tanaman berumah satu. Artinya dalam satu bunga anthurium terdapat 2 jenis kelamin (bunga jantan dan betina). Meskipun demikian penyerbukan sendiri sangat jarang terjadi Sebab bunga betina dan bunga jantan masak pada waktu tidak bersamaan. Kondisi seperti ini justru mempermudah langkah penyilangan.

Serbuk sari sudah masak biasanya berwarna kuning dan mudah rontok. Sedangkan bunga betina sudah masak ditandai adanya lapisan lendir di bagian putik. Cairan kental itu adalah nektar alias madu. Bila dipegang, terasa licin dan lengket. Kehadiran serangga bisa digunakan sebagai penanda bahwa bunga betina sudah masak. Bunga betina siap diserbuki 2 – 3 minggu setelah mekar.

Jika sudah mendapatkan bunga jantan dan betina siap kawin, selanjutnya bisa disilangkan. Penyilangan sebaiknya dilakukan pada pagi hari, sekitar pukul 07.00 – 10.00. Keberhasilan penyerbukan sangat diipengaruhi suhu yang tidak terlalu panas.

Serbuk sari bunga jantan dikumpulkan menggunakan kuas bersih (steril). Serbuk sari itu dikumpulkan dalam cawan bebas kuman. Setelah terkumpul, serbuk sari langsung dioleskan ke putik bunga betina yang lengket.

Sekitar 2 bulan setelah penyerbukan, buah siap dipanen. Jika buah masak tidak serempak, pemanenan harus dilakukan secara bertahap. Dipanen dulu buah yang sudah masak. Buah lalu dilepaskan dari tongkol. Dikupas untuk diambil bijinya, dengan cara dipijit. Untuk menghilangkan daging buahnya, buah harus direndam air selama 1 hari. Juga bisa direndam aquades selama 10 menit. Seusai direndam, buah dicuci dengan air bersih sambil diremas-remas sampai lendir yang menempel di biji bersih. Ditandai biji jadi kesat. Dicuci hingga bersih dan dikeringkan. (agritekno.com)

Tidak ada komentar: