28 November 2007

Pencurian Anthurium

Jumat 2 November 2007
JAKARTA (Pos Kota) – Harga tanaman hias Anthurium melambung tinggi. Penggemar tanaman ini boleh bangga dengan koleksinya. Namun, ada sisi lain yang menakutkan. Tangan-tangan jahil yang mengincar tanaman yang berasal dari Amerika Latin ini terus gentayangan sehingga membuat pemiliknya ketar-ketir.

Maraknya aksi pencurian tamanan hias, dalam bahasa latin disebut Anthurium Plowmanii, atau yang lebih dikenal dengan sebutan ‘ Gelombang Cinta’ , juga bisa diartikan ‘Bunga Ekor’, membuat pemilik tanaman mahal ini kian resah . Mereka bahkan memasukkan tanaman tersebut ke dalam rumah saat akan tidur, agar terhindar dari tangan jahil.

Bahkan, tidak sedikit pemilik tanaman ini memagar koleksinya dengan pagar besi alias dikerangkeng. Bagi pemilik Anthurium yang mempunyai duit banyak, mereka melengkapi rumahnya dengan camera circuit television (CCTV) dan satpam yang khusus dibayar menjaganya.

Data yang didapat Pos Kota, sering aparat kepolisian menerima laporan kasus pencurian tanaman hias. Seperti yang menimpa Betry. Pria warga Cileidug, Tangerang pecinta tanaman hias ini mengaku dua kali kemalingan. Anthurium miliknya seharga Rp 250 juta digasak penjahat.

“ Saya sudah melaporkan kasus pencurian ini ke Polsek Ciledug, tapi pelakunya belum juga tertangkap. Terus terang, saya kecewa dengan kerja polisi, “ kata Betry, Kamis (1/11).

Meski pecinta tanaman hias melakukan pengamanan ekstra ketat, kawanan pencuri Anthurium tetap saja mencari celah untuk mengambil tanaman hias yang mempunyai lebih dari 500 species. Diperkirakan, mereka berkomplot dengan suatu sindikat yang faham masalah tanaman. Pasalnya, para pelaku mengetahui jenis-jenis Anthurium yang dicuri.

“ Sejak harga Anthurium merokek dalam satu tahun terakhir, saya jadi was-was. Karena itu, saya masukkan tanaman ini ke rumah menghindari aksi pencurian,” kata Herman, warga Gandaria, Jakarta Selatan, yang mengkoleksi puluhan jenis Anthurium di rumahnya.

Menurut Herman, fenomena Anthurium yang masuk ke Indonesia pada tahun 1980 menunjukkan perkembangan luar biasa. Saat ini, bukan hanya tanaman Anthurium yang sudah ‘jadi’ diincar orang, biji maupun bibit juga dicari. Untuk tiap biji Anthurium dihargai Rp 30.000-Rp 50.000, sedang tiap bibit berharga Rp 750.000-Rp 1 juta.

DIINCAR MALING
Itu baru biji dan bibit Anthurium, sedang tanaman yang sudah jadi, harga meroket berkisar Rp 10 juta hingga Rp 250 juta. Melangitnya harga ‘Gelombang Cinta’ ini mendorong kawanan penjahat mencari-cari kesempatan untuk mencuri tanaman mahal tersebut.

Di antara Anthurium yang menjadi incaran pencuri, yakni jenis Jenmanii, Kobra, Keris, dan Sirih. Daunnya yang hijau segar, lebar, tebal dengan urat-urat yang tampak jelas membuat tanaman ini enak dipandang. Di mata pemilik Anthurium, memberi kesan elit, spektakuler dan martabat tinggi. Bahkan ada yang percaya kalau memiliki Antharium bisa menolak bala.

Selain Anthurium yang diincar pencuri, tanaman lain juga menjadi sasaran yakni Bougenville Belang, Maraudang, Beringin Korea, Sikas, Serut, Varigata, Red Sumatera, dan ‘Lidah Mertua’. Harga tanaman hias ini bisa mencapai belasan juta rupiah.

PENCURI ANTHURIUM DIBEKUK
Polisi yang menerima laporan pencurian Anthurium tidak tinggal diam. Petugas Satuan Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya, Rabu (31/10) malam, menggulung kawanan ‘Kelompok Malang’ yang khusus mengicar tanaman hias. Kawanan maling beranggotakan lima orang ini ditangkap di Pamulang III, Ciputat, Tangerang.

Dari tangan terdangka Harno alias Gendut, 26, Hendri Irawan, 32, Hasanudin, 32, Regol Casmadi, 24, dan Topik Saleh, 36, petugas menyita barang bukti Anthurium Ukeri Hijau dan Jenmanii serta potnya.

Kasat Jatantras AKBP Fadil Imron, mengatakan, terungkapnya pencurian tanaman hias bernilai puluhan juta rupiah bermula saat petugas Jatantras sedang patroli di Kompleks Perumahan Sarana Ciputat, Tangerang.

Petugas melihat ada lima orang sedang mengendap-endap di salah satu rumah milik warga. Mereka berniat mengambil tanaman hias yang saat ini sedang digandrungi masyarakat. “Saat kelimannya akan membawa kabur Anthurium, petugas langsung meringkusnya,” ujar Fadil, Kamis siang.

Gendul otak pelaku pencurian mengaku sudah dua kali mencuri Anthurium. Tergiurnya bapak satu anak ini untuk mencuri bunga hias karena cepat dijual dan untungnya sangat besar. “Peminatnya banyak sekali,” katanya.

Sebelum beraksi, kata pria yang bekerja sebagai kuli bangunan, siang hari komplotannya naik motor mutar-mutar di perumahan mewah untuk mencari sasaran yakni Anthurium. “Jika tanaman ada, malamnya kami langsung bergerak,” ujar Gendut.

Biasanya setiap kali beraksi, mereka sudah mempersiapkan peralatan, antara lain golok, gunting besi dan lainnya. Setelah berhasil, tanaman ini dijual ke toko tanaman atau orang yang membutuhkan. Tidak sulit menjual Anthurium, karena banyak penadah yang berminat.

“Bunga Gelombang Cinta itu bisa dijual dengan harga variasi antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Uangnya kami bagi rata,” kata Gendut.

PEDAGANG ROTI
Pencurian Anthurium juga dilakukan Rudyanto, 22, warga Larangan Kulon RT 01/04, Mojotengah, Wonosobo, Jawa Tengah. Dengan dalih butuh uang untuk biaya melahirkan istri di kampung, pedagang roti ini mencuri dua tanaman Anthurium di Perumahan Wisma Jaya, Jalan Kusuma Barat, Bekasi Timur, pekan lalu. Namun aksinya dipergoki massa dan ia bonyok dihajar. Saat ini tersangka mendekam di Polsek Bekasi Timur.

Saat itu, pria ini masuk ke halaman rumah Ivan, 40, dengan cara melompati pagar. Ia kemudian mengambil dua Anthurium yang diperkirakan seharga Rp 4 juta. Namun saat akan kabur, aksinya diketahui Krisyanto, petugas keamanan yang langsung membekuknya.

“Saya menyesal Pak. Ini dilakukan untuk biaya melahirkan istri di kampung,” ungkap Rudyanto.

Sementara itu, dua pencuri Anthurium milik Yane di Jalan Arjuna Selatan, Jakarta Barat, juga berhasil diringkus massa. Kini, tersangka Arsani dan Sartono meringkuk di Polsek Kebon Jeruk. ]


SEL TANAMAN HIAS
Maraknya pencurian tanaman hias membuat resah pecintanya. Ditambah lagi tidak seriusnya aparat mengungkap kasus tersebut.

Kegalauan itu dirasakan Betry, 58, warga Ciledug, Tangerang, penggemar tanaman hias. Lelaki yang telah menjalani hobinya selama 27 tahun ini mengaku telah mengalami tiga kali kecurian tanaman hiasnya dalam dua bulan terakhir. “Jika dikalkulasikan ke rupiah, kerugian yang saya alami sekitar Rp 250 juta. Saya berharap polisi bisa mengungkap kasus ini. Tapi sampai sekarang, belum ada pelaku yang ditangkap. Saya kecewa, ” tutur lelaki asli Betawi ini.

Menurut Betry, sebulan lalu, Anthurium atau yang lebih dikenal dengan sebutan ‘Gelombang Cinta’ dan Jemanii sebanyak 218 buah digondol maling . “Tanaman hias saya yang hilang terdiri dari 200 pot jenis Aglonema bernilai Rp 100 juta dan 18 pot Anthurium jenis Jenmanii yang bernilai sekitar Rp 150 juta,” ungkap Betry, yang melaporkan kasus pencurian ini ke Polsek Ciledug .

Diakui pensiunan pegawai Pertamina ini, kurang seriusnya polisi mengungkap kasus pencurian tanaman hias membuat kecewa para pecintanya. Polisi masih menganggap sebelah mata kasus pencurian jenis ini. “Mungkin mereka menganggap hanya tanaman, namun jika dilihat dari segi materi kasus ini sama dengan pencurian mobil bahkan lebih dari itu.”

Diakui Betry, tidak jarang ia ditawari orang jenis tanaman asal Amerika Latin ini dengan harga murah. Biasanya mereka yang datang menawarkan harga lebih murah hingga diatas 50 persen dari harga pasaran.

TANAMAN DIPAGAR
“Kebanyakan tanaman yang mereka bawa dalam keadaan daun telah layu dan akar terputus. Hal ini dikarenakan dicabut dengan paksa,” terang Betry, seraya menduga mereka adalah pelaku pencurian. Untuk mengantisipasi kasus pencurian ini, kebanyakan dari para pebudidaya maupun penggemar tanaman membuar pagar yang terbuat dari besi, selayaknya sel tahanan.

Ia menyarankan kepada para pemilik tanaman hias agar lebih berhati-hati dengan orang yang datang dan berlagak berniat membeli tanamannya. “Biasanya mereka memiliki modus pura-pura menawar dengan harga dibawah standar, padahal mereka hanya mengintai tanaman yang ada,” ungkap bapak empat anak ini.

Memelihara tanaman hias khususnya jenis Anthurium, menurutnya, memiliki kepuasaan tersendiri. Selain jenisnya unik, Anthurium bagi sebagian kalangan dipercaya sebagai tumbuhan yang dapat mendatangkan keberuntungan dan menolak bala.

Tidak hanya Betry yang kecewa dengan petugas Polsek Ciledug, puluhan warga penggemar tanaman hias yang bermukim di Perumahan Ciledug Indah merasakan hal yang sama. Dalam beberapa bulan terakhir ini, kasus pencurian tanaman hias itu terus marak. Begitu juga di lokasi lain di kawasan Jabodetabek.

Pelaku beraksi menjelang subuh ketika penghuni rumah tidur lelap. Namun, disaat jam rawan ini, jarang kelihatan petugas Polsek Ciledug melakukan patroli di perumahan tersebut. “ Kami berharap polisi lebih serius menangani pencurian tamanan hias ini, “ kata seorang ibu rumah tangga yang kehilangan dua pot tanaman hias Red Sumatera. (tiyo/C7/wandi/edi)

http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=40422&ik=2

Tidak ada komentar: