10 Februari 2008

DI KALTIM: AGLO BERJAYA

Minggu, 10-Februari-2008 - Aglaonema berjaya di Kalimantan Timur. Meski dihantam badai Anthurium, penggemar aglo bukannya surut malahan berkibar. "Di sini, aglo rasanya tidak ada matinya," kata Kamran, pedagang aglo di Samarinda, yang dikenal sering menyabet gelar kontes setempat.


Menurut pengamatan Syafruddin Pernyata, Kepala Dinas Diknas Kaltim, yang juga dikenal sebagai pecinta aglo fanatik, tanaman keluarga arracae ini masih merupakan tanaman hias yang diburu di Samarinda, Balikpapan, Bontang, Tarakan, bahkan Tanjung Selor sampai Tanjung Redeb. "Lihat saja, setiap kali ada pameran di Kaltim, aglo selalu menjadi primadona yang mengisi sebagian besar stand," ujarnya.

Di kebun miliknya, Taman Bunga Salma Shofa yang terletak di jalan Mugirejo, km 4,5 Samarinda Utara juga berjejer aneka aglaonema koleksinya. Harga bervariasi, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah per pot. "Alhamdulillah, selalu laris manis," kata Pak SP, begitu sang Kepala Dinas biasa disapa.

Hal ini juga diakui banyak orang. Kamran, yang tadi misalnya, mengakui, pamor aglo sangat luar biasa. Yang membuatnya getol terus mengkoleksi dan membelinya adalah karena harganya yang relatif stabil.

"Sudah tanamannya menyenangkan, kalau disimpan sampai kapan pun harganya tetap stabil, tidak jatuh seperti anthurium," ujar pedagang aglo asal Tenggarong ini.

Ibu Barus, pedagang di Samarinda juga mengakui hal sama. "Meski katanya anthurium harganya mahal dan dicari-cari orang, dari dulu saya tetap menjagokan aglo," kata wanita asal Jawa Timur ini.

Camat Kunjang, Samarinda, H. Sugeng yang rajin menggelar pameran-pameran di wilayahnya, dan bahkan termasuk perintis pameran-pameran tanaman di Samarinda melihat, aglaonema memang belum bisa dikalahkan oleh anthurium.

"Dari nilai ekonomisnya, tentu karena harga aglo lebih stabil. Jadi kita aman memeliharanya. Kalau anthurium, orang takut kalau beli harganya jatuh," ujar Pak Camat.

Pak Camat sendiri, termasuk penggemar aglo. Koleksinya dari hari ke hari bertambah. "Saya dan istri menyukai aglo karena warna daunnya yang istimewa, ada merah, ada kuning, ada pink dan sebagainya."

By the way, bagaimana pasaran anthurium?

Sugiyanto, penggiat pameran di Samarinda melihat, anthurium sulit berkembang di Samarinda.

Sugi, yang sehari-hari adalah Sekretaris Desa di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Kunjang, Samarinda ini justru merasa kasihan pada pedagang Anthurium 'asuhan'nya.

"Lagi enak-enak berjualan, tahu-tahu diserbu pedagang-pedagang dari Jawa yang memasukkan anthurium-anthurium dengan harga sangat murah. Teman-teman pedagang setempat tentu saja tidak berdaya digempur seperti itu. Akhirnya mereka memilih, untuk tidak menjual banyak-banyak anthurium."

Sugi pun menunjukkan dampaknya. "Sampeyan lihatlah. Di ajang pameran yang digelar di Samarinda belakangan, orang malas menjajakan anthurium. Otomatis, pamor anthurium jadi hilang dengan sendirinya. Sebaliknya pada aglo. Tambah mencorong pamornya, karena nampang di mana-mana," demikian Sugi.***

(kj) http://langitlangit.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=150

7 komentar:

icHaaWe mengatakan...

katanya harga tanaman diindonesia mahalnya selangit yah sekarang???
ada yg sampai ratusan juta...
wow...salut..ternyata hanya orang bodoh yg bilang kalau negaraku tercinta adalah negara miskin
jaya terus yah

sachroel mengatakan...

sukses terus mas.....

Arip mengatakan...

Sudah saya liat bunganya, pakde..

dmruli mengatakan...

wah..ternyata bapak penggemar tanaman hias. Memang aglonema harganya terbilang mahal untuk jenis yang langka.

Anonim mengatakan...

salam kenal mas

Anonim mengatakan...

waduh...cinta tanaman yah???

mama saya banget tuh...huhuh...
mama saya punya cita-cita buat hutan amazon mini di rumah...huhuh...

mungkin saya ini termasuk spesies tumbuh-tumbuhan yang merambat...

heheh...

Anonim mengatakan...

waaah nih blog, cucok banget nih buat dibaca bokap...hobby taneman model beginian hehehe