10 Februari 2008

DI JATENG BARAT ANTHURIUM MURAH MASIH DIMINATI, LHO

Sabtu, 02-Februari-2008 - Siapa bilang riwayat anthurium sudah tamat? Paling tidak, masyarakat di Jawa Tengah bagian barat, tepatnya di Purwokerto, Sumpyuh, Banjarnegara, Cilacap, Banyumas dan sekitarnya masih menyukai tanaman dari keluarga arracae ini.

Sedikit-banyak Banyumas Agro Expo 2008 yang digelar akhir Januari lalu, membuktikan anthurium masih merajalela di stand-stand dan memancing animo masyarakat.

Salah satu stand yang banyak memajang anthurium adalah Panda Nursery, milik Wongso. Yang banyak digelar adalah anthurium-anthurium jenis anakan atau bibitan, 2, 3 daunan.

Gelombang Cinta anakan atau bibitan 2,3 daunan misalnya dijual seharga Rp. 15 ribu per tanaman. Kalau membeli kompotan, berisi sekitar 20 tanaman, harga bisa lebih miring, dan lebih miring lagi kalau membeli sekaligus kompotan berisi 100-an tanaman.

Jenmanii 5, 6 daun dengan panjang dan lebar daun antara 5 - 10 cm, dibandrol antara Rp. 1 juta sampai Rp. 1,9 jt. Kok tanggung amat tidak dibandrol 2 juta sekalian? "Hehehe...," kata seorang pemilik stand berambut gondrong yang dikuncir seperti pendekar dan tak mau disebut namanya. "Harganya memang sengaja diupayakan tetap kepala satu supaya kelihatan murah. Jangan sampai kepala dua, misalnya, 2 juta, kesannya kan jadi mahal," katanya.

Bagaimana potret bisnis anthurium di luar arena pameran?

Sejauh ini sih oke-oke saja. Hanarto dari Puspa Nirmala Nursery, bahkan mengaku masih bisa melempar 5 sampai 10 kompotan Gelombang Cinta berisi sekitar 100 tanaman dengan harga Rp. 8,500,- per pohon setiap minggu. Pembelinya umumnya pedagang untuk dijual lagi. "Pembelinya orang Solo," katanya jumawa.

Rudy, yang notabene pemain baru di Purwokerto Timur, tetap pede menyemai anthurium. "Masih jalan, tidak perlu takut," katanya dengan wajah berseri. Hookeri Merah 1 daun hasil semaiannya dipatok Rp. 22.500 per pohon, untuk pembelian minimal 100 pohon. "Kalau dibeli murah, mending saya besarkan," katanya berapi-api.

Wahadi dari Supermarket Tanaman Depo Pelita di Sokaraja, kota kecil di sebelah timur Purwokerto juga mengakui hal yang sama. "Wah, saya sampai kewalahan," katanya. Yang laku diakuinya anthurium-anthurium berukuran kecil yang harganya di bawah Rp. 300rb. Yang indukan menurutnya tidak bergerak. "Maklum, pembeli kami pengecer," tambahnya.

Agus dari Warung Kita Nursery asal Sumpyuh tidak memungkiri bahwa anthurium masih berjaya di 'wilayah kekuasaan'nya. "Kalau harganya murah, ya pasti ada yang beli," katanya. "Lha wong konsumen itu pada dasarnya membeli harga, kok, dan bukan membeli tanaman," katanya dengan bahasa Banyumas yang medhok.

Jadi, begitulah laporan singkat dari Jawa Tengah bagian barat. Ringkasnya: Anthurium masih berkibar-kibar.***

(Puput, kontributor LangitLangit di Jateng)
http://langitlangit.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=147

Tidak ada komentar: