10 Februari 2008

YANG SEMAKIN DIMINATI: ANGGREK MONYET

Minggu, 10-Februari-2008 - Eksotisme anggrek terlihat dari aneka ragam dan warna bunganya. Tapi, bagi anggrek ekor monyet pesonanya terlihat dari warna daun dan besarnya sulur tangkainya yang menyerupai ekor monyet. Belakangan ini banyak pecinta tanaman yang berburu untuk dikoleksi, namun jumlah yang tersedaa di pasar tampaknya tak seimbang dengan permintaan. Akibatnya harganya pun mahal.

Tanaman epifit ini dapat dijumpai di kawasan hutan tropis dengan ketinggian antara 700-1250 dpl. Tumbuh dan menempel di pohon pinus, mahoni, maupun pohon kemiri dengan suhu udara lembab dan sejuk. Namun bisa juga beradaptasi di daerah panas asal pola perawatannya khususnya hal penyiraman dilakukan secara tepat.

Karena bisa adaptasi di daerah panas, maka banyak pencinta tanaman yang tinggal di perkotaan yang suhunya panas tertarik mengkoleksi. Harga jual untuk ukuran 15-20 cm dibandrol Rp 30 – 50 ribu. Harga bisa dua kali lipat kalau ukurannya lebih besar atau stok tanamannya sedang kosong.

Menurut Agus Toha, pecinta anggrek di Mojokerto, merawat anggrek ekor monyet itu mudah. Yang harus diperhatikan adalah media tanam dan perawatan rutin hariannya. Media tanam yang bagus adalah pakis lembaran. Dengan media pakis itu, anggrek ekor monyet akan cepat adaptasi dan dapat tumbuh bagus.

Selain memakai pakis, menurut Agus, anggrek ekor monyet dapat ditempelkan langsung di pohon mangga. Pertumbuhan anggrek ekor monyet yang ditanam di pakis dengan di pohon mangga, sejauh ini lebih bagus di pohon mangga. Bahkan, hampir semua jenis anggrek dapat tumbuh bagus bila menanamnya ditempelkan langsung di pohon mangga.

Perawatan
Bila daerah untuk menanam anggrek ekor monyet sudah lembab dan sejuk, perawatan yang dilakukan sangat mudah. Disemprot air tiga kali sehari pun tidak masalah. Berbeda kalau dipelihara di daerah panas.

Pola perawatan bila di daerah panas menurut, Agus Toha sebagai berikut :
1. Anggrek ekor monyet yang baru dibeli dari daerah lembab, sesampai di daerah panas harus diadaptasikan. Adaptasi cuaca yang paling mudah, adalah meletakkan tanaman itu di kamar mandi. Minimal selama tiga hari.
2. Setelah masa adaptasi, tempatkan di luar rumah pada tempat yang teduh dan tidak terkena langsung sinar matahari. Seperti di bagian teras rumah atau dibawah tanaman yang rindang.
3. Bila media tanam yang digunakan adalah pakis lembaran, maka perawatan yang diberikan harus baik. Setiap hari, khususnya pagi hari, harus disemprot air. Bila adaptasi sudah dilakukan lebih dari dua bulan, maka proses penyiraman rutin dapat dilakukan maksimal tiga hari sekali.
4. Agar lebih bagus pertumbuhannya, selain perawatan rutin, dapat pula digunakan berbagai jenis pupuk tanaman yang sesuai untuk anggrek. Pemakaiannya jangan berlebihan, agar tidak membahayakan tanaman.

“Perawatan anggrek ekor monyet memang mudah. Tapi hal utama yang perlu diperhatikan adalah pola penyiramannya. Sebab, bila penyiramannya terlambat, daun anggrek ekor monyet yang bentuknya menyerupai daun pinus atau cemara itu mudah kering. Bila kering tentulah keindahannya akan berkurang,” kata Ketua Yayasan Citra Jatim itu mengingatkan.***

(Majalah Kembang/yuswanto)
http://www.langitlangit.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=149

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wong ndeso ngarani anggrek yoo ekor monyet... emang monyetnya seperti apa?