27 Maret 2008

Setelah Jenuh dengan Anthurium

04 December 2007
Tanaman hias yang diduga bakal tren pada 2008 adalah tanaman yang memiliki keunggulan lebih, baik daun maupun bunganya. Plus tersedia cukup di pasar dan mudah diperbanyak.

Tak dapat dipungkiri, dahsyatnya harga Anthurium berhasil memunculkan fenomena hebat yang menggoda semua kalangan. Bukan hanya petani atau breeder saja yang tergila-gila, para pecinta tanaman hias, kolektor, sampai birokrat dan pemula pun banyak yang terbius. Tanaman berbilang 1.000-an jenis ini seolah menjadi sihir baru yang mampu mengubah perilaku banyak orang yang sebelumnya tidak punya ketertarikan sama sekali terhadap tanaman hias.

Dalam percaturan jual beli Anthurium daun ini memunculkan pula para spekulan, tengkulak, importir, dan mafia. Tampaknya, akal sehat dan rasional tak lagi berlaku dalam bisnis si Anthurium ini.

Tengok saja dalam pameran tanaman hias atau di internet, banyak nurseri yang memasang harga mulai Rp10.000 (bibit) sampai ratusan juta rupiah (indukan). Atau di beberapa nurseri di Jateng, ada yang memasang banderol untuk indukan Anthurium Wave of Love alias gelombang cinta, misalnya, Rp400 juta—Rp500 juta, dan diikuti embel-embel bertuliskan “sudah dipesan orang”. Ada juga indukan Anthurium jenmanii cobra yang ditawarkan Rp150 juta. Bahkan disebut-sebut ada yang harganya spektakuler, Rp1 miliar! Walaupun kebenaran dari traksasi itu sulit dibuktikan. “Itu pembodohan publik. Transaksi itu tidak ada dan pembelinya pun tidak ada,” ungkap Greg Hambali, pakar tanaman hias dari Bogor, Jabar. Itulah, lanjut penyilang tanaman hias kawakan ini, manipulasi-manipulasi yang dilakukan pedagang sehingga banyak orang semakin tergiur.

Kendati begitu, sampai sekarang demam Anturium masih terus berlangsung. “Meski harganya menggila, setiap hari ada saja orang yang mencari, membeli dan menjual Anthurium,” ungkap Kurniawan Junaedhie, pemilik Toekang Keboen Nursery di Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten.

Tidak Langgeng

Tampaknya masyarakat kita mempunyai selera unik menyangkut tanaman hias. Era 1970-an, bunga nusa indah menjadi primadona. Kala itu, hampir tidak ada halaman rumah di kota-kota besar yang tidak memajang tanaman karena dianggap melambangkan kesejahteraan pemiliknya itu.

Masuk periode 1980-an, selera masyarakat beralih pada bunga kertas (bugenvil). Tanaman dengan bunga warna-warni tersebut, waktu itu banyak ditanam di pekarangan rumah. Satu dekade kemudian, berkembang jenis tanaman hias untuk lansekap atau taman, terutama jenis palem-paleman, seperti palem botol, palem raja, dan ekor tupai. Tahun itu juga diwarnai tren tanaman peneduh, seperti kamboja dan cemara udang dengan bentuk semi bonsai. Saat ngetren, banyak orang yang berburu bonggol cemara udang sampai ke hutan.

Memasuki tahun 2000-an, tren tanaman hias cepat berganti. Berawal dari Adenium, Aglaonema, sampai demam Anturium. Sempat juga muncul beberapa jenis tanaman lain seperti Euforbia, Philodendron, Pachypodium, dan Sanseviera.

Di tengah masih berlangsungnya kegilaan terhadap Anthurium, kini banyak orang sudah bertanya-tanya, tanaman apa lagi yang bakal naik daun tahun depan? Para pelaku bisnis tanaman hias baru bisa menduga, tanaman yang bakal jadi tren tentulah yang punya sifat-sifat mirip Anthurium, Adenium, dan Aglaonema.

Sedikitnya Ada Tiga

Menurut Greg, tanaman yang bakal tren adalah tanaman yang mempunyai keindahan serta kecantikan pada daun dan bunganya. Namun tanaman seperti itu juga harus mudah didapatkan di pasar dan persediaannya cukup.

Hal senada diutarakan Kurniawan, “Tanaman yang akan ngetren itu adalah tanaman yang mudah dipelihara dan mudah diperbanyak. Tentunya hasil perbanyakannya harus bisa menghasilkan variasi baru yang lebih bagus dan unik dari sebelumnya, sama halnya dengan yang terjadi pada Anthurium, Aglaonema, dan Adenium.”

F. Rahardi, Ketua Forum Kerjasama Agribisnis (FKA), berpendapat, suatu komoditas baru akan sulit untuk tiba-tiba melejit tinggi. Oleh sebab itu, lanjut pemerhati agribisnis ini, pamor Aglaonema dan Adenium bakal naik lagi.

Pendapat serupa disampaikan H.Irwansyah Tanjung, pemilik Nurseri Roemah Daun di Jakarta. Menurut dia, salah satu tanaman hias yang bakal jadi tren pada 2008 adalah Aglaonema, di luar Sanseviera. “Sampai saat ini, Aglaonema belum diupayakan maksimal. Persoalannya, bagaimana Aglaonema membagi pasarnya untuk kelas bawah, tengah, dan atas,” urainya. Sementara Sanseviera, imbuhnya, mempunyai keunggulan tersendiri, selain mempesona juga mampu menyerap polusi, sehingga bisa menarik minat konsumen. “Di luar itu, Anthurium, khususnya jenmanii akan tetap bertahan,” tandas Irwansyah (baca juga: Anthurium Bakal Nyunsep?)

Sementara Sugeng Haryono, Ketua Gabungan Kelompok Tani Tanaman Hias Sekar Indah, di Batu, Malang, Jatim, berpendapat lain. “Selain Aglaonema dan Sanseviera, tanaman hias yang bakal banyak diminati tahun depan, khususnya di Jatim, adalah anggrek, Philodendron, dan palem-paleman,” ucapnya.

Anggrek, menurut Sugeng, akan tren karena minat konsumen maupun pedagang sudah jenuh dengan jenis Anthurium. Soalnya, sepanjang 2006—2007 harga Anthurium sudah di luar jangkauan akal sehat. Ia juga menambahkan, kemungkinan masyarakat konsumen atau hobiis akan beralih pandangan, dari yang tadinya hanya jenis daun-daunan hijau, pada 2008 mereka akan lebih memilih jenis tanaman hias yang berbunga dan bunganya bisa dinikmati lama. “Dan itu hanya dimiliki anggrek,” jelasnya.

Sedangkan Philodendron dan Aglaonema, masih menurut Sugeng, akan kembali mencuat lantaran keistimewaan daunnya. Selain berwarna-warni, bentuk daun, khususnya Philodendron, pun banyak variasinya. Pun palem-paleman akan diminati karena tidak perlu perawatan ekstra. Di samping itu, kota-kota besar seperti Denpasar, Surabaya, Malang, dan Jakarta sedang gencar membangun taman baik di perumahan maupun peremajaan taman-taman kota, sehingga palem akan dibutuhkan. Semantara itu, Sanseviera akan banyak dibutuhkan untuk penghias ruangan ber-AC sekaligus pembersih udara.

Menggiurkan

Tentu semakin banyak tanaman hias yang diminati konsumen, akan semakin besar pula peluang pengembangan usahanya. Memang untuk Anthurium, karena harganya kelewat tinggi, pasarnya terkesan eksklusif, sehingga pasarnya sangat terbatas. Tapi di luar itu, masih banyak tanaman hias yang harganya lebih terjangkau, sehingga bisa dibuat massal. Pasarnya pun tidak terbatas di dalam negeri, tapi juga ekspor.

“Lebih baik kita mengembangkan industri tanaman hias yang massal karena pangsa pasarnya besar,” papar Ir. Agus Wediyanto, MSc., Direktur Tanaman Hias, Ditjen Hortikultura, Deptan. Perkembangan masyarakat penggemar tanaman hias, lanjut dia, kini kian tumbuh di semua provinsi. Total omzet dari bisnis bisnis tanaman di 18 provinsi mencapai US$10 juta/tahun.

Lebih jauh Agus mengemukakan, pengembangan tanaman hias di tanah air sangat dipengaruhi oleh bisnis tanaman hias secara global. Sebagai gambaran, pada 1985 pasar tanaman hias dunia baru senilai US$19 miliar. Sepuluh tahun kemudian meningkat menjadi US$30 miliar. Kurun 2005—2006 meningkat lagi menjadi US$62 miliar. Dan pada 2006—2007 diperkirakan akan mencapai US$92 miliar.

Data tersebut menunjukkan peningkatan tren sangat tajam. Karena itu perdagangan tanaman hias di dalam negeri pun cukup baik. Berdasarkan catatan BPS, Produk Domestik Bruto (PDB) tahun lalu dari tanaman hias sudah mencapai Rp4,9 triliun. Sementara nilai ekspornya sendiri rata-rata US$12 juta/tahun. Sekitar 75% ekspor didominasi tanaman tropis, sisanya anggrek. “Permintaan dunia terutama datang dari negara-negara di Eropa dan Asia,” ucap Agus.

Kebutuhan pasar dalam negeri pun, masih menurut Agus, cukup besar. Untuk bunga anggrek misalnya, kebutuhan mencapai 50.000 tangkai/tahun. Tapi sayang, petani baru mampu memproduksi 20.000 tangkai. Jadi, peluang usaha di tanaman hias itu masih terbuka lebar. (Dadang WI, Tri Mardi, Yan Suhendar, Selamet R., Tri Agus (Malang)

Tiga Calon Pesohor

Ditempatkan dalam ruangan atau taman, tanaman hias tetap menarik, cantik, dan mempesona. Tak sebatas itu, dengan pemilihan dan penempatan yang pas, tanaman hias mampu memberikan elemen penting di sudut rumah.

Menurut para pemerhati, hobiis, dan pelaku usaha, sedikitnya ada tiga jenis tanaman hias yang bakal tren pada 2008.

1. Adenium

Adenium atau kamboja Jepang, memikat para penggemar tanaman hias karena variasi warna bunganya kaya dan indah. Ditambah lagi bentuk akarnya yang membesar membentuk bonggol. Inilah yang membuat sosoknya jadi unik dan bernilai seni tinggi, mirip bonsai, sehingga membius para penyinta.

Bila selama ini Adenium populer dengan beragam jenis dan warna bunganya, kini muncul lagi jenis silangan baru. Bukan hanya bonggol Adenium obesum yang bakal diincar konsumen, tetapi sosok yang benar-benar mirip bonsai, yaitu A. arabicum dan A. socotranum. Belakangan ini, Arabicum makin dicari konsumen, meski harga bijinya hampir 10 kali lipat Obesum.

Jenis yang juga diperkirakan akan menjadi tren masa depan yakni Soco hibrida. Sosoknya amat bagus. Bonggol besar kokoh, berwarna putih perak dengan cabang-cabang yang juga kokoh. Secara alami, Soco hibrida memiliki sosok yang sudah layak disebut bonsai. Tak heran di beberapa lomba, Soco masuk dalam kelas tersendiri yakni Arabicum hibrida.

2. Aglaonema

Keindahan Aglaonema terletak pada warna dan corak daun yang aduhai. Warna dan corak daunnya berwarna-warni, ada yang hijau, putih, kuning, orannye, merah, tembaga, cokelat, dan keemasan. Daya tahan daun bisa 2—4 bulan, sebelum menguning dan rontok.

Di Indonesia, Aglaonema yang memiliki sekitar 30 spesies ini, lebih dikenal dengan sebutan “Sri Rejeki”. Tanaman dari suku Araceae (talas-talasan) ini sudah sejak lama populer. Varian Aglaonema yang kini populer di dunia antara lain Pride of Sumatera-peraih juara II kategori tanaman hias indoor pada ajang Floriade di Belanda, dan Ruby Sunset yang menyabet gelar Favorit Tanaman Baru di arena Tropical Plant Industry Exhibtion 2007 di Miami, Florida, Amerika Serikat. Kedua varian ini hasil silangan Greg Hambali yang asli Indonesia.

3. Sansiviera

Jenis Sansiviera terdapat 60 spesies. Pesona tanaman hias berdaun seperti pedang, meruncing, ini tak kalah menarik dibanding tanaman hias daun lainnya. Keunggulan Sansiviera lainnya adalah kemampuannya dalam menyerap polusi. Wajar bila Sasiviera banyak diminati untuk kemudian ditaruh di pojok ruang kantor atau rumah. Bahkan, si “Lidah Mertua” ini kerap ditaruh di sudut dapur atau kamar mandi untuk meredam bau.(DadangWI)

http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=7&aid=1127

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Selamat siang,,

Saya Mita Pusponingtyas, mahasiswa Manajemen Agribisnis IPB semester 8. saat ini saya sedang menyelesaikan tugas akhir (skripsi) dengan topik: Strategi Bersaing Perusahaan dalam Industri Tanaman Hias.

Untuk mendukung penelitian saya, saya membutuhkan wawancara dan konsultasi dengan pakar tanaman hias. melalui kolom ini saya berharap Anda dapat membantu saya untuk mendapatkan no kontak:
- GREG HAMBALI
- F. Rahardi, Ketua Forum Kerjasama Agribisnis (FKA)
- Iin Hasyim

Saya juga mengharapkan rekomendasi tokoh/pakar lain dari Anda sebagai tambahan pengetahuan Saya.
Saya sangat mengharapkan balasan Anda. Terima kasih atas bantuannya...

Salam hangat,,
Mita
(085216167665 atau 08997335660)
email: mita_free@yahoo.com