27 Maret 2008

Yang Kini Tengah Jadi Incaran

Oleh trubuson - Jumat, 01 Februari 2008

Besi terbang itu baru saja mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. Bagus Harimurti-sebut saja begitu namanya-cepat-cepat turun dari pesawat dan mencari kendaraan menuju kawasan Bumi Serpong Damai. Dari sebuah rumah, kolektor sansevieria itu memborong douglas, coral blue, dan parva.

Pria asal Blitar itu baru saja pulang berjalan-jalan ke nurseri-nurseri di Singapura. 'Tapi saya tidak menemukan yang saya cari,' katanya. Hasil kontak sana-sini akhirnya Bagus bertemu dengan Anna Sylvana, pemain sansevieria di Tangerang.

Dari kediaman Anna, S. masoniana 'douglas', S. kirkii 'coral blue', dan S. parva yang rata-rata berdaun tebal langsung diangkut menuju Blitar. Itu untuk melengkapi koleksi lidah jin di kediaman.

Tebal

Nun di Permatahijau, Jakarta Selatan, Iwan Hendrayanta menyodorkan sepot S. halii 'ping bat' kepada Destika Cahyana dan Evy Syariefa, wartawan Trubus. 'Coba deh pegang. Tebal dan keras sekali ya?' katanya setengah bertanya. Waktu digenggam, daun lidah jin yang didapat Iwan dari Thailand itu memang keras-seperti menggenggam balok kayu. Ketika diukur ketebalan daun mencapai 3 cm. Bandingkan dengan tebal S. kirkii yang hanya 2 mm. Padahal, kirkii termasuk sansevieria berdaun tebal.

Berdekatan dengan halii berjejer S. parva 'stick' yang seperti tongkat kecil atau pensil, S. parva 'congo hyacinth' yang kerap disebut parva airmancur karena komposisi daun mengingatkan pada air mancur, S. masoniana 'kongo' variegata, dan silangan S. kirkii berdaun kehijauan. Semua bertekstur daun keras.

Penelusuran Trubus kepada para pemain lidah jin, kini jenis-jenis berdaun tebal dan keras memang tengah jadi incaran. Para hobiis yang datang ke nurseri Greenery-milik Anna dan Grace Satyadharma-kerap menanyakan S. pinguicula, S. parva, S. kirkii 'coral blue', S. masoniana 'douglas', S. aetopica, S. cylindrica, dan S. sp 'malawi'.

Di Tangerang, banyak yang meminta S. patens, S. suffruticosa, S. 'fernwood', dan S. phillipsiae pada Handhi. Di Yogyakarta, S. masoniana 'giant', S. sordida, dan S. kirkii 'brown' di nurseri milik Andy Solviano Fajar jadi incaran. Sementara di Batu, para kolektor pelanggan Agus Gembong Kartiko mencari S. cylindrica, S. stucky, dan S. erythraeae.

Tak melulu berdaun tebal dan keras, sansevieria incaran itu punya bentuk dan corak warna menarik. S. kirkii berwarna cokelat tanaman mati, S. masoniana lebar dan besar hampir setelapak tangan, sementara S. pinguicula berdaun pendek, tebal-tebal, dan tersusun meroset.

Eksklusif

Si daun tebal kebanyakan masih didatangkan dari mancanegara. Boen Soediono memboyong S. volkensii, S. 'koko', S. 'horwood', S. humiflora, S. halii 'hawaian star', dan S. suffruticosa 'frosty spear' dari Thailand. Pun S. downsii 'chahinian', S. halii 'hawaiian sunset', dan S. 'eghrenbergii'. Iwan Hendrayanta menenteng S. kirkii var kirkii 'superclone' dari Milan, Italia. Sementara Edi Sebayang, kolektor di Tangerang, memesan S. caulescens dan S. pearsonii dari Florida, Amerika Serikat.

Harga lidah jin 'pendatang' itu mahal, rata-rata dibanderol jutaan rupiah. Maklum 'Sulit mendapatkannya karena butuh waktu lama untuk perbanyakan dan jumlahnya pun terbatas,' kata Boen. Beberapa jenis malah kini tidak bisa dibawa masuk ke tanahair. 'Contohnya pinguicula dan juvenil,' tutur Anna. Di negara asal, keduanya tidak lagi diperbolehkan diperdagangkan ke luar negeri.

Toh para penggemar pantang surut mengoleksi. Jenis-jenis berdaun tebal, keras, dan berpenampilan menarik tetap jadi dambaan. (Evy Syariefa/Peliput: Destika Cahyana, Nesia Artdiyasa, dan Lastioro Anmi Tambunan)

http://www.trubus-online.co.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=1&artid=1163

Tidak ada komentar: