17 Desember 2007

Ragam Cara Cegah Pencurian Anthurium PASANG KAMERA, ALARM, SAMPAI ANJING PENGAMAN

Ragam Cara Cegah Pencurian Anthurium
PASANG KAMERA, ALARM, SAMPAI ANJING PENGAMAN

Tabloidnova.com) Seiring dengan kepopulerannya, laporan pencurian jenis tanaman hias ini semakin banyak diterima petugas kepolisian. Lalu, apa langkah pengamanan si pemilik tanaman yang harganya jutaan itu.

KLIK - Detail Berbagai media massa sejak awal tahun ini memberitakan beberapa kejadian pencurian anthurium dari berbagai jenis. Selain jenis anthurium, tanaman mahal lain yang juga jadi incaran tangan jahil pencuri adalah adenium. Tak hanya di Jakarta, kasus pencurian ini pun marak terjadi di daerah lain seperti Sleman (DIY), Sragen (Jateng), Surabaya (Jatim) bahkan Balikpapan (Kaltim).

Salah satu pencurian anthurium terjadi di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (27/10) silam. Ketika dihubungi, Kamis (15/11) Kanitreskrim Polsek Kebon Jeruk, Iptu. Yustianto membenarkan kasus ini. “Sekarang kasusnya sudah kami limpahkan ke Polres Jakarta Barat,” tuturnya.

Dua tersangka SR (25) dan HR (14)sudah diamankan petugas. Ketika itu, mereka tertangkap basah sedang mencuri empat tanaman hias anthurium seharga Rp 8 juta. Keduanya mengaku mencuri karena ada pesanan dari seseorang yang bersedia membeli satu tanaman anthurium curiannya itu Rp 400.000. Padahal, harga tanaman itu dibeli pemiliknya dengan harga Rp 2 juta.

Para tersangka mengaku tergiur karena barang curiannya cepat terjual. Itu sebabnya, mereka tampak benar-benar menyusun strategi sebelum menjalankan aksinya. Misalnya saja SR dan HR. Tindakannya saat menjalankan aksi sungguh tak biasa. Ia merasa tak sanggup melewari pagar kawat berduri yang dipasang si pemilik rumah. Tak kurang akal, ”Saya membuat lubang seukuran badan di bawah pagar,” aku SR.

KLIK - Detail Beruntung ada warga sekitar memergoki perbuatan SR dan segera memanggil warga lainnya untuk mengamankan SR dan HR. Kini keduanya meringkuk di sel Polres Jakarta Barat. Nah, seiring maraknya pencurian tanaman mahal ini, si pemilik juga menyusun cara untuk menangkalnya.

BEBERAPA KALI KECURIAN
Sejak booming anthurium tiga tahun lalu, nursery bernama toekang keboen di kawasan Serpong sudah mulai menjual jenis tanaman berdaun besar ini. Demi memuaskan pelanggannya, beberapa jenis harus didatangkan dari Thailand. Tak heran, harga yang ditawarkan bisa mencapai puluhan atau ratusan juta rupiah.

Berbicara masalah pencurian tanaman, Andi Wijaya, pemilik nursery bernama toekangkeboen ini mengaku beberapa kali menjadi korban. “Sejak aglonema naik daun, kami sudah pernah kehilangan beberapa koleksi. Ketika harga anthurium mahal, saya juga pernah kecurian. Sepertinya pencuri juga mengikuti tren tanaman hias,” aku Andi sambil tertawa.

Sekitar 2004 lalu, Andi mengaku rugi sampai ratusan juta rupiah. Kala itu, adenium mahal koleksinya digondol maling. “Seluruh tanaman yang ada di ruangan itu habis. Dari situ saya belajar untuk meningkatkan keamanan,” ucapnya.

Sejak itu, semakin hari keamanan usahanya semakin ditingkatkan. “Enggak cukup hanya dikunci dan dipasang tralis besi. Supaya aman, tetap harus ada yang menjaga setiap malam. Untuk itu, kami mempunyai dua orang petugas keamanan,” ujar pria yang pernah menjual satu pot anthurium supernova seharga Rp 175 juta.


Rupanya, cara ini masih belum cukup. Yang terbaru, Andi memasang alarm di sekitar koleksi anthuriumnya. “Dan ternyata itu sangat membantu. Buktinya, baru beberapa hari lalu alarm itu menggagalkan pencurian di toko kami. Kejadiannya malam hari. Pencuri berusaha masuk melompat pagar,” ungkapnya.

KLIK - Detail Belum sampai lokasi koleksi anthurium, gerakan sang pencuri terdeteksi oleh alarm yang dipasang Andi. “Langsung heboh karena alarm bunyi meraung-raung. Sayangnya pencuri berhasil melarikan diri. Kami hanya menemukan sandal dan karung. Pemasangan alarm yang saya lakukan ternyata sampai sekarang terbukti ampuh,” ucap Andi sambil tersenyum.

Ditambahkan Andi, setiap pedagang dan pemilik anthurium pasti sudah mempunyai cara tersendiri dalam mengamankan koleksinya. Masih ada satu lagi cara Andi mengamankan tanaman mahalnya. “Selain menyewa dua orang keamanan khusus malam, karyawan saya juga tidur di sini.”

KEAMANAN BERLAPIS

Seperti Andi, Chandra Gunawan Hendarto, pemilik Godongijo Nursery juga punya pengalaman buruk. Tahun lalu, 60 pot sekaligus, digasak pencuri. Kalau dihitung, “Total kerugiannya mencapai ratusan juta rupiah. Kami sempat menyebar foto tanaman yang dicuri. Saat itu, kan, jumlah anthurium belum begitu banyak. Tapi, sampai saat ini belum ada informasi keberadaannya,” kisah Chandra.

Nursery yang terletak di Serua, Cinangka, Sawangan, Kotamadya Depok itu ada beberapa green house. Selain itu, di sana juga ada beberapa fasilitas berupa salon tanaman, kids room atau tempat mainan anak-anak, tempat penjualan sarana produksi pertanian, klinik tanaman hias, perpustakaan, toko buku pertanian, tempat parkir, serta areal cafe dan restoran. Untuk menjamin keamanan semua koleksi berbagai jenis tanaman hias yang tersebar di atas lahan 2,5 hektar miliknya, Chandra menerapkan beberapa sistem keamanan.

KLIK - Detail Pertama, “Kami membangun pagar beton di sekeliling kebun dan di atasnya kami beri kawat berduri. Lalu, kami perlu juga beberapa tenaga keamanan,” cetusnya. Di tempat yang luas itu, jelas Chandra, pengawasan petugas keamanan pastilah sangat terbatas. Masih ada lagi yang dilakukan Chandra yaitu melepas 20 anjing di sekitar kebun.

Anjing-anjing itu tak bertugas sepanjang waktu. “Malam hari adalah waktu anjing-anjing ini bertugas. Dua orang petugas keamanan khusus pun berkeliling setiap malam. Kalau siang enggak perlu, kan banyak orang di sini,” ujar pria yang sudah sembilan tahun berkiprah di bidang tanaman hias ini.

“Anjing sangat baik untuk keamanan, ada suara sedikit saja pasti mereka akan menggonggong. Agar semakin efektif, anjing kami bagi di lima area kebun yang dipisahkan dengan pagar kawat supaya mereka enggak mengumpul di satu lokasi,” terang Chandra yang memiliki banyak tanaman mahal. Ia juga punya 200 jenis varietas yang berbeda dari adenium dan beberapa jenis aglonema.

Untuk lebih memantapkan sistem keamanan, Chandra juga memasang delapan unit kamera keamanan yang tersebar di beberapa titik. Memang Chandra patut merasa cemas dengan keamanan koleksinya. Pasalnya, “Harga satu pot anthurium termahal yang ada di ruang pamer berkisar Rp 30 – 40 juta. Sebenarnya saya punya lebih banyak dari yang ada di ruang pamer, semuanya saya taruh di kebun lain yang jaraknya sekitar 10 menit dari sini,” ucapnya.

Agar keamanan semakin terjamin, ruang pamer koleksi anthurium dan aglonema yang ada di kompleks nursery itu selalu terkunci setiap saat. Pintu masuk hanya terbuka jika ada calon pembeli yang hendak melihat koleksinya. Dengan cara ini, Chandra berharap maling tak bakal mampir ke tempat usahanya.
http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=15196

Tidak ada komentar: